Solo (ANTARA) - Suporter dan pendukung klub sepak bola Persis Solo yang tergabung dalam komunitas Garis Keras Sambernyawa melakukan bakti sosial dengan mengadakan khitanan massa secara gratis yang diikuti puluhan anak di wilayah Soloray,, Jawa Tengah.

Menurut Ketua Umum Pendukung Persis Solo Garis Keras Sambernyawa Bayu Raharja  kegiatan tersebut digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-13 yang digelar di Rumah Sakit Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Minggu.

Kegiatan tersebut hasil swadaya yang dikumpulkan anggota komunitas Garis Keras Sambernyawa. 

"Kami rutin melakukan kegiatan sosial terlebih saat ulang tahun komunitas. Jadi dulunya dari pendiri-pendiri kami sudah menekankan kalau setiap ada ulang tahun  memberikan sosial kepada masyarakat," kata Bayu Raharja.

Ia juga ingin anggotanya konsisten untuk tetap mendukung Laskar Sambernyawa, julukan bagi Persis Solo, sekaligus bermanfaat bagi masyarakat umum. 

Program sosial ini, mendapat antusiasme cukup tinggi dari para peserta khitanan massal dimana pendaftar mencapai 486 orang. Mereka berasal dari seluruh eks Karesidenan Surakarta seperti Solo, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, Karanganyar dan Sragen.

Dia mengakui pihaknya masih belajar menggelar acara sosial ini. Dia berharap di kegiatan selanjutnya mampu mengakomodir lebih banyak peserta.

"Karena ini tahun pertama yang kami ambil sekitar 50 peserta mungkin di tahun depan bisa lebih banyak," katanya.

Selain itu, para peserta tidak hanya khitanan massal gratis, mereka juga memperoleh suvenir berupa seragam Persis Solo dan uang saku dari komunitas Garis Keras Sambernyawa.

Menurut dia, kalau biaya standar rumah sakit satu orang Rp1,5 juta, tapi karena pihaknya berkolaborasi dengan RS UNS, maka diberi keringanan setengahnya. Tapi untuk peserta semua gratis, ditanggung panitia penyelenggara.

Kepala Bidang Pelayanan Medis RS UNS Coana Sukmagautama mengatakan pihaknya terbuka terhadap kolaborasi seperti yang dilakukan komunitas pendukung Persis Solo Garis Keras Sambernyawa.

Pihaknya bangga bisa ikut membantu khitanan massal biar masyarakat yang dirasa kurang mampu juga tidak terbebani dengan biaya yang mungkin cukup tinggi untuk khitan. Meski kegiatan sosial, tetapi pelayanan diberikan tetap sesuai standar. Para peserta dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Kemudian dilakukan tes usap sebelum melaksanakan proses khitanan. 


 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024