Purwokerto (ANTARA) - Rektor Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP) Dr. Tenia Wahyuningrum, S.Kom., M.T. menginginkan para wisudawan menjadi bagian dari generasi perintis, bukan pewaris.

"Percaya dengan kemampuan yang kita miliki, kita bukan generasi pewaris, tetapi generasi perintis yang mampu beradaptasi dengan cepat," katanya dalam acara wisuda ke-18 di Gedung Olahraga ITTP, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu.

"DNA ITTP itu mengalir darah perintis, bukan pewaris, jadi kita itu bukan follower (pengikut)," katanya dalam acara wisuda yang diikuti oleh 661 orang lulusan dari delapan program studi.

Usai bertemu dengan seorang wisudawan berprestasi di perpustakaan kampus, Rektor menyampaikan bahwa  ITTP dalam waktu dekat akan berubah menjadi Telkom University Kampus Purwokerto.

"Meskipun nanti menjadi Telkom University, kita tidak sama dengan yang di Bandung, tetapi kita punya ciri khas sendiri khas Banyumas," katanya.

Ia mengatakan bahwa ITTP memiliki visi dan misi sendiri dalam bidang pelayanan kesehatan, agro-industri, kepariwisataan, dan usaha kecil menengah. 

Yayasan Pendidikan Telkom, ia melanjutkan, tidak ingin menghilangkan visi dan misi tersebut karena sudah menjadi kekhasan kampus di Purwokerto.

Dia juga menyampaikan bahwa ITTP menjalankan kebijakan satu mahasiswa satu pencapaian untuk memotivasi mahasiswa agar berprestasi dalam bidang akademik maupun non-akademik.

"Kalau yang belum menang, akan penasaran untuk ikut lomba lagi. Bagi mahasiswa yang sudah menang, dia kecanduan ingin berprestasi lagi," katanya.

Dia lantas cerita tentang Bagas Wisnuardi, peserta wisuda ke-18 yang berhasil meraih penghargaan sebagai pembuat film.

Menurut dia, film pendek berjudul "Pegatan" karya Bagas Wisnuardi (22) diputar di satu bioskop berjaringan yang ada di Purwokerto.

"Kita diberi kesempatan untuk memutar film-film karya dosen dan mahasiswa, salah satunya film yang dibuat Bagas ini. Ada dua studio, kemarin ada 400 penonton, penuh sekali, mulai dari pemerintahan hingga masyarakat umum," kata Rektor, didampingi Bagas Wisnuardi.

Bagas bersyukur berhasil menyelesaikan kuliah program S1 Desain Komunikasi Visual dengan indeks prestasi kumulatif 3,88 dan mendapat predikat cumlaude.

Dia membuat film pendek tentang pernikahan dini untuk tugas akhir.

"Saya mengambil topik mengenai pernikahan dini yang ada di Banyumas. Saya bertindak sebagai sutradara," katanya.

Anak pasangan Budi Yulianto dan Endang Ratnawati itu telah menyutradarai sedikitnya tiga judul film pendek serta terlibat dalam pembuatan sejumlah film selama kuliah.

Menurut Bagas, filmnya yang berjudul "Bawor" mendapat penghargaan dalam ajang Student Work Impact Film Festival 2023 di Amerika Serikat.

"Kalau yang di tingkat nasional, judulnya 'Merawat Banyumasan' dan 'Pegatan'," kata Bagas.

Baca juga: Rektor UMP masuk sebagai nomine dalam Satria Leader Award 2023
 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024