Semarang (ANTARA) - Bank Jateng berhasil mencatatkan laba usaha tahun buku 2023 sebesar Rp2,07 triliun dan menjadi terbesar kedua dari 27 BPD se-Indonesia.
“Keberhasilan Bank Jateng melewati tahun 2023, merupakan hasil kerja bersama seluruh jajaran, termasuk juga kepercayaan dan dukungan dari pemegang saham” kata Irianto Harko Saputro, selaku Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank Jateng dalam keterangan persnya Sabtu (2/3).
Irianto menyebutkan tidak hanya laba yang tercatat positif, aset Bank Jateng juga meningkat dari Rp84,49 triliun pada akhir Desember 2022 menjadi Rp88,45 triliun pada periode yang sama di 2023.
Peningkatan aset tersebut, katanya, terutama bersumber dari meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dari Rp66,84 triliun (Desember 2022) menjadi Rp68,11 triliun di 2023.
Sepanjang tahun 2023 penyaluran kredit Bank Jateng juga meningkat dari Rp57,26 triliun pada akhir Desember 2022 menjadi Rp 61,56 triliun atau tumbuh 7,51 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan di Jawa Tengah yang tumbuh 6,40 persen year on year (yoy).
“Pertumbuhan kredit Bank Jateng tahun 2023 terutama ada pada segmen ritel dan UMKM, sehingga memberikan dampak yang lebih besar bagi perekonomian Jawa Tengah,” katanya.
Penyaluran kredit ritel dan UMKM Bank Jateng itu, katanya, didukung pula dengan keberadaan unit layanan mikro (ULM) yang jumlahnya telah mencapai 124 unit dan tersebar di seluruh Jawa Tengah.
“Saat ini penyaluran kredit ULM telah mencapai lebih dari Rp6,34 triliun kepada 45.715 nasabah dengan rasio NPL terjaga di kisaran 0,29 persen,” katanya.
Ia menambahkan pada akhir Desember 2023, penyaluran kredit segmen ritel dan UMKM telah mencapai Rp15,78 triliun dan tumbuh 23,38 persen dan optimistis pada tahun 2024 pertumbuhan kredit Bank Jateng akan lebih tinggi lagi terutama kredit UMKM.
“Tahun ini, Bank Jateng dipercaya Pemerintah untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp6 triliun," katanya.
Untuk pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility), selama ini, Bank Jateng menyalurkan dana CSR/TJSL yang disinergikan lewat program pembangunan Pemerintah Provinsi Jateng.
Ia menjelaskan program unggulan TJSL/CSR Bank Jateng selama ini menyasar pada berbagai priotritas penting di antaranya, penanganan kemiskinan ekstrem (PKE) untuk rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH), program pencegahan stunting.
Untuk program pencegahan stunting, Bank Jateng merupakan satu satunya Bank Pembangunan Daerah yang mendapatkan penghargaan nasional untuk Kategori Mitra Filantropi yang diserahkan oleh wakil presiden tanggal 6 Oktober 2023.
"Selain itu ada program unggulan berupa program pemberian ketrampilan agar siswa binaan mempunyai jiwa kewirausahaan dan siap pakai di dunia kerja. Bank Jateng juga membantu desa binaan dengan memanfaatkan potensi desa dan pemberdayaan masyarakat bersama dengan BUMDes guna mendorong peningkatan roda perekonomian desa," katanya.
Program lainnya adalah mudik gratis dengan pemberian bantuan fasilitas transportasi bagi pekerja non-formal pada arus mudik dan arus balik lebaran untuk memberikan kenyamanan dan keamanan perjalanan, sehingga tercipta arus mudik yang tertib dan lancar, serta mendorong perputaran ekonomi di Jawa Tengah.
Program Pemulihan Ekonomi Daerah (PED) juga menjadi perhatian Bank Jateng dengan pemberian bantuan CSR minimal Rp1 miliar per kabupaten/kota dan provinsi di Jawa Tengah sesuai dengan persentase setoran modal masing-masing pemda atau total sebesar Rp56.683.000.000 dengan tujuan mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
Selain itu ada juga Program Percepatan Penanganan Kemiskinan (PPPK) berupa pemberian bantuan CSR minimal Rp1 miliar per kabupaten/kota dan provinsi di Jawa Tengah sesuai dengan persentase setoran modal masing-masing pemda atau total sebesar Rp60.000.000.000 dalam rangka percepatan penanganan kemiskinan, pengurangan pengangguran, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
Sepanjang tahun 2023, Bank Jateng telah menyalurkan bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebesar Rp127.364.343.750
Kemajuan Bank Jateng juga terlihat di bidang pengembangan teknologi dan layanan digital dengan produk dan layanan berbasis digital, seperti: Bima mobile banking, Bima QRIS, Electronic Data Capture (EDC), cash management system (CMS) Pemda, dan lainnya.
“Bank Jateng bekerja sama dengan Kemendagri dan Pemda se-Jawa Tengah telah memiliki aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang berbasis CMS, sehingga membantu layanan transaksi non-tunai bagi pemerintah desa di Jawa Tengah," kata Irianto.
Atas rapor biru selama ini, Bank Jateng telah mendapat penghargaan dari berbagai pihak yang independen di antaranya predikat The Best BUMD pada Infobank BUMD Award 2023.
Irianto menambahkan akan melanjutkan transformasi Bank Jateng ke arah yang lebih baik lagi dan ke depan akan lebih fokus lagi dalam peningkatan kualitas pelayanan, baik layanan di kantor cabang maupun layanan digital.
“Banyak kemajuan yang sudah dicapai dan menjadi modal Bank Jateng semakin baik lagi," tutup Irianto Harko Saputro.
“Keberhasilan Bank Jateng melewati tahun 2023, merupakan hasil kerja bersama seluruh jajaran, termasuk juga kepercayaan dan dukungan dari pemegang saham” kata Irianto Harko Saputro, selaku Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank Jateng dalam keterangan persnya Sabtu (2/3).
Irianto menyebutkan tidak hanya laba yang tercatat positif, aset Bank Jateng juga meningkat dari Rp84,49 triliun pada akhir Desember 2022 menjadi Rp88,45 triliun pada periode yang sama di 2023.
Peningkatan aset tersebut, katanya, terutama bersumber dari meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dari Rp66,84 triliun (Desember 2022) menjadi Rp68,11 triliun di 2023.
Sepanjang tahun 2023 penyaluran kredit Bank Jateng juga meningkat dari Rp57,26 triliun pada akhir Desember 2022 menjadi Rp 61,56 triliun atau tumbuh 7,51 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan di Jawa Tengah yang tumbuh 6,40 persen year on year (yoy).
“Pertumbuhan kredit Bank Jateng tahun 2023 terutama ada pada segmen ritel dan UMKM, sehingga memberikan dampak yang lebih besar bagi perekonomian Jawa Tengah,” katanya.
Penyaluran kredit ritel dan UMKM Bank Jateng itu, katanya, didukung pula dengan keberadaan unit layanan mikro (ULM) yang jumlahnya telah mencapai 124 unit dan tersebar di seluruh Jawa Tengah.
“Saat ini penyaluran kredit ULM telah mencapai lebih dari Rp6,34 triliun kepada 45.715 nasabah dengan rasio NPL terjaga di kisaran 0,29 persen,” katanya.
Ia menambahkan pada akhir Desember 2023, penyaluran kredit segmen ritel dan UMKM telah mencapai Rp15,78 triliun dan tumbuh 23,38 persen dan optimistis pada tahun 2024 pertumbuhan kredit Bank Jateng akan lebih tinggi lagi terutama kredit UMKM.
“Tahun ini, Bank Jateng dipercaya Pemerintah untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp6 triliun," katanya.
Untuk pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility), selama ini, Bank Jateng menyalurkan dana CSR/TJSL yang disinergikan lewat program pembangunan Pemerintah Provinsi Jateng.
Ia menjelaskan program unggulan TJSL/CSR Bank Jateng selama ini menyasar pada berbagai priotritas penting di antaranya, penanganan kemiskinan ekstrem (PKE) untuk rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH), program pencegahan stunting.
Untuk program pencegahan stunting, Bank Jateng merupakan satu satunya Bank Pembangunan Daerah yang mendapatkan penghargaan nasional untuk Kategori Mitra Filantropi yang diserahkan oleh wakil presiden tanggal 6 Oktober 2023.
"Selain itu ada program unggulan berupa program pemberian ketrampilan agar siswa binaan mempunyai jiwa kewirausahaan dan siap pakai di dunia kerja. Bank Jateng juga membantu desa binaan dengan memanfaatkan potensi desa dan pemberdayaan masyarakat bersama dengan BUMDes guna mendorong peningkatan roda perekonomian desa," katanya.
Program lainnya adalah mudik gratis dengan pemberian bantuan fasilitas transportasi bagi pekerja non-formal pada arus mudik dan arus balik lebaran untuk memberikan kenyamanan dan keamanan perjalanan, sehingga tercipta arus mudik yang tertib dan lancar, serta mendorong perputaran ekonomi di Jawa Tengah.
Program Pemulihan Ekonomi Daerah (PED) juga menjadi perhatian Bank Jateng dengan pemberian bantuan CSR minimal Rp1 miliar per kabupaten/kota dan provinsi di Jawa Tengah sesuai dengan persentase setoran modal masing-masing pemda atau total sebesar Rp56.683.000.000 dengan tujuan mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
Selain itu ada juga Program Percepatan Penanganan Kemiskinan (PPPK) berupa pemberian bantuan CSR minimal Rp1 miliar per kabupaten/kota dan provinsi di Jawa Tengah sesuai dengan persentase setoran modal masing-masing pemda atau total sebesar Rp60.000.000.000 dalam rangka percepatan penanganan kemiskinan, pengurangan pengangguran, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
Sepanjang tahun 2023, Bank Jateng telah menyalurkan bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebesar Rp127.364.343.750
Kemajuan Bank Jateng juga terlihat di bidang pengembangan teknologi dan layanan digital dengan produk dan layanan berbasis digital, seperti: Bima mobile banking, Bima QRIS, Electronic Data Capture (EDC), cash management system (CMS) Pemda, dan lainnya.
“Bank Jateng bekerja sama dengan Kemendagri dan Pemda se-Jawa Tengah telah memiliki aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang berbasis CMS, sehingga membantu layanan transaksi non-tunai bagi pemerintah desa di Jawa Tengah," kata Irianto.
Atas rapor biru selama ini, Bank Jateng telah mendapat penghargaan dari berbagai pihak yang independen di antaranya predikat The Best BUMD pada Infobank BUMD Award 2023.
Irianto menambahkan akan melanjutkan transformasi Bank Jateng ke arah yang lebih baik lagi dan ke depan akan lebih fokus lagi dalam peningkatan kualitas pelayanan, baik layanan di kantor cabang maupun layanan digital.
“Banyak kemajuan yang sudah dicapai dan menjadi modal Bank Jateng semakin baik lagi," tutup Irianto Harko Saputro.