Cilacap (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Kilang Cilacap menegaskan kesiapan Kilang Cilacap dalam memproduksi Hidyrotreated Vegetable Oil (HVO) dan Sustainable Aviation Fuel (SAF).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman saat menerima Kunjungan Kerja dan Reses Komisi VII DPR RI di ruang rapat Flamboyan head office RU IV Cilacap, Rabu (7/2).
Taufik menjelaskan bahwa Pertamina saat ini telah memiliki fasilitas produksi Bio-Jet Fuel/SAF dan produk Green Diesel di Kilang Cilacap.
"SAF diproduksi dengan cara Co-Processing, sedangkan HVO sudah dapat diproduksi dengan Standalone Process,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa Co-Processing merupakan proses pengolahan bahan baku nabati yang dicampur dengan proses eksisting untuk menghasilkan produk SAF dengan komposisi 2,4 persen minyak nabati.
"Hasilnya telah diuji penerbangan dengan pesawat CN 235 pada Oktober 2021, serta uji penerbangan dan penerbangan komersial pertama dengan Garuda Indonesia pada Oktober 2023," kata Taufik.
Baca juga: Kilang Cilacap sosialisasikan penanggulangan kebakaran bagi warga
Sementara itu, Green Diesel diproduksi melalui proses Standalone, di mana bahan baku nabati diproses 100 persen sebagai feedstock yang menghasilkan produk Pertamina Renewable Diesel (RD).
“Produk ini telah dipasarkan di pasar domestik pada Formula E Jakarta dan event G20. Selain itu, ekspor blending gasoil dilakukan ke beberapa negara di Benua Eropa pada tahun 2022,” tambah Taufik.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengapresiasi keberadaan Kilang Cilacap sebagai industri yang sangat strategis dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia berbasis industri.
“Apalagi posisinya berada di tengah-tengah Pulau Jawa, dengan infrastruktur pendukung yang lengkap, mulai dari stasiun kereta api, bandara, dan pelabuhan alam terbaik,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa Kilang Cilacap diyakini akan menjadi pengungkit utama pertumbuhan ekonomi pada industri petrokimia, terutama dengan rencana pemindahan ibu kota negara yang membutuhkan pusat pertumbuhan baru di Pulau Jawa.
Kunjungan ini juga dihadiri oleh Dirjen Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji, serta anggota Komisi VII DPR RI lainnya dan beberapa pejabat terkait lainnya.
Baca juga: Kilang Cilacap latih penanggulangan kebakaran kepada petugas Lapas Nusakambangan
Baca juga: Kilang Cilacap bekali 55 pemuda dengan pelatihan "Safetyman"
Baca juga: Peringati Bulan K3 2024, Kilang Cilacap usung Sinergi Bersama Wujudkan Refining Sustainability
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman saat menerima Kunjungan Kerja dan Reses Komisi VII DPR RI di ruang rapat Flamboyan head office RU IV Cilacap, Rabu (7/2).
Taufik menjelaskan bahwa Pertamina saat ini telah memiliki fasilitas produksi Bio-Jet Fuel/SAF dan produk Green Diesel di Kilang Cilacap.
"SAF diproduksi dengan cara Co-Processing, sedangkan HVO sudah dapat diproduksi dengan Standalone Process,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa Co-Processing merupakan proses pengolahan bahan baku nabati yang dicampur dengan proses eksisting untuk menghasilkan produk SAF dengan komposisi 2,4 persen minyak nabati.
"Hasilnya telah diuji penerbangan dengan pesawat CN 235 pada Oktober 2021, serta uji penerbangan dan penerbangan komersial pertama dengan Garuda Indonesia pada Oktober 2023," kata Taufik.
Baca juga: Kilang Cilacap sosialisasikan penanggulangan kebakaran bagi warga
Sementara itu, Green Diesel diproduksi melalui proses Standalone, di mana bahan baku nabati diproses 100 persen sebagai feedstock yang menghasilkan produk Pertamina Renewable Diesel (RD).
“Produk ini telah dipasarkan di pasar domestik pada Formula E Jakarta dan event G20. Selain itu, ekspor blending gasoil dilakukan ke beberapa negara di Benua Eropa pada tahun 2022,” tambah Taufik.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengapresiasi keberadaan Kilang Cilacap sebagai industri yang sangat strategis dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia berbasis industri.
“Apalagi posisinya berada di tengah-tengah Pulau Jawa, dengan infrastruktur pendukung yang lengkap, mulai dari stasiun kereta api, bandara, dan pelabuhan alam terbaik,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa Kilang Cilacap diyakini akan menjadi pengungkit utama pertumbuhan ekonomi pada industri petrokimia, terutama dengan rencana pemindahan ibu kota negara yang membutuhkan pusat pertumbuhan baru di Pulau Jawa.
Kunjungan ini juga dihadiri oleh Dirjen Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji, serta anggota Komisi VII DPR RI lainnya dan beberapa pejabat terkait lainnya.
Baca juga: Kilang Cilacap latih penanggulangan kebakaran kepada petugas Lapas Nusakambangan
Baca juga: Kilang Cilacap bekali 55 pemuda dengan pelatihan "Safetyman"
Baca juga: Peringati Bulan K3 2024, Kilang Cilacap usung Sinergi Bersama Wujudkan Refining Sustainability