Purwokerto (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memaksimalkan operasi pasar (OP) untuk mengendalikan harga beras kualitas medium di pasaran yang hingga saat ini bertahan tinggi.
"Kita OP terus, seminggu tiga kali karena masih bertahan tinggi. Namun dari pantauan, kemarin (21/2) harga beras turun, karena pada Selasa (20/2) 'kan Rp17.250 per kilogram, kemarin Rp16.750 per kilogram, turun Rp500," kata Kepala Dinperindag Kabupaten Banyumas Titik Pujiastuti di Purwokerto, Banyumas, Kamis.
Bahkan, kata dia, penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) saat sekarang dilakukan di 23 pasar se-Kabupaten Banyumas setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat.
Oleh karena itu, lanjut dia, masyarakat dipersilakan membeli beras SPHP yang dijual dengan harga Rp10.900 per kilogram atau Rp54.500 per sak isi 5 kilogram untuk mengantisipasi tingginya harga beras kualitas medium di pasaran.
"Beras SPHP tersedia di pasar, cuma masyarakat belum terbiasa menggunakan beras Bulog kualitas medium itu maupun beras Bulog yang premium. Padahal, bisa dijadikan sebagai alternatif pengganti beras kualitas medium maupun premium yang selama ini digunakan masyarakat," katanya.
Selain itu, kata dia, masyarakat juga bisa mencampur beras SPHP dengan beras kualitas medium atau premium yang selama ini digunakan, sehingga dapat menekan biaya pengeluaran.
Disinggung mengenai kemungkinan Pemerintah Kabupaten Banyumas kembali memberikan subsidi terhadap pembelian beras SPHP seperti yang pernah dilakukan pada 2023, dia mengatakan hal itu belum dilakukan karena masih menunggu bagaimana kebijakan pemerintah pusat ke depan.
"Kalau nanti diharuskan untuk subsidi, ya akan diberikan subsidi," katanya.
Lebih lanjut, Titik mengatakan selain beras, komoditas lain yang mengalami kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir adalah cabai akibat faktor cuaca.
"Kemudian ada berapa titik bencana alam, sehingga mengganggu distribusi," katanya.
Salah seorang pedagang sayuran di Pasar Manis, Purwokerto, Anjar mengatakan harga cabai merah besar maupun cabai merah keriting sejak Selasa (20/2) naik dari Rp90.000 per kilogram menjadi Rp95.000 per kilogram.
"Padahal pekan lalu, harga cabai merah besar masih Rp80.000 per kilogram, sedangkan cabai merah keriting Rp72.500 per kilogram," katanya.
Sementara harga cabai rawit merah, kata dia, sejak Selasa (20/2) naik dari Rp80.000 per kilogram menjadi Rp85.000 per kilogram setelah sempat bertahan di kisaran Rp52.500 per kilogram pada pekan sebelumnya.
Sedangkan cabai rawit hijau, lanjut dia, sebesar Rp60.000 per kilogram setelah mengalami kenaikan dari Rp45.000 per kilogram sejak Jumat (16/2).
Baca juga: Bulog gelar operasi pasar beras di Pasar Parakan Temanggung
"Kita OP terus, seminggu tiga kali karena masih bertahan tinggi. Namun dari pantauan, kemarin (21/2) harga beras turun, karena pada Selasa (20/2) 'kan Rp17.250 per kilogram, kemarin Rp16.750 per kilogram, turun Rp500," kata Kepala Dinperindag Kabupaten Banyumas Titik Pujiastuti di Purwokerto, Banyumas, Kamis.
Bahkan, kata dia, penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) saat sekarang dilakukan di 23 pasar se-Kabupaten Banyumas setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat.
Oleh karena itu, lanjut dia, masyarakat dipersilakan membeli beras SPHP yang dijual dengan harga Rp10.900 per kilogram atau Rp54.500 per sak isi 5 kilogram untuk mengantisipasi tingginya harga beras kualitas medium di pasaran.
"Beras SPHP tersedia di pasar, cuma masyarakat belum terbiasa menggunakan beras Bulog kualitas medium itu maupun beras Bulog yang premium. Padahal, bisa dijadikan sebagai alternatif pengganti beras kualitas medium maupun premium yang selama ini digunakan masyarakat," katanya.
Selain itu, kata dia, masyarakat juga bisa mencampur beras SPHP dengan beras kualitas medium atau premium yang selama ini digunakan, sehingga dapat menekan biaya pengeluaran.
Disinggung mengenai kemungkinan Pemerintah Kabupaten Banyumas kembali memberikan subsidi terhadap pembelian beras SPHP seperti yang pernah dilakukan pada 2023, dia mengatakan hal itu belum dilakukan karena masih menunggu bagaimana kebijakan pemerintah pusat ke depan.
"Kalau nanti diharuskan untuk subsidi, ya akan diberikan subsidi," katanya.
Lebih lanjut, Titik mengatakan selain beras, komoditas lain yang mengalami kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir adalah cabai akibat faktor cuaca.
"Kemudian ada berapa titik bencana alam, sehingga mengganggu distribusi," katanya.
Salah seorang pedagang sayuran di Pasar Manis, Purwokerto, Anjar mengatakan harga cabai merah besar maupun cabai merah keriting sejak Selasa (20/2) naik dari Rp90.000 per kilogram menjadi Rp95.000 per kilogram.
"Padahal pekan lalu, harga cabai merah besar masih Rp80.000 per kilogram, sedangkan cabai merah keriting Rp72.500 per kilogram," katanya.
Sementara harga cabai rawit merah, kata dia, sejak Selasa (20/2) naik dari Rp80.000 per kilogram menjadi Rp85.000 per kilogram setelah sempat bertahan di kisaran Rp52.500 per kilogram pada pekan sebelumnya.
Sedangkan cabai rawit hijau, lanjut dia, sebesar Rp60.000 per kilogram setelah mengalami kenaikan dari Rp45.000 per kilogram sejak Jumat (16/2).
Baca juga: Bulog gelar operasi pasar beras di Pasar Parakan Temanggung