Kudus (ANTARA) - Sebanyak 42 warga Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai mengungsi menyusul permukiman mereka tergenang banjir akibat curah hujan yang tinggi.
Menurut Camat Jati Fiza Akbar di Kudus, Kamis, jumlah warga yang mengungsi memang terus bertambah sejak Kamis pagi hingga sore hari tercatat sebanyak 42 jiwa dari 13 keluarga.
Banjir di Desa Jati Wetan, kata dia, mulai terjadi sejak Rabu (13/3), namun karena curah hujan yang tinggi akhirnya warga terpaksa mengungsi karena genangan banjir semakin bertambah.
Jika curah hujan semakin meningkat, maka jumlah warga yang mengungsi juga berpotensi bertambah, mengingat debit air di Sungai Wulan juga cukup tinggi karena air dari Jati Wetan selama ini dialirkan ke Sungai Wulan.
Untuk lokasi pengungsian, kata dia, disediakan di Balai Desa Jati Wetan dan TPQ Alquranul Fikri.
Terkait adanya pengungsi di balai desa, maka pemerintah desa setempat juga tengah berkoordinasi dengan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus.
Banjir di Kecamatan Jati tidak hanya terjadi di Desa Jati Wetan, melainkan terjadi pula di Desa Jetis Kapuan, Tanjung Karang, Jati Kulon, dan Pasuruan Lor.
Sementara yang mengungsi, kata dia, baru dari Desa Jati Wetan, karena selama ini memang langganan banjir dan sering kali mengungsi.
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji menambahkan bahwa dampak banjir juga terjadi di beberapa desa, yakni tujuh desa di Kecamatan Mejobo, satu desa di Kecamatan Kaliwungu, lima desa di Kecamatan Jati, dan satu desa di Kecamatan Jekulo dan Kecamatan Undaan.
Total rumah terdampak banjir, kata dia, sebanyak 150 rumah dengan jumlah warga sebanyak 13.102 jiwa.
Banjir yang terjadi, ujar dia, ada yang disebabkan karena air sungai melimpas, yang tersebar di sembilan desa, seperti Desa Kesambi, Temulus, Tumpangkrasak, Ngembalrejo, Pladen, Tenggeles, Prambatan, Setroklangan, dan Jati Wetan.
Menurut Camat Jati Fiza Akbar di Kudus, Kamis, jumlah warga yang mengungsi memang terus bertambah sejak Kamis pagi hingga sore hari tercatat sebanyak 42 jiwa dari 13 keluarga.
Banjir di Desa Jati Wetan, kata dia, mulai terjadi sejak Rabu (13/3), namun karena curah hujan yang tinggi akhirnya warga terpaksa mengungsi karena genangan banjir semakin bertambah.
Jika curah hujan semakin meningkat, maka jumlah warga yang mengungsi juga berpotensi bertambah, mengingat debit air di Sungai Wulan juga cukup tinggi karena air dari Jati Wetan selama ini dialirkan ke Sungai Wulan.
Untuk lokasi pengungsian, kata dia, disediakan di Balai Desa Jati Wetan dan TPQ Alquranul Fikri.
Terkait adanya pengungsi di balai desa, maka pemerintah desa setempat juga tengah berkoordinasi dengan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus.
Banjir di Kecamatan Jati tidak hanya terjadi di Desa Jati Wetan, melainkan terjadi pula di Desa Jetis Kapuan, Tanjung Karang, Jati Kulon, dan Pasuruan Lor.
Sementara yang mengungsi, kata dia, baru dari Desa Jati Wetan, karena selama ini memang langganan banjir dan sering kali mengungsi.
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji menambahkan bahwa dampak banjir juga terjadi di beberapa desa, yakni tujuh desa di Kecamatan Mejobo, satu desa di Kecamatan Kaliwungu, lima desa di Kecamatan Jati, dan satu desa di Kecamatan Jekulo dan Kecamatan Undaan.
Total rumah terdampak banjir, kata dia, sebanyak 150 rumah dengan jumlah warga sebanyak 13.102 jiwa.
Banjir yang terjadi, ujar dia, ada yang disebabkan karena air sungai melimpas, yang tersebar di sembilan desa, seperti Desa Kesambi, Temulus, Tumpangkrasak, Ngembalrejo, Pladen, Tenggeles, Prambatan, Setroklangan, dan Jati Wetan.