Semarang (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyerahkan bantuan sekitar 10 ribu pompa air untuk petani di Jawa Tengah, yang merupakan bagian dari upaya peningkatan produksi pertanian melalui program pompanisasi.
"Untuk Jawa Tengah tidak perlu bertahap, langsung saya serahkan 10 ribu unit," kata Mentan Amran saat penyerahan bantuan di Semarang, Selasa.
Secara keseluruhan, lanjut dia, total nilai bantuan alat dan mesin pertanian untuk provinsi ini mencapai Rp500 miliar hingga Rp600 miliar.
Menurut Mentan, dalam empat tahun terakhir terjadi penurunan produksi pertanian. Tekanan El Nino serta perubahan iklim yang begitu keras menjadi salah satu pemicunya.
"Produksi kita turun dari 34 juta ton menjadi 30 juta ton. Kita mengalami defisit pangan sekitar 4 juta ton," katanya.
Pompanisasi lahan pertanian yang berfokus di Pulau Jawa, kata dia, merupakan salah satu solusi cepat untuk meningkatkan produksi pangan. "Kalau Jawa Tengah tambahan minimal 1,2 juta ton, maka defisit 3 sampai 4 juta ton selesai," tambahnya.
Amran juga memastikan kemudahan memperoleh bahan bakar minyak jenis solar untuk pengoperasian alat-alat pertanian tersebut. "Saya sudah bicara dengan Menteri ESDM, cukup rekomendasi dari kepala desa untuk pembelian solar," katanya.
Sementara itu Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi menegaskan TNI siap siaga untuk menyukseskan ketahanan pangan. "Kodam siap melaksanakan tanggung jawab agar bantuan bisa tepat sasaran," katanya.
Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menambahkan terdapat tiga sungai besar di Jateng yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung program pompanisasi tersebut, yakni Sungai Bengawan Solo, Sungai Serayu, dan Sungai Lusi.
"Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi penyangga pangan nasional optimistis bisa melanjutkan tren peningkatan produksi pertanian," katanya.
"Untuk Jawa Tengah tidak perlu bertahap, langsung saya serahkan 10 ribu unit," kata Mentan Amran saat penyerahan bantuan di Semarang, Selasa.
Secara keseluruhan, lanjut dia, total nilai bantuan alat dan mesin pertanian untuk provinsi ini mencapai Rp500 miliar hingga Rp600 miliar.
Menurut Mentan, dalam empat tahun terakhir terjadi penurunan produksi pertanian. Tekanan El Nino serta perubahan iklim yang begitu keras menjadi salah satu pemicunya.
"Produksi kita turun dari 34 juta ton menjadi 30 juta ton. Kita mengalami defisit pangan sekitar 4 juta ton," katanya.
Pompanisasi lahan pertanian yang berfokus di Pulau Jawa, kata dia, merupakan salah satu solusi cepat untuk meningkatkan produksi pangan. "Kalau Jawa Tengah tambahan minimal 1,2 juta ton, maka defisit 3 sampai 4 juta ton selesai," tambahnya.
Amran juga memastikan kemudahan memperoleh bahan bakar minyak jenis solar untuk pengoperasian alat-alat pertanian tersebut. "Saya sudah bicara dengan Menteri ESDM, cukup rekomendasi dari kepala desa untuk pembelian solar," katanya.
Sementara itu Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi menegaskan TNI siap siaga untuk menyukseskan ketahanan pangan. "Kodam siap melaksanakan tanggung jawab agar bantuan bisa tepat sasaran," katanya.
Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menambahkan terdapat tiga sungai besar di Jateng yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung program pompanisasi tersebut, yakni Sungai Bengawan Solo, Sungai Serayu, dan Sungai Lusi.
"Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi penyangga pangan nasional optimistis bisa melanjutkan tren peningkatan produksi pertanian," katanya.