Kudus (ANTARA) - Peringatan Hari Stroke Sedunia di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diwarnai aksi peduli stroke dengan membuka layanan pemeriksaan kesehatan gratis, terutama untuk mengecek beberapa penyakit yang bisa menyebabkan terjadinya gejala stroke, Minggu.

"Masyarakat bisa memanfaatkan layanan yang kami disediakan di Alun-alun Kudus untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah sewaktu, asam urat, kolesterol, maupun konsultasi dengan dokter spesialis saraf secara cuma-cuma," kata Direktur Utama Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Pujianto di sela-sela aksi simpatik peduli stroke di Alun-alun Kudus.

Kegiatan ini, kata dia, merupakan bukti pengabdian dan kesungguhan layanan unggulan stroke di RS Mardi Rahayu, yang dikemas dengan slogan stroke PaSTi (penanganan stroke terintegrasi), yang mana layanannya dilakukan mulai dari sebelum, selama, dan setelah perawatan dari rumah sakit.

Sebelum ke rumah sakit, kata dia, ambulans RS Mardi Rahayu siap menjemput secara cuma-cuma bagi pasien rawat inap dari seluruh area di Kudus, pada nomor telpon 0811 2710 911. Pascaperawatan keluarga pasien stroke yang memerlukan bantuan tenaga pendamping orang sakit (NaPOS) dapat menghubungi nomor telepon 0888 0650 0777.

Kegiatan sebelumnya, yakni seminar umum tentang stroke secara cuma-cuma, senam sehat, dan puncaknya hari ini (29/10) berkolaborasi dengan Kodim 0722/Kudus dalam acara hari ulang tahun ke-78 TNI, dilaksanakan rangkaian kegiatan di Alun-Alun Simpang Tujuh Kota Kudus berupa jalan sehat dan senam masal, diselingi dengan senam stroke, serta orasi dari tim kreatif unit stroke.

Ia mengajak masyarakat untuk membiasakan pola hidup sehat, termasuk dalam hal makan agar tetap dijaga dengan asupan makanan yang mengandung gizi seimbang.

"Dengan pola makan yang salah menjadi salah satu penyebab terjadinya penyakit stroke, karena dengan pola makan yang tidak benar bisa memacu tekanan darah seseorang cenderung tinggi (hipertensi) sehingga menyebabkan orang mudah terserang stroke," ujarnya.

Apalagi, kata dia, stroke atau bisa disebut serangan otak, merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menurut data WHO tahun 2022 merupakan penyebab disabilitas/keterbatasan/kecacatan tertinggi di dunia dan penyebab kematian nomor dua di dunia.

"Proporsi dari populasi penderita stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur lebih sama dengan 15 tahun sebesar 10,9 persen atau diperkirakan sebanyak 2,1 juta orang," ujarnya.

Pemerintah sendiri, kata dia, sudah banyak menggalakkan gerakan nasional terkait stroke, mulai dari tips mencegah stroke dengan slogan CERDIK (cek kesehatan berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres), hingga tips mudah mengenali gejala dan tanda-tanda stroke dengan slogan SeGeRa ke rumah sakit (senyum tidak simetris, gerak separuh tubuh melemah, bicara pelo, kebas, rabun, dan sakit kepala hebat yang terjadi secara tiba-tiba. 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024