Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menggelar seni tari di tiga lokasi yakni Alun Alun Pancasila Cepogo, Balai Sidang Mahesa (Dom) dan Alun Alun Pengging dalam rangka memperingati Hari Tari Sedunia 2024.
Bupati Boyolali M. Said Hidayat, Sabtu, mengatakan berbagai rangkaian kegiatan telah dilaksanakan untuk memperingati Hari Tari Sedunia 2024 yang digelar di tiga tempat berbeda itu.
Pentas tari berawal dari Alun Alun Pancasila Cepogo, kemudian berlanjut ke Balai Sidang Mahesa Boyolali dan Alun Alun Pengging Banyudono hingga pukul 24.00 WIB. Gelaran Hari Tari Sedunia, yang diperingati setiap 29 April, melibatkan 50 sanggar tari untuk mengisi acara di tiga titik tersebut.
Penari dari berbagai sanggar itu berkolaborasi untuk gelaran Hari Tari Sedunia di Boyolali. Tiap-tiap panggung mengadakan acara berdurasi sekitar enam jam sehingga acara berlangsung mulai pukul 06.00 hingga 24.00.
Bersamaan dengan gelaran Hari Tani Sedunia, Pemkab Boyolali meluncurkan buku "Boyolali Kaya Seni, Boyolali Kaya Cerita" dan pembukaan Pasar Seni Boyolali, yang dibuka langsung oleh Bupati Hidayat.
"Kami juga meluncurkan 'Buku Boyolali Kaya Seni', dalam rangka bagaimana Boyolali dapat mencatat kekayaan seni yang ada di Kabupaten Boyolali ini," kata Hidayat.
Semakin banyak buku yang ditulis, menurut Bupati Hidayat, akan semakin menggali potensi cerita lokal Boyolali sekaligus menambah pengayaan literasi budaya kepada masyarakat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaa Boyolali Supana mengharapkan melalui kegiatan itu mereka bisa berpartisipasi dalam melestarikan tarian sekaligus memberi ruang berekspresi dan beraktualisasi bagi para seniman, khususnya yang berasal dari Boyolali.
"Terutama tari rakyat di lereng Gunung Merapi dan Merbabu jumlahnya luar biasa banyak," kata Supana.
Bupati Boyolali M. Said Hidayat, Sabtu, mengatakan berbagai rangkaian kegiatan telah dilaksanakan untuk memperingati Hari Tari Sedunia 2024 yang digelar di tiga tempat berbeda itu.
Pentas tari berawal dari Alun Alun Pancasila Cepogo, kemudian berlanjut ke Balai Sidang Mahesa Boyolali dan Alun Alun Pengging Banyudono hingga pukul 24.00 WIB. Gelaran Hari Tari Sedunia, yang diperingati setiap 29 April, melibatkan 50 sanggar tari untuk mengisi acara di tiga titik tersebut.
Penari dari berbagai sanggar itu berkolaborasi untuk gelaran Hari Tari Sedunia di Boyolali. Tiap-tiap panggung mengadakan acara berdurasi sekitar enam jam sehingga acara berlangsung mulai pukul 06.00 hingga 24.00.
Bersamaan dengan gelaran Hari Tani Sedunia, Pemkab Boyolali meluncurkan buku "Boyolali Kaya Seni, Boyolali Kaya Cerita" dan pembukaan Pasar Seni Boyolali, yang dibuka langsung oleh Bupati Hidayat.
"Kami juga meluncurkan 'Buku Boyolali Kaya Seni', dalam rangka bagaimana Boyolali dapat mencatat kekayaan seni yang ada di Kabupaten Boyolali ini," kata Hidayat.
Semakin banyak buku yang ditulis, menurut Bupati Hidayat, akan semakin menggali potensi cerita lokal Boyolali sekaligus menambah pengayaan literasi budaya kepada masyarakat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaa Boyolali Supana mengharapkan melalui kegiatan itu mereka bisa berpartisipasi dalam melestarikan tarian sekaligus memberi ruang berekspresi dan beraktualisasi bagi para seniman, khususnya yang berasal dari Boyolali.
"Terutama tari rakyat di lereng Gunung Merapi dan Merbabu jumlahnya luar biasa banyak," kata Supana.