Purbalingga (ANTARA) - Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, meminta petani di wilayah itu untuk melakukan percepatan tanam padi pada musim tanam pertama 2023-2024 seiring dengan dibukanya saluran irigasi dan datangnya musim hujan.

Kepala Dinpertan Kabupaten Purbalingga Mukodam di Purbalingga, Rabu, mengatakan petani di beberapa desa mulai mengolah sawah dan menanam padi.

"Apalagi ini sudah mulai hujan, sehingga sudah mulai pertanaman musim tanam pertama. Tetapi ada juga yang kemarin lahannya kering, sehingga musim tanam sebelumnya mengalami pengunduran," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, ada beberapa wilayah yang lahannya tidak bisa ditanami padi selama hampir satu musim karena kemarau serta adanya perbaikan saluran irigasi di Daerah Irigasi (DI) Banjacahyana, Krenceng, dan Onggokbawah.

Dengan demikian, lanjut dia, olah tanah pada musim tanam kedua tahun 2022-2023 di wilayah tersebut terhenti hampir satu musim dan saat sekarang sudah ditanami padi.

"Bahkan, sudah ada yang hampir panen, sehingga petani yang akan panen diimbau untuk segera melakukan percepatan tanam musim pertama. Tetapi kalau yang kemarin panennya normal, saat ini sudah mulai olah lahan untuk musim tanam pertama," katanya.

Disinggung mengenai ketersediaan pupuk subsidi, Mukodam berdasarkan evaluasi, ketersediaannya masih sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan petani hingga akhir tahun 2023.

Sementara itu, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian Dinpertan Kabupaten Purbalingga Hafidah mengatakan alokasi pupuk subsidi tahun 2023 untuk Purbalingga khususnya urea sebanyak 12.500 ton dan NPK sebanyak 8.000 ton.

"Sampai minggu kemarin saat kami rapat koordinasi pupuk subsidi, penyerapannya belum sampai 70 persen. Oleh karena itu, ketersediaan pupuk subsidi sampai 31 Desember 2023 masing sangat aman," katanya.

Ia mengakui sekarang sedang masa olah lahan hingga menanam, sehingga petani banyak membutuhkan pupuk.

Akan tetapi dengan ketersediaan pupuk subsidi yang masih berada di kisaran 30 persen dari alokasi, kata dia, pihaknya optimistis Purbalingga tidak akan kekurangan pupuk.

Dia mengatakan seluruh lahan sawah di Purbalingga yang luasnya mencapai kisaran 18.700 hektare dapat dipastikan akan ditanami padi pada musim tanam pertama karena ketersediaan airnya cukup.

"Kemarin memang ada yang musim tanam keduanya mundur karena dampak El Nino, sehingga sebagian area persawahan yang seharusnya panen pada bulan Desember, mundur sampai Januari 2024," katanya.

Dengan demikian, kata dia, area persawahan yang musim tanam kedua tahun 2022-2023 mundur, akan memasuki musim tanam pertama pada Januari-Februari 2024.

Dia mengatakan area persawahan yang berada di wilayah lumbung padinya Kabupaten Purbalingga seperti Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, dan Kalimanah biasanya sudah tutup tanam untuk musim tanam pertama pada Desember.

Menurut dia, luas lahan sawah di Purbalingga yang biasa tutup tanam pada bulan Desember mencapai kisaran 13.000 hektare atau sekitar 70 persen dari total luas lahan sawah di wilayah itu.

"Kecuali Kecamatan Kaligondang dan Bukateja bagian utara memang punya selisih dua bulan dengan wilayah lainnya, itu alami. Jadi kalau sekarang Kalimanah sudah tanam, itu sekarang Kaligondang baru panen," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan selisih waktu panen yang cukup lama itu tidak masalah karena hal itu justru akan menjaga harga gabah hasil panen petani agar tidak jatuh seperti yang biasa terjadi saat panen raya.

Menurut dia, luasan area persawahan di Kecamatan Kaligondang dan Bukateja bagian utara yang musim tanamnya selalu mundur dua bulan itu sekitar 1.000 hektare yang berada di DI Krenceng.

Oleh karena itu, kata dia, petani yang lahan sawahnya sudah terairi diimbau untuk segera mengolah lahan dan melakukan percepatan tanam.

"Apalagi kebijakan Kementerian Pertanian sekarang 'kan harus meningkatkan indeks pertanaman, yang satu kali jadi dua kali, yang dua kali jadi tiga kali. Itu harus dimulai dari sekarang, musim tanam pertama harus dipercepat," kata Hafidah.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024