Demak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak, Jawa Tengah, memberlakukan aturan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kantornya tergenang banjir.

"Saat ini sebagian besar perkantoran pemerintah di Kabupaten Demak memang tergenang banjir sehingga sejak Senin (18/3) diberlakukan WFH," kata Bupati Demak Eisti'anah di Demak, Rabu.

Banjir yang menggenangi Demak Kota, kata dia, tidak hanya berdampak pada perkantoran Pemkab Demak, melainkan kawasan alun-alun Demak serta sejumlah objek wisata juga terdampak, seperti kompleks makam Sultan Demak Bintoro Raden Fatah, Sunan Kalijaga di Kadilangu, dan pelataran Masjid Agung Demak.

Untuk mengatasi banjir di kawasan perkotaan, lanjutnya, disiapkan tujuh unit mesin pompa penyedot air bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang difokuskan untuk penyedotan air di wilayah Kecamatan Demak Kota.

Untuk satu mesin pompa besar dari BBWS difokuskan untuk membuang air dari Demak Kota ke Sungai Tuntang Kontrak, Kalikondang. Karena banjir di Demak Kota merupakan efek dari Tanggul Bugel yang jebol, kemudian airnya melimpas dan masuk ke Sungai Jajar dan Tuntang, sehingga semua sungai di Kabupaten Demak penuh dan meluber ke pemukiman Demak Kota.

"Saat ini proses penutupan tanggul jebol tersebut dibantu pasukan dari TNI. Kalau dilaksanakan sehari hingga dua hari, maka bisa tertutup 100 persen," ujarnya.

Hasil penyedotan air serta adanya upaya penutupan tanggul jebol, kata dia, untuk saat ini genangan di kota sudah surut lima sentimeter.

"Meskipun demikian, BPBD saya instruksikan untuk mengeluarkan semua mesin Alkon kecil untuk membuang air genangan ke arah Sungai Tuntang Kontrak yang debit airnya kecil," ujarnya.

 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024