Batang (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menggalakkan program bedah rumah atau perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) bagi warga penerima manfaat di daerah itu.
Ketua Palang Merah Indonesia Achmad Taufiq di Batang, Sabtu, mengatakan bahwa hingga awal Desember 2023, pihaknya telah melakukan perbaikan 23 rumah tidak layak huni yang tersebar di 15 kecamatan di daerah tersebut.
"Program bedah rumah itu merupakan kegiatan ekspansi kegiatan sosial sebagai bentuk dukungan kami pada pemerintah untuk membantu dalam penanggulangan kemiskinan," katanya.
Menurut dia, program rehabilitasi rumah tidak layak huni sudah dilakukan sejak 5 tahun lalu dan akan terus dilanjutkan apabila ada permintaan dari masyarakat.
Program bedah rumah tidak layak huni dinilai efektif, karena semua komponen dari unsur kepolisian, Roramil, sukarelawan PMI, dan masyarakat antusias bergotong royong saat ada kegiatan perbaikan RTLH.
"Saat ini program bedah rumah tersebut sudah menyasar di 15 kecamatan dengan jumlah 23 rumah yang sudah direhabilitasi," katanya.
Achmad Taufiq mengatakan dengan adanya kerja sama maupun bergotong royong tersebut, akan semakin meringankan dan mempercepat proses perbaikan rumah tidak layak huni.
"Kami mempersilakan setiap kecamatan bisa mengajukan permohonan dua atau lebih RTLH yang akan dibedah. Nantinya setiap rumah akan dibantu Rp12,5 juta," katanya.
Baca juga: Pemkab Wonosobo sosialisasikan UU Pelindungan PMI
Ketua Palang Merah Indonesia Achmad Taufiq di Batang, Sabtu, mengatakan bahwa hingga awal Desember 2023, pihaknya telah melakukan perbaikan 23 rumah tidak layak huni yang tersebar di 15 kecamatan di daerah tersebut.
"Program bedah rumah itu merupakan kegiatan ekspansi kegiatan sosial sebagai bentuk dukungan kami pada pemerintah untuk membantu dalam penanggulangan kemiskinan," katanya.
Menurut dia, program rehabilitasi rumah tidak layak huni sudah dilakukan sejak 5 tahun lalu dan akan terus dilanjutkan apabila ada permintaan dari masyarakat.
Program bedah rumah tidak layak huni dinilai efektif, karena semua komponen dari unsur kepolisian, Roramil, sukarelawan PMI, dan masyarakat antusias bergotong royong saat ada kegiatan perbaikan RTLH.
"Saat ini program bedah rumah tersebut sudah menyasar di 15 kecamatan dengan jumlah 23 rumah yang sudah direhabilitasi," katanya.
Achmad Taufiq mengatakan dengan adanya kerja sama maupun bergotong royong tersebut, akan semakin meringankan dan mempercepat proses perbaikan rumah tidak layak huni.
"Kami mempersilakan setiap kecamatan bisa mengajukan permohonan dua atau lebih RTLH yang akan dibedah. Nantinya setiap rumah akan dibantu Rp12,5 juta," katanya.
Baca juga: Pemkab Wonosobo sosialisasikan UU Pelindungan PMI