Semarang (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah Jawa Tengah memperbanyak jumlah penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tahun 2024, bahkan dua kali lipat lebih banyak jika dibandingkan rata-rata bulanan di 2023.

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Jawa Tengah Ahmad Kholisun, ditemui di kantornya Senin (18/2/2024) menyebutkan jumlah rata-rata penyaluran beras SPHP di tahun 2023 hanya 7.800 ton per bulan, sementara di 2024 sejak Januari, penyaluran beras SPHP ditarget mencapai 15.000 ton per bulan.

"Pada 2023 rata-rata 7.800 per bulan (beras SPHP yang disalurkan, red.). Nah tahun ini dua kali lipat dari rata-rata bulanan tahun lalu. Pada Februari ini saja di pertengahan bulan sudah terdistribusi 9.000 ton atau sudah di atas dari rata-rata bulanan tahun lalu," kata Kholisun.

Ia menjelaskan beras SPHP dikemas dalam ukuran 5 kilogram per pack dan dijual dengan harga Rp9.950 per kilogram dari gudang Bulog, sedangkan di pasaran harganya ditetapkan bervariasi dengan batasan harga eceran tertinggi atau HET Rp10.900 per kilogram karena adanya biaya transportasi yang berbeda di masing-masing daerah.

“Beras SPHP dipasarkan melalui berbagai saluran distribusi, baik lewat distributor, pedagang pasar tradisional, pengecer. Rumah pangan kita (RPK Bulog), toko-toko, maupun ritel modern, baik berskala nasional maupun lokal,” katanya.

Bulog Jateng, tambah Kholisun, terus memaksimalkan penyaluran beras SPHP agar merata dan bisa dinikmati masyarakat luas dengan cara dilakukan setiap hari baik di tingkat kantor cabang Bulog, pasar murah dengan menggandeng pemerintah daerah dan stakeholder terkait melalui Program Pengendalian Harga dengan berjualan menggunakan kendaraan pengendali inflasi atau Kendil dan saat ini baru ada tiga armada, serta melalui Program Gerakan Pangan Murah yang digelar di sejumlah kelurahan.

Penambahan alokasi beras SPHP tersebut, lanjut dia, diharapkan menjadi salah satu upaya untuk mengendalikan harga beras di pasaran, selain upaya lain yakni Bulog Jateng mendapat tugas untuk penyaluran bantuan pangan 23.500 ton beras.

Saat ini Bulog Jateng mencatat stok beras mencapai 91.000 ton yang terdiri dari stok operasional sebanyak 48.000 ton dan stok dalam perjalanan 43.000 ton. Kemudian stok komersial sebanyak 3.500 ton, sehingga total 94.500 ton beras.

Untuk pengadaan beras, Kholisun menjelaskan Bulog Jateng melakukan pengadaan dalam negeri, sebagian impor, dan puncak panen raya dalam negeri diperkirakan pada Maret dan April.

"Kabupaten Demak dan Grobogan termasuk daerah sentra produksi. Saat ini di kedua daerah tersebut belum panen dan meski ada banjir, harapannya tidak signifikan berpengaruh pada produksi dan penyerapan," kata Kholisun yang mengaku belum mendapatkan data berapa luasan sawah yang menjadi dampak dari banjir di kedua daerah tersebut. 

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024