Semarang (ANTARA) - Optimalisasi ekstrakurikuler yang dilakukan SDN 2 Kutoharjo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal berhasil menggali potensi peserta didik sekaligus mampu berprestasi.

Normalia Eka Pratiwi, Fasilitator Program Guru Penggerak, Fasilitator Program Pintar Tanoto Foundation yang juga selaku Kepala Sekolah SDN 2 Kutoharjo mengatakan setiap anak memiliki potensi yang beragam dan sekolah harus bisa menjadi wadah bagi setiap murid untuk menggali potensi agar dapat berkembang.

"Perlu ada program ekstrakurikuler yang dapat membantu murid menggali potensinya berdasarkan minat bakat dengan cara yang menyenangkan. Salah satu tantangan dalam mewujudkan program sekolah ekstrakurikuler adalah pembiayaan," katanya.

Sumber utama pembiayaan sekolah dari dana BOS membuat ekstrakurikuler di sekolah harus menyesuaikan dengan anggaran dana yang terbatas dan terbatasnya anggaran membuat sekolah hanya mengadakan ekstrakurikuler wajib saja, sehingga tidak semua potensi murid dapat tersalurkan dengan baik.

Langkah pertama yang dilakukan yakni dengan memetakan aset yang dimiliki sekolah baik dari modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan alam, modal finansial, modal politik, dan modal agama. 

"Dalam memetakan aset sekolah ini yang terlibat adalah kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan pengurus paguyuban kelas. Dari pemetaan aset tersebut digunakan untuk membuat program ekstrakurikuler," katanya.

Eka Pratiwi menjelaskan sekolah kemudian melakukan sosialisasi kepada orang tua atau wali siswa setelah disepakati program ekstrakurikuler. Dalam sosialisasi tersebut disampaikan juga terkait pembiayaan ekstrakurikuler, jadwal pelaksanaan, dan meminta dukungan serta partisipasi dari orangtua/wali siswa.

Pelaksanaan ekstrakurikuler pilihan dilaksanakan setiap Sabtu dengan pilihan seni lukis, tari, rebana, tilawah, karate, vokal, dan puisi.

Sekolah juga membagikan angket kepada peserta didik untuk memilih ekstrakurikuler apa yang akan diikuti berdasarkan minatnya. Pengisian angket dilakukan di rumah, dan murid dapat berdiskusi atau bermusyawarah dengan orang tua atau walinya.

"Hasil dari optimalisasi ekstrakurikuler ini, murid semakin percaya diri dalam mengembangkan minat bakatnya. Hal ini terlihat dalam pembelajaran sehari-hari. Murid tidak lagi malu-malu untuk tampil di depan kelas. Bahkan antusias murid mengikuti ekstrakurikuler sangat tinggi," katanya.

Tidak hanya positif bagi murid, tambah Eka, sekolah juga berprestasi dengan sering menjuarai sejumlah lomba di bidang seni, akademik, olahraga, maupun agama. 

"Adanya ekstrakurikuler, sekolah mudah mencari murid untuk diikutkan dalam lomba. Sekolah kami berprestasi tingkat provinsi juara harapan 1 geguritan," tutup Eka Pratiwi.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024