Kudus (ANTARA) - Seribuan warga di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, unjuk rasa di Jalan Simpang 7 sebagai bentuk pembelaan dan kepedulian terhadap warga Palestina yang mengalami penderitaan akibat serangan militer Israel, Jumat.

Aksi yang digelar pada siang hari itu, membuat kawasan Alun-alun Kudus padat peserta aksi yang membawa bendera Palestina, ada pula yang memakai atribut kaos dengan bendera negara Palestina, dan ikat kepala berlambang bendera Palestina. Banyak pula yang memakai stiker bendera Palestina yang ditempelkan di pipi para pengunjuk rasa.

Menurut Koordinator Demo Bela Palestina Tamrin Ahmad di Kudus, para pendemo berasal dari 68 elemen masyarakat Muslim di Kabupaten Kudus.

Di antaranya, ada dari Dewan Dakwah Indonesia, Jamaah Islamiyah, Majelis Taklim, pondok pesantren baik dari Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama, serta sejumlah elemen masyarakat lainnya.

Ia mengingatkan bahwa Kudus memiliki karakteristik berbeda dari daerah lain. Kebetulan Sunan Kudus atau Ja'far Shodiq merupakan asli dari Palestina.

Faktanya, kata dia, Sunan Kudus memberi nama yang sama, jika di Palestina terdapat wilayah bernama Al Quds, sedangkan masjid Menara Kudus juga diberi nama Masjid Al Aqso. Di Palestina ada nama wilayah Jerusalem di Kudus diberi nama Darussalam dengan bahasa lokal Kudus menjadi Dersalam.

"Untuk bisa berempati terhadap penderitaan warga Palestina, tidak perlu menjadi seorang Muslim, cukup menjadi manusia," ujarnya.

Ia mengutuk agresi militer dari Israel yang tidak lagi mengindahkan hukum perang dunia, menjatuhkan bom fosfor, menjadikan rumah sakit sebagai sasaran pengeboman meskipun jelas-jelas untuk pelayanan publik.

Bahkan, imbuh dia, korban sebanyak 15.000 orang kebanyakan adalah anak-anak dan wanita.

Selain berunjuk rasa, para peserta aksi juga melakukan penggalangan dana untuk disumbangkan kepada warga Palestina, mengingat perang belum jelas batasnya. Selain untuk kemanusiaan juga untuk pemulihan infrastruktur yang rusak.

"Jangan bosan berinfak dan bersedekah karena pahalanya cukup besar dan akan mendapatkan rejeki yang berlipat ganda dari Allah SWT," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, dia juga menyerukan kepada masyarakat untuk berani menindaklanjuti fatwa MUI yang memutus urat nadi perekonomian Israel dengan memboikot produk yang berafiliasi dengan negara zionis tersebut.

"Kami mohon maaf atas seruan boikot tersebut, karena peperangan tidak bisa dinasihati seruan dari berbagai tempat. Bagian yang bisa mereka dengar adalah aksi pemutusan perekonomian," tuturnya.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024