Solo (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Chatarina Muliana menyebut generasi muda menjadi pagar depan perubahan.
"Generasi juga menjadi sebab dari majunya sebuah peradaban," katanya saat mewisuda 900 lulusan UNS di Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
Alumnus perguruan tinggi, kata dia, tidak hanya dituntut meneruskan keberhasilan para pendahulu tetapi juga harus mampu menciptakan ide-ide besar dan cara baru yang selalu relevan dan adaptif dengan perubahan zaman.
"Ingatlah bahwa perubahan adalah hal yang pasti, sedangkan untuk mau berubah adalah sebuah pilihan. Namun jika memilih untuk tidak mau berubah, maka akan tertinggal oleh perubahan itu," katanya.
Oleh karena itu, ia mengajak para wisudawan untuk melipatgandakan optimisme yang tinggi.
"Muda bukan hanya soal usia tetapi juga soal semangat, gagasan, dan cita-cita. Semoga para wisudawan UNS akan berhasil lulus ujian di universitas kehidupan," katanya.
Ia mengatakan proses wisuda dengan memindahkan tali kuncir topi toga dari kiri ke kanan merupakan harapan.
Jika semasa kuliah lebih banyak menggunakan otak kiri atau hardskill, katanya, setelah lulus diharapkan wisudawan akan lebih banyak menggunakan otak kanan yang berhubungan dengan imajinasi, inovasi, kreativitas, hingga softskill lainnya.
Menurut dia, kemampuan tersebut diyakini dapat mendorong munculnya ide-ide baru dan segar yang akan mendukung kemampuan bersaing dan kesuksesan karir di masa depan.
"Nilai IPK yang tinggi, prestasi cumlaude yang kalian raih hanyalah sekadar pintu masuk untuk meraih pekerjaan yang lebih layak, tetapi nilai-nilai karakter yang kalian miliki yang ada pada diri kalian merupakan kunci kesuksesan karier dan hidup saudara," katanya.
"Generasi juga menjadi sebab dari majunya sebuah peradaban," katanya saat mewisuda 900 lulusan UNS di Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
Alumnus perguruan tinggi, kata dia, tidak hanya dituntut meneruskan keberhasilan para pendahulu tetapi juga harus mampu menciptakan ide-ide besar dan cara baru yang selalu relevan dan adaptif dengan perubahan zaman.
"Ingatlah bahwa perubahan adalah hal yang pasti, sedangkan untuk mau berubah adalah sebuah pilihan. Namun jika memilih untuk tidak mau berubah, maka akan tertinggal oleh perubahan itu," katanya.
Oleh karena itu, ia mengajak para wisudawan untuk melipatgandakan optimisme yang tinggi.
"Muda bukan hanya soal usia tetapi juga soal semangat, gagasan, dan cita-cita. Semoga para wisudawan UNS akan berhasil lulus ujian di universitas kehidupan," katanya.
Ia mengatakan proses wisuda dengan memindahkan tali kuncir topi toga dari kiri ke kanan merupakan harapan.
Jika semasa kuliah lebih banyak menggunakan otak kiri atau hardskill, katanya, setelah lulus diharapkan wisudawan akan lebih banyak menggunakan otak kanan yang berhubungan dengan imajinasi, inovasi, kreativitas, hingga softskill lainnya.
Menurut dia, kemampuan tersebut diyakini dapat mendorong munculnya ide-ide baru dan segar yang akan mendukung kemampuan bersaing dan kesuksesan karir di masa depan.
"Nilai IPK yang tinggi, prestasi cumlaude yang kalian raih hanyalah sekadar pintu masuk untuk meraih pekerjaan yang lebih layak, tetapi nilai-nilai karakter yang kalian miliki yang ada pada diri kalian merupakan kunci kesuksesan karier dan hidup saudara," katanya.