Solo (ANTARA) -
Pemadaman api pada kebakaran di kawasan Gunung Lawu akan menggunakan guguran bom air atau water bombing, mengingat hingga saat ini lahan yang terbakar terus meluas.
 
"Dari Kabupaten Karanganyar statusnya sudah tanggap darurat," kata Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Nana Sudjana saat meninjau lokasi pengungsian akibat kebakaran di Solo, Rabu.
 
Ia mengatakan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng sudah melakukan koordinasi dari awal mengingat kebakaran mulai meluas.
 
"Dari Ngawi merembet ke gunung di bagian Karanganyar, kami koordinasi terus dengan BNPB minta water bombing. Hari ini mulai water bombing di wilayah Karanganyar," katanya.
 
 
Ia mengatakan upaya pemadaman api sejauh ini juga masih terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, TNI/Polri, pemerintah daerah, dan relawan.
 
Menurut dia, lokasi yang terbakar juga cukup sulit diakses melalui darat karena ada di kawasan curam.
 
"Lokasinya sangat curam, medannya sulit, sehingga perlu waktu dan perlu water bombing," kata Nana Sudjana.
 
Sementara itu ia mengimbau kepada masyarakat untuk tanggap terhadap situasi kering yang mudah memicu kebakaran.
 
 
"Ketika masak harus dimatikan betul (kompornya) setelah selesai. Penggunaan listrik ketika meninggalkan rumah (listrik) harus mati, bagi perokok jangan buang puntung rokok sembarangan. Bisa jadi Gunung Lawu ulah manusia, bisa juga faktor alam, gesekan kalau kering kan bisa menimbulkan api juga," katanya.
 
Sebelumnya Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Karanganyar, Juli Padmi Handayani, mengatakan luas lahan yang terbakar di Gunung Lawu yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar bertambah dari delapan hektare menjadi 20 hektare.
 
"Saat ini kebakaran tetap masih ada, untuk titik api yang kecil-kecil sudah terkondisikan dengan baik. Ini tinggal di Hargo Tiling," katanya.
 
 
Baca juga: Kebakaran di kawasan Mongkrang Gunung Lawu padam

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024