Purwokerto (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, menggelar Halalbihalal Silaturahmi Idul Fitri 1444 H dan Mangayubagyo Jamaah Calon Haji bersama Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Dr KH Tafsir MAg. 

Acara tersebut berlangsung di Auditorium Ukhuwah Islamiyah Kampus 1 Ahmad Dahlan UMP, Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Banyumas, Selasa (2/5).

Dalam sambutannya, Rektor UMP Assoc Prof Dr Jebul Suroso secara pribadi, keluarga, dan mewakili Pimpinan Universitas Muhammadiyah Purwokerto menyampaikan permohonan maaf yang seikhlas-ikhlasnya kepada segenap yang menghadiri acara tersebut. 

"Kami yakin selama kita melakukan hubungan pertemanan, hubungan kerja, pastilah banyak kesalahan. Semoga ke depan hubungan kita semakin baik," katanya.

Ia juga mengajak keluarga besar UMP untuk mendoakan para jamaah calon haji diberikan kelancaran dan kemudahan mulai dari persiapan keberangkatan, selama perjalanan di Tanah Suci, serta bisa menjalankan seluruh aktivitas wajib dan sunnah. 

Selain itu, kata dia, para jamaah calon haji juga diberi keselamatan hingga pulang dan kemudian menyandang predikat haji mabrur. 

“Kinerja teman-teman selama ini saya kira sudah sangat bagus, sehingga momentum Idul Fitri kali ini kita bisa jadikan sebagai tempat untuk mempererat silaturahmi. Harapannya ke depan, kinerja kita akan semakin meningkat," jelasnya.  

Momentum kali ini, lanjut Rektor, menjadi momentum yang sangat baik sehingga harapannya prestasi semakin baik pula. 

Menurut dia, UMP bersyukur karena pada penghujung Ramadhan dan awal Syawal berhasil memperoleh tiga guru besar baru dan ke depan ada tiga guru besar baru lagi yang menyusul.

“Mudah-mudahan akan semakin banyak lagi guru besar atau profesor di UMP, dan semakin banyak lagi.  Ini saya kira prestasi baik, khususnya para dosen yang sudah mempersiapkan untuk meraih kredit unggul," tegasnya. 

Sementara itu, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMP Prof Dr H Chairil Anwar mengatakan Pelepasan Haji UMP bisa berjalan sesuai dengan harapan, bisa berjalan dengan baik, lancar, dan bisa sampai kembali dalam keadaan sehat walafiat. 

Baca juga: Gema Surya Suara UMP raih juara pada Festival Seni Pertunjukan Indonesia

“Atas nama Badan Pembina Harian UMP, kami mohon dimaafkan apabila selama kami, BPH UMP di dalam melaksanakan tugas-tugasnya itu kurang berkenan di hati, terutama Pak Rektor dan seluruh jajaran di bawahnya dan seluruh dosen serta tenaga kependidikan dengan keterbatasan yang ada, karena berbagai macam hal," katanya. 

Ia megharapkan ke depan UMP akan semakin diterima oleh masyarakat secara luas dan dalam sebuah kesempatan, Rektor menyampaikan kalau jumlah mahasiswa UMP sekarang itu lebih dari 15 ribu. 

Ke depannya, kata dia, mudah-mudahan dengan dukungan semua pihak akan menjadi 20 ribu mahasiswa. 


Idul Fitri fenomena syariat dan budaya

Dalam ceramahnya, Ketua PWM Jawa Tengah Dr KH Tafsir MAg mengatakan Idul Fitri itu tidak hanya fenomena syariat, juga fenomena budaya. 

“Idul Fitri dimaknainya sebagai kembali suci, maka minal aidzin wal faizin. Selama Ramadhan kita bersih-bersih kepada Allah. Tetapi bersih-bersih kepada Allah saja tidak cukup, melainkan bersih kepada sesama. Masuk Syawal maka kita juga harus bersih-bersih kepada sesama, itu yang disebut dengan halalbihalal," katanya. 

Bayangkan, lanjut Kiai Tafsir, jika lebaran hanya sebatas syariat maka setelah shalat Id selesai. 

Akan tetapi karena ada budaya, kata dia, setelah shalat Id masih banyak agenda-agenda lain seperti halalbihalal RT, halalbihalal alumni, dan sebagainya.  

"Kenapa halalbihalal? Karena bersih kepada Allah belum cukup, jadi harus bersih kepada sesama. Jadi setelah bersih kepada Allah, maka kita harus bersih kepada sesama. Itulah halalbihalal. Dihalalin, saling menghalalkan satu dengan yang lain melalui silaturahmi,” tegasnya.  

Ia mengatakan bersih kepada Allah cukup satu arah karena manusia tidak butuh jawaban Allah namun Allah menerima ampunan. 

Baca juga: Perputaran uang momentum Pasar Ramadhan UMP capai Rp1,5 Miliar
Baca juga: UMP ajak mahasiswa belajar budaya baru melalui program PMM 3

"Kita tidak cukup satu arah dari kita kepada Allah SWT tetapi bersih kepada sesama harus dua arah, ketemu, jabat tangan, kalau tidak ketemu WA itu harus dibalas, kalau belum dibalas berarti belum saling maaf memaafkan tetapi harus dua arah," kata Kiai Tafsir. (tgr)

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024