Magelang (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Magelang mengatakan kegiatan seni budaya setiap tahun "Grebeg Gethuk" berkaitan dengan hari jadi Kota Magelang, sekaligus memperkuat jenama daerah setempat sebagai "Kota Getuk".

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Magelang Sugeng Priyadi dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang yang diterima di Magelang, Jumat, mengatakan kegiatan itu berupa penyajian kepada publik tentang kelahiran Kota Magelang dalam bentuk dramatisasi. Antara lain prosesi penetapan Perdikan Mantyasih, penyerahan Prasasti Mantyasih, Bulu Bekti Gunungan Palawija, sendratari kolosal, dan puncaknya berupa gerebek getuk.

Hari jadi Kota Magelang bertepatan dengan tanggal 11 April, dan tahun ini memasuki Hari Jadi ke-1118. Tahun ini, perayaan "Grebeg Gethuk" diselenggarakan pada Minggu (28/4).

"Tahun ini 'Grebeg Gethuk' dibarengi dengan Festival Gethuk di alun-alun sebagai ikon Kota Magelang. Ini sudah menjadi kegiatan nasional. Harapannya menjadi internasional, berkelas lebih tinggi," katanya.

Ia menyatakan bahwa acara itu dinanti masyarakat setelah ditiadakan karena pandemi COVID-19 sejak 2020. Sementara "Grebeg Gethuk" Kota Magelang diselenggarakan sejak 2006.

"Grebeg Gethuk" tahun ini berupa perarakan satu gunungan getuk ukuran besar dan empat lainnya ukuran kecil untuk diperebutkan masyarakat.

Ia menjelaskan tujuan menghadirkan lebih dari satu gunungan getuk dalam acara itu untuk memecah keramaian massa supaya tidak terpusat di satu gunungan besar yang diperebutkan.

Rangkaian prosesi "Grebeg Gethuk", antara lain pementasan kesenian daerah setempat oleh tujuh sanggar tari lokal, kesenian luar daerah berasal dari delapan kabupaten peserta pameran, musik Magelang Sparkle, drumband Akmil, tari kolosal Gugur Gunung, sendratari kolosal Babad Mahardika dan doa bersama.

Ia juga menyebut adanya 17 gunungan palawija sebagai simbol jumlah kelurahan di Kota Magelang dalam acara itu.

"Maknanya, palawija itu merupakan lambang kesuburan yang akhirnya dinikmati masyarakat dan disimbolkan dengan gerebek," kata Sugeng.

Ia menjelaskan Festival Gethuk (26-28 April 2024) akan lebih mengeksplorasi varian produk getuk berasal dari berbagai daerah, antara lain Sragen, Banyumas, Karanganyar, Kabupaten Magelang, Klaten, Kabupaten Semarang, Kebumen, Salatiga, dan Temanggung.

Kegiatan itu, ujarnya, memberi ruang ekspresi, edukasi, sekaligus mengangkat potensi kearifan lokal (sejarah, kuliner, pariwisata, seni budaya, dan ekonomi kreatif) serta meningkatkan daya saing daerah di lingkup regional serta nasional, terutama dalam upaya mendorong pengembangan sektor pariwisata dan sektor-sektor terkait lainnya.

Pada kegiatan ini akan dipamerkan, antara lain produk kerajinan, industri kecil, aksesoris, kriya seni budaya, ekonomi kreatif, busana, kuliner tradisional, cagar budaya. 

Sedikitnya 90 gerai khusus getuk dalam pameran itu, sedangkan stan UMKM makanan lainnya di luar area gerai Festival Gethuk.

 

Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024