Semarang (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang Prof Gunarto mendorong penyelesaian banjir di Kota Semarang secara menyeluruh, terutama di wilayah Kaligawe yang menjadi "langganan" banjir.
Apalagi, kata dia, Kaligawe menjadi jalur strategis nasional di kawasan Pantai Utara Jawa Tengah, dan terdapat berbagai fasilitas penting di sekitarnya, seperti kampus, rumah sakit, hingga industri.
Hal tersebut disampaikan Guru Besar Fakultas Hukum Unissula itu saat menerima kunjungan kerja Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto di Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang, Selasa (19/3).
Gunarto mendampingi Direktur Utama RSI Unissula Prof Dr dr Agung Putra MSi Med menyambut kedatangan Suharyanto dalam rangka kunjungan kerja meninjau daerah-daerah terdampak banjir di Jateng.
Agung Putra menyampaikan komitmen RSI Sultan Agung dalam memberikan layanan kesehatan kepada para pasien meskipun dalam kondisi darurat karena terdampak banjir.
"Beberapa hari yang lalu saat rumah sakit tergenang menjadikan layanan kesehatan kepada pasien terganggu. Harapannya ke depan dengan adanya kunjungan kepala BNPB dan tim bisa memberikan solusi yang lebih baik lagi," katanya.
Sementara itu, Kepala BNPB merespon dengan menyebut pentingnya langkah antisipatif dan preventif, mengingat rumah sakit merupakan objek yang sangat vital.
"Rumah sakit adalah objek yang sangat vital dalam menunjang kesehatan masyarakat sehingga ke depan harus memiliki langkah langkah preventif menghadapi kondisi yang tidak diinginkan seperti banjir," katanya.
"Jika perlu perbaikan sarana dan prasarana maka harus diperbaiki bila perlu pompa maka harus disediakan," tambahnya.
Selain itu ia menganjurkan pentingnya kolaborasi dan pemahaman bersama tentang prosedur menghadapi bersama seperti banjir, salah satunya RS perlu membangun nota kesepahaman (MoU), misalnya dengan Kodim untuk membantu transportasi bagi RS selama masa banjir.
"Biaya operasionalnya bisa menggunakan BNPB. Pemahaman prosedur dan teknis ini penting," pungkasnya.
Cuaca ekstrem yang terjadi selama sepekan lalu menyebabkan Kota Semarang "dikepung" banjir, termasuk di wilayah yang kerap dilanda banjir, seperti di Kaligawe yang sempat banjir selama beberapa hari.
Apalagi, kata dia, Kaligawe menjadi jalur strategis nasional di kawasan Pantai Utara Jawa Tengah, dan terdapat berbagai fasilitas penting di sekitarnya, seperti kampus, rumah sakit, hingga industri.
Hal tersebut disampaikan Guru Besar Fakultas Hukum Unissula itu saat menerima kunjungan kerja Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto di Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang, Selasa (19/3).
Gunarto mendampingi Direktur Utama RSI Unissula Prof Dr dr Agung Putra MSi Med menyambut kedatangan Suharyanto dalam rangka kunjungan kerja meninjau daerah-daerah terdampak banjir di Jateng.
Agung Putra menyampaikan komitmen RSI Sultan Agung dalam memberikan layanan kesehatan kepada para pasien meskipun dalam kondisi darurat karena terdampak banjir.
"Beberapa hari yang lalu saat rumah sakit tergenang menjadikan layanan kesehatan kepada pasien terganggu. Harapannya ke depan dengan adanya kunjungan kepala BNPB dan tim bisa memberikan solusi yang lebih baik lagi," katanya.
Sementara itu, Kepala BNPB merespon dengan menyebut pentingnya langkah antisipatif dan preventif, mengingat rumah sakit merupakan objek yang sangat vital.
"Rumah sakit adalah objek yang sangat vital dalam menunjang kesehatan masyarakat sehingga ke depan harus memiliki langkah langkah preventif menghadapi kondisi yang tidak diinginkan seperti banjir," katanya.
"Jika perlu perbaikan sarana dan prasarana maka harus diperbaiki bila perlu pompa maka harus disediakan," tambahnya.
Selain itu ia menganjurkan pentingnya kolaborasi dan pemahaman bersama tentang prosedur menghadapi bersama seperti banjir, salah satunya RS perlu membangun nota kesepahaman (MoU), misalnya dengan Kodim untuk membantu transportasi bagi RS selama masa banjir.
"Biaya operasionalnya bisa menggunakan BNPB. Pemahaman prosedur dan teknis ini penting," pungkasnya.
Cuaca ekstrem yang terjadi selama sepekan lalu menyebabkan Kota Semarang "dikepung" banjir, termasuk di wilayah yang kerap dilanda banjir, seperti di Kaligawe yang sempat banjir selama beberapa hari.