Semarang (ANTARA) - Utusan Khusus Presiden Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan mengunjungi kampus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jawa Tengah di Kota Semarang untuk menindaklanjuti rencana replikasi sistem pendidikan sebagai upaya pengurangan angka kemiskinan.
“Di Jateng ada SMK Negeri Jateng yang dikhususkan bagi siswa miskin atau yang tidak mampu. Kami melihat bagaimana proses dari mereka mulai mendaftar, proses pembelajaran, output atau outcome dari semuanya,” kata Susiyanti selaku Utusan Khusus Presiden RI saat berkunjung di SMKN Jateng di Semarang, Rabu.
Ia mengungkapkan, pihaknya ingin melihat seberapa efektif dari program pengentasan kemiskinan melalui jalur pendidikan di SMKN Jateng mampu mengurangi tingkat kemiskinan seperti seberapa banyak lulusannya bisa membantu keluarganya yang miskin menjadi lebih sejahtera.
Ia mengaku sudah mendapat informasi dari pihak sekolah bahwa SMKN Jateng telah mampu menyalurkan lulusannya secara baik, mulai disalurkan ke perusahaan, 80 persen lulusannya terserap dunia kerja, dan ke perguruan tinggi.
“Saya pikir, sekolah ini cukup efektif untuk bisa memutus rantai kemiskinan. Memang kemiskinan itu, salah satunya harus diputus melalui pendidikan,” ujarnya.
Menanggapi keberadaan SMKN Jateng, dirinya menyebut peribahasa yakni lebih baik memberikan kail daripada memberikan ikan.
Menurut dia, SMKN Jateng bisa menjadi sekolah percontohan karena berhasil mencetak lulusannya yang berprestasi, mempunyai kemampuan sehingga diterima di dunia kerja dan punya peluang meneruskan pendidikannya.
“Daerah lain atau provinsi lain bisa belajar dari SMK ini, bagaimana mereka bisa membuat program-program pengentasan kemiskinan dari sisi pendidikan. Itu bisa memutus rantai kemiskinan,” katanya.
Selanjutnya, pihaknya akan membuat rekomendasi kebijakan untuk pemerintah mengenai apa saja yang perlu dilakukan untuk menangani kemiskinan dari sektor pendidikan.
Kepala SMKN Jateng Hardo Sujatmiko mengapresiasi kunjungan dari Utusan Khusus Presiden terkait rencana replikasi sistem pendidikan yang selama ini diterapkan pihaknya.
“Tanggapan mereka sangat positif, mereka merespons dengan sangat baik. Rasanya ada sesuatu yang bikin mereka wow (kagum) seperti itu. Nantinya akan dilaporkan ke pusat, kalau program ini sudah dipahami dan dirasakan kebermanfaatannya terhadap masyarakat,” ujarnya.
“Di Jateng ada SMK Negeri Jateng yang dikhususkan bagi siswa miskin atau yang tidak mampu. Kami melihat bagaimana proses dari mereka mulai mendaftar, proses pembelajaran, output atau outcome dari semuanya,” kata Susiyanti selaku Utusan Khusus Presiden RI saat berkunjung di SMKN Jateng di Semarang, Rabu.
Ia mengungkapkan, pihaknya ingin melihat seberapa efektif dari program pengentasan kemiskinan melalui jalur pendidikan di SMKN Jateng mampu mengurangi tingkat kemiskinan seperti seberapa banyak lulusannya bisa membantu keluarganya yang miskin menjadi lebih sejahtera.
Ia mengaku sudah mendapat informasi dari pihak sekolah bahwa SMKN Jateng telah mampu menyalurkan lulusannya secara baik, mulai disalurkan ke perusahaan, 80 persen lulusannya terserap dunia kerja, dan ke perguruan tinggi.
“Saya pikir, sekolah ini cukup efektif untuk bisa memutus rantai kemiskinan. Memang kemiskinan itu, salah satunya harus diputus melalui pendidikan,” ujarnya.
Menanggapi keberadaan SMKN Jateng, dirinya menyebut peribahasa yakni lebih baik memberikan kail daripada memberikan ikan.
Menurut dia, SMKN Jateng bisa menjadi sekolah percontohan karena berhasil mencetak lulusannya yang berprestasi, mempunyai kemampuan sehingga diterima di dunia kerja dan punya peluang meneruskan pendidikannya.
“Daerah lain atau provinsi lain bisa belajar dari SMK ini, bagaimana mereka bisa membuat program-program pengentasan kemiskinan dari sisi pendidikan. Itu bisa memutus rantai kemiskinan,” katanya.
Selanjutnya, pihaknya akan membuat rekomendasi kebijakan untuk pemerintah mengenai apa saja yang perlu dilakukan untuk menangani kemiskinan dari sektor pendidikan.
Kepala SMKN Jateng Hardo Sujatmiko mengapresiasi kunjungan dari Utusan Khusus Presiden terkait rencana replikasi sistem pendidikan yang selama ini diterapkan pihaknya.
“Tanggapan mereka sangat positif, mereka merespons dengan sangat baik. Rasanya ada sesuatu yang bikin mereka wow (kagum) seperti itu. Nantinya akan dilaporkan ke pusat, kalau program ini sudah dipahami dan dirasakan kebermanfaatannya terhadap masyarakat,” ujarnya.