Semarang (ANTARA) - MyRepublic, penyedia jasa layanan internet dan TV berlangganan, mulai menyasar kalangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memperluas jaringan bisnis melalui pemberian literasi digital.
"Ibu-ibu (pelaku, Red) UMKM kami kumpulin di 'coffee shop'. Kami berikan penjelasan, bagaimana 'support' internet membantu bisnisnya," kata Partnership and Marketing Manager MyRepublic Shelly Maryanti, di Semarang, Jawa Tengah, Senin.
Menurut dia, digitalisasi saat ini sudah merambah ke berbagai sektor, termasuk UMKM, karena kegiatan perdagangan saat ini sudah serba online yang membutuhkan jaringan internet sehingga pelaku UMKM harus melek digital.
Melalui literasi digital, pelaku UMKM diberikan pengetahuan, misalnya bagaimana memilih kapasitas jaringan internet yang harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sesuai skala usaha dan model promosi.
"Kalau untuk TikTok, jualan secara 'live' jaringan kan harus kenceng. Jangan pilih bandwidth yang kecil, minimal 50 Mbps. Kalau sering 'live streaming', misalnya, ya pilih yang 250 MBps," ujarnya lagi.
Literasi untuk kalangan pelaku UMKM, kata dia, terus dilakukan MyRepublic untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan dalam memanfaatkan internet, termasuk juga kepada anak-anak sekolah.
Seiring dengan itu, MyRepublic juga semakin memperluas jaringan di berbagai kabupaten/kota, termasuk Jawa Tengah, dengan membuka cabang baru di Kota Salatiga, Kabupaten Kendal, Brebes, dan Klaten.
Rencananya, peluncuran cabang baru tersebut akan dilakukan pada 23 Juli mendatang, bersamaan dengan tiga wilayah lainnya, yakni Kota Kediri, Kabupaten Purwakarta, dan Kota Mataram, NTB secara serentak.
"Pembukaan cabang baru ada di tujuh wilayah akan kami adakan secara serentak pada 23 Juli di Kota Mataram. Untuk Jawa Tengah ada empat wilayah yakni Kendal, Salatiga, Klaten dan Brebes," katanya pula.
Kendal dan Salatiga dipilih untuk pembukaan cabang baru, kata dia, karena pangsa pasarnya besar, apalagi berdekatan dengan Kota Semarang yang memang memiliki potensi pelanggan sangat besar.
Untuk wilayah Kendal dan Salatiga, kata dia lagi, masing-masing sudah terdapat 500 pelanggan, dengan titik sambung sudah tersedia masing-masing 5.000 titik, dan akhir tahun akan dirampungkan 10.000 titik sambung.
"Secara nasional, kami sudah ada 350 ribu pelanggan. Kalau Kota Semarang sudah ada 17.000 pelanggan dengan 70 ribu titik sambung di Kecamatan Pedurungan, Ngaliyan, Mijen, Banyumanik dan Gajahmungkur," katanya lagi.
Ia menyebutkan sampai saat ini sudah ada 30 kabupaten/kota di Indonesia yang tercover jaringan MyRepublic, dan di Kota Semarang sudah delapan tahun memberikan layanan internet dan TV berlangganan.
MyRepublic, kata Shelly lagi, menyasar pelanggan di area perumahan atau residensial, apartemen, hingga restoran dan kafe, termasuk sektor UMKM dengan berbagai keunggulan yang dimiliki.
"Menghadapi persaingan yang kompetitif, kalau kami lebih fokus bagaimana meningkatkan kualitas pelayanan kepada 'customer'. Target 'coverage' hingga akhir tahun ini bisa menambah 50 area," ujarnya pula.
Baca juga: Kementerian Agama sertifikasi halal 2.224 produk UMKM di Kabupaten Batang
"Ibu-ibu (pelaku, Red) UMKM kami kumpulin di 'coffee shop'. Kami berikan penjelasan, bagaimana 'support' internet membantu bisnisnya," kata Partnership and Marketing Manager MyRepublic Shelly Maryanti, di Semarang, Jawa Tengah, Senin.
Menurut dia, digitalisasi saat ini sudah merambah ke berbagai sektor, termasuk UMKM, karena kegiatan perdagangan saat ini sudah serba online yang membutuhkan jaringan internet sehingga pelaku UMKM harus melek digital.
Melalui literasi digital, pelaku UMKM diberikan pengetahuan, misalnya bagaimana memilih kapasitas jaringan internet yang harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sesuai skala usaha dan model promosi.
"Kalau untuk TikTok, jualan secara 'live' jaringan kan harus kenceng. Jangan pilih bandwidth yang kecil, minimal 50 Mbps. Kalau sering 'live streaming', misalnya, ya pilih yang 250 MBps," ujarnya lagi.
Literasi untuk kalangan pelaku UMKM, kata dia, terus dilakukan MyRepublic untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan dalam memanfaatkan internet, termasuk juga kepada anak-anak sekolah.
Seiring dengan itu, MyRepublic juga semakin memperluas jaringan di berbagai kabupaten/kota, termasuk Jawa Tengah, dengan membuka cabang baru di Kota Salatiga, Kabupaten Kendal, Brebes, dan Klaten.
Rencananya, peluncuran cabang baru tersebut akan dilakukan pada 23 Juli mendatang, bersamaan dengan tiga wilayah lainnya, yakni Kota Kediri, Kabupaten Purwakarta, dan Kota Mataram, NTB secara serentak.
"Pembukaan cabang baru ada di tujuh wilayah akan kami adakan secara serentak pada 23 Juli di Kota Mataram. Untuk Jawa Tengah ada empat wilayah yakni Kendal, Salatiga, Klaten dan Brebes," katanya pula.
Kendal dan Salatiga dipilih untuk pembukaan cabang baru, kata dia, karena pangsa pasarnya besar, apalagi berdekatan dengan Kota Semarang yang memang memiliki potensi pelanggan sangat besar.
Untuk wilayah Kendal dan Salatiga, kata dia lagi, masing-masing sudah terdapat 500 pelanggan, dengan titik sambung sudah tersedia masing-masing 5.000 titik, dan akhir tahun akan dirampungkan 10.000 titik sambung.
"Secara nasional, kami sudah ada 350 ribu pelanggan. Kalau Kota Semarang sudah ada 17.000 pelanggan dengan 70 ribu titik sambung di Kecamatan Pedurungan, Ngaliyan, Mijen, Banyumanik dan Gajahmungkur," katanya lagi.
Ia menyebutkan sampai saat ini sudah ada 30 kabupaten/kota di Indonesia yang tercover jaringan MyRepublic, dan di Kota Semarang sudah delapan tahun memberikan layanan internet dan TV berlangganan.
MyRepublic, kata Shelly lagi, menyasar pelanggan di area perumahan atau residensial, apartemen, hingga restoran dan kafe, termasuk sektor UMKM dengan berbagai keunggulan yang dimiliki.
"Menghadapi persaingan yang kompetitif, kalau kami lebih fokus bagaimana meningkatkan kualitas pelayanan kepada 'customer'. Target 'coverage' hingga akhir tahun ini bisa menambah 50 area," ujarnya pula.
Baca juga: Kementerian Agama sertifikasi halal 2.224 produk UMKM di Kabupaten Batang