Klaten (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa tengah meminta sebanyak 3,9 juta jiwa sasaran vaksinasi polio segera mendatangi Pos Pekan Imunisasi Nasional (PIN) terdekat untuk memperoleh jenis imunisasi tersebut.

"Saya imbau masyarakat, utamanya 3,9 juta anak dan balita di Jawa Tengah harus datang ke tempat pos imunisasi polio. Harapannya agar terhindar penyakit yang sebetulnya dapat dihindari dengan imunisasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar di sela pemberian imunisasi polio di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin.

Ia mengatakan sebetulnya Indonesia sudah dinyatakan bebas dari polio pada tahun 2014. Dengan demikian, seharusnya sejak tahun tersebut sudah tidak ada lagi kasus polio.

"Apalagi di Klaten juga merupakan kabupaten sehat, ODF juga (open defecation free atau stop buang air besar sembarangan). Jadi BAB yang di sembarang tempat sudah nggak ada, sudah pakai jamban," katanya.

Meski demikian, kasus polio yang ditemukan di Kabupaten Klaten ini menjadi tantangan bersama.

Ia mengakui kasus tersebut karena pasien tertular oleh penderita lain.

"Karena yang bersangkutan punya riwayat perjalanan dari Madura, di sana juga ada kasus. Sampai di sini baru berapa hari kemudian demam dan mengalami kelumpuhan," katanya.

Akibat kejadian tersebut, pemerintah setempat mengambil sampel di 30 anak lain dan diketahui hasil seluruhnya negatif polio.

"Artinya tidak di situ penularannya. Saat itu juga dilakukan cek house to house, alhamdulilah kondisinya baik," katanya.

Terkait hal itu, ia meminta masyarakat untuk tidak hanya mewaspadai penularan di kondisi sekitar tetapi bisa karena perjalanan dari daerah lain yang kebetulan terdapat kasus serupa.

"Harusnya tidak ada, tapi ini ada kejadian. Saya kira ini ada riwayatnya, mungkin perjalanan dari mana juga," katanya.

Oleh karena itu, dikatakannya, imunisasi polio secara serentak dilakukan di tiga provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sleman, DIY.

Baca juga: Pemkab Purbalingga canangkan kegiatan Sub PIN Polio

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024