Kudus (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, optimistis bisa mencapai target 99,5 persen anak di Kudus mendapatkan vaksin polio, setelah putaran pertama vaksin Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio mencapai target cukup tinggi.

"Sasaran imunisasi polio putaran kedua ini sebanyak 97.018 anak, mulai dari usia 0 hingga 7 tahun 11 bulan 29 hari," kata Kepala Dinkes Kudus Andini Aridewi usai pencanangan vaksinasi polio putaran kedua di Posyandu II Kelurahan Mlatinorowito, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Senin.

Karena putaran pertama bisa mencapai 99,5 persen dari jumlah sasaran, kata dia, maka untuk putaran kedua juga ditargetkan 99,5 persen dari jumlah sasaran sebanyak 97.018 anak.

Meskipun demikian, kata Andini, realisasi 99,5 persen cukup tinggi, bahkan melampaui target nasional sebesar 95 persen.

Ia mengakui pelaksanaan vaksinasi polio putaran pertama tidak bisa mencapai 100 persen karena ada kendala anak yang sedang sakit serta bepergian keluar daerah.

Nantinya, kata dia, setelah sepekan pelaksanaan vaksin polio akan dilakukan penyisiran terhadap anak yang belum menjalani vaksin polio.

Pemberian vaksin polio tersebut, lanjutnya, tidak mengenal status vaksinasi dasar anaknya sudah lengkap atau belum, tetap diberikan karena tindakan ini dalam rangka pencegahan, setelah terjadi kasus polio di Klaten dan Madura.

"Tujuannya juga untuk memberikan kekebalan optimal dan mencegah terjadinya kasus polio karena anak-anak paling rentan terserang penyakit tersebut," ujarnya.

Adapun dampak paling parah bagi anak yang terserang polio yakni bisa mengakibatkan kelumpuhan dan tidak bisa diobati.

Ia berharap di Kabupaten Kudus tidak terjadi kasus polio, karena pemkab merespons cepat dengan imunisasi serentak dan sekarang sudah memasuki putaran kedua dengan target pelaksanaan 19-24 Februari 2024. Sedangkan putaran pertama berlangsung 15-21 Januari 2024.

Untuk mendekatkan pelayanan, maka pelaksanaan pemberian vaksin polio tersebut tidak hanya di puskesmas maupun posyandu, termasuk di Pos Kesehatan Desa (PKD), kemudian sekolah tingkat TK, SD atau Madrasah Ibtidaiyah.

Baca juga: Sejumlah warga Rowosari tolak imunisasi polio, Pemkot Semarang lakukan pendekatan khusus

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024