Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menyelenggarakan lomba berpakaian unik yang diikuti oleh para pedagang kaki lima yang berdagang di Jalan Alun-Alun dalam rangkaian menyambut Hari Ulang Tahun Ke-58 Kabupaten Batang.
"Para pedagang kaki lima mengenakan pakaian unik saat melayani pembeli," kata Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Selasa.
Lani Dwi Rejeki mengapresiasi inisiatif Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi yang telah menggelar kegiatan itu dalam rangkaian menyambut HUT Ke-58.
"Kami merasa bangga atas inisiatif agenda itu karena dengan mengenakan pakaian-pakaian tertentu bisa menarik pengunjung dan dagangannya bisa laku karena ada daya tarik tersendiri," katanya.
Ia mengimbau para pedagang dapat menggunakan "Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)" sebagai transaksi elektronik.
"Di era digitalisasi para pedagang sudah bisa menggunakan QRIS sebagai transaksi elektronik, apalagi penggunaan sistem ini sudah mendapat dukungan serta fasilitas dari Bank Jateng," katanya.
Dengan melalui sistem QRIS maka pembeli itu tidak perlu membawa uang banyak karena bisa memilih menggunakan pembayaran digital.
"melalui QRIS maka pajaknya pun otomatis bisa masuk. Ini yang segera akan kami laksanakan, memang sebagian sudah namun belum semua (pedagang menggunakan QRIS)," katanya.
Selain itu, kata dia, para pedagang juga berkontribusi dalam membangun daerah melalui pungut retribusi untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).
"Mereka ditarget retribusi Rp110 juta per tahun. Alhamdulillah setiap tahunnya mencapai target," katanya.
Baca juga: Pemkab Batang gelar bakti sosial sambut HUT Batang Ke-58
"Para pedagang kaki lima mengenakan pakaian unik saat melayani pembeli," kata Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Selasa.
Lani Dwi Rejeki mengapresiasi inisiatif Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi yang telah menggelar kegiatan itu dalam rangkaian menyambut HUT Ke-58.
"Kami merasa bangga atas inisiatif agenda itu karena dengan mengenakan pakaian-pakaian tertentu bisa menarik pengunjung dan dagangannya bisa laku karena ada daya tarik tersendiri," katanya.
Ia mengimbau para pedagang dapat menggunakan "Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)" sebagai transaksi elektronik.
"Di era digitalisasi para pedagang sudah bisa menggunakan QRIS sebagai transaksi elektronik, apalagi penggunaan sistem ini sudah mendapat dukungan serta fasilitas dari Bank Jateng," katanya.
Dengan melalui sistem QRIS maka pembeli itu tidak perlu membawa uang banyak karena bisa memilih menggunakan pembayaran digital.
"melalui QRIS maka pajaknya pun otomatis bisa masuk. Ini yang segera akan kami laksanakan, memang sebagian sudah namun belum semua (pedagang menggunakan QRIS)," katanya.
Selain itu, kata dia, para pedagang juga berkontribusi dalam membangun daerah melalui pungut retribusi untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).
"Mereka ditarget retribusi Rp110 juta per tahun. Alhamdulillah setiap tahunnya mencapai target," katanya.
Baca juga: Pemkab Batang gelar bakti sosial sambut HUT Batang Ke-58