PT Pertamina (Persero) menggandeng kelompok tani hutan berupaya membudidayakan tanaman Anggrek Lawu yang saat ini keberadaannya mulai langka.
"Dalam hal ini kami menyelenggarakan pelatihan untuk kelompok tani hutan. Kami kerja sama dengan Taman Hutan Rakyat KGPAA Mangkunegara I membuka laboratorium kultur jaringan anggrek," kata Unit Manager Communication, Relations, dan CSR Pertamina MOR VIII Brasto Galih Nugroho di sela kegiatan pelatihan kultur jaringan di Tahura KGPAA Mangkunegara I, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa.
Kerja sama tersebut, lanjutnya, bagian dari upaya konservasi yang sudah dilakukan sejak tahun lalu. Namun untuk tahun lalu masih fokus pada identifikasi tanaman langka dan tahun ini dikembangbiakkan.
"Pada tahun ini program kami adalah laboratorium ini. Dipilih karena anggrek merupakan tanaman langka, yaitu Anggrek Lawu. Selain konservasi anggrek langka, kami juga membudidayakan tanaman lain, termasuk Anggrek Nusantara," katanya.
Ia mengatakan jika budi daya Anggrek Lawu dimaksudkan untuk konservasi dan Anggrek Nusantara bisa ditumbuhkan untuk perekonomian masyarakat.
"Laboratorium ini diharapkan bisa meningkatkan peran serta Pertamina serta DPPU Adi Soemarmo. Selain itu juga untuk mitigasi bencana karena kan terkait dengan flora, tanah, air, dan sebagainya," kata Brasto Galih.
Selanjutnya, selain sebagai lokasi konservasi diharapkan pula Tahura KGPAA Mangkunegara I dapat digunakan sebagai sarana pendidikan, penelitian, dan wisata. "Untuk keanekaragaman hayati yang ada di Tahura KGPAA Mangkunegara I ini," katanya.
Sementara itu pada kesempatan tersebut Pertamina juga menggandeng Generasi Biologi Indonesia untuk memberikan materi pelatihan.
Salah satu praktisi kultur jaringan dari Generasi Biologi Indonesia Dannis Yudha Kusuma mengatakan selama ini kendala dalam pengembangbiakan anggrek adalah tanaman tersebut tidak bisa berkembang biak secara alami.
"Jadi butuh media yang cukup kompleks, dengan kultur jaringan diharapkan tanaman anggrek bisa dibudidayakan lagi," katanya.