Purwokerto (ANTARA) - Salah satu produsen panel surya, ATW Solar mengajak warga Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memanfaatkan listrik tenaga surya yang ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar fosil.
Saat ditemui di sela pameran ATW Solar dalam kegiatan "Open House Showroom Artech" Purwokerto, Kamis, Koordinator Perwakilan ATW Solar Wilayah Jawa Tengah Bambang Widjanarko mengakui Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sangat agresif untuk mengenalkan panel surya kepada masyarakat sebagai upaya meratifikasi kebijakan pemanfaatan energi baru terbarukan.
"Tetapi untuk penduduknya, Jawa Tengah termasuk paling kalah dibanding dengan provinsi lain, misalnya DKI Jakarta, Jawa Barat, atau Jawa Timur. Kita (Jawa Tengah, red.) paling buncit jika dibanding provinsi-provinsi itu," jelasnya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya berupaya memperkenalkan produk panel surya dari ATW Group kepada masyarakat Purwokerto dan sekitarnya.
Menurut dia, rata-rata produk panel surya memiliki keunggulan yang sama tetapi ada tingkatan masing-masing.
"Kalau produk kami berada di tier (tingkat) satu, dari pemilihan kualitas produknya. Bahkan, sekarang sudah premium brand," kata pemilik Showroom Artech Purwokerto itu.
Dalam hal ini, kata dia, ATW Solar mementingkan kualitas untuk jangka panjang dan berani memberikan garansi pemakaian selama 25 tahun untuk premium brand dan 12 tahun untuk tingkat satu.
Terkait dengan pemasangan panel surya, Bambang mengakui saat ini adanya pembatasan dan di Jawa Tengah untuk pendaftaran awal dibatasi sebesar 15 persen dari kapasitas listrik PLN yang terpasang.
Kendati ada pembatasan, dia mengatakan pemanfaatan listrik tenaga surya dapat menghemat penggunaan listrik PLN hingga 60 persen.
Sementara untuk pemasangan panel surya berkapasitas 1.090 watt peak (WP), kata dia, nilai investasinya sekitar Rp23 juta sudah termasuk pengurusan ke PLN.
"Dengan nilai investasi sebesar itu, akan mencapai BEP (break even point) setelah tujuh tahun penggunaan," jelasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Banyumas Wakhyono mengatakan Pemerintah Kabupaten Banyumas terus mendorong masyarakat untuk memanfaatkan energi baru terbarukan seperti yang dilakukan sejumlah desa di wilayah itu karena sangat bermanfaat dan menghemat anggaran.
Khusus untuk pemanfaatan energi surya untuk listrik, kata dia, saat ini baru dilakukan di Desa Tlaga, Kecamatan Gumelar, dengan menggandeng pihak ketiga dan dimanfaatkan oleh 10 rumah warga.
"Ini tentunya sangat membantu warga karena pemasangannya gratis dan perawatannya dilakukan oleh pihak ketiga karena memang itu kegiatan bakti sosial mereka," jelasnya.
Dia mengakui biaya investasi yang cukup tinggi menjadi kendala bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan listrik tenaga surya secara mandiri.
Kendati demikian, dia mengatakan Pemkab Banyumas sangat berharap adanya program-program untuk mendukung pemanfaatan energi baru terbarukan.
Salah seorang warga Banyumas, Jati mengaku tertarik untuk memanfaatkan listrik tenaga surya yang sangat cocok dengan kondisi iklim Indonesia.
"Hanya saja biaya investasi untuk memanfaatkan energi surya cukup memberatkan karena tergolong tinggi," katanya.
Ia mengharapkan adanya skema tertentu atau semacam subsidi agar masyarakat berpenghasilan rendah bisa memanfaatkan listrik tenaga surya dengan biaya terjangkau.
Baca juga: Petani Purworejo panen tiga kali berkat pompa tenaga surya dari Gubernur Ganjar Pranowo
Saat ditemui di sela pameran ATW Solar dalam kegiatan "Open House Showroom Artech" Purwokerto, Kamis, Koordinator Perwakilan ATW Solar Wilayah Jawa Tengah Bambang Widjanarko mengakui Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sangat agresif untuk mengenalkan panel surya kepada masyarakat sebagai upaya meratifikasi kebijakan pemanfaatan energi baru terbarukan.
"Tetapi untuk penduduknya, Jawa Tengah termasuk paling kalah dibanding dengan provinsi lain, misalnya DKI Jakarta, Jawa Barat, atau Jawa Timur. Kita (Jawa Tengah, red.) paling buncit jika dibanding provinsi-provinsi itu," jelasnya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya berupaya memperkenalkan produk panel surya dari ATW Group kepada masyarakat Purwokerto dan sekitarnya.
Menurut dia, rata-rata produk panel surya memiliki keunggulan yang sama tetapi ada tingkatan masing-masing.
"Kalau produk kami berada di tier (tingkat) satu, dari pemilihan kualitas produknya. Bahkan, sekarang sudah premium brand," kata pemilik Showroom Artech Purwokerto itu.
Dalam hal ini, kata dia, ATW Solar mementingkan kualitas untuk jangka panjang dan berani memberikan garansi pemakaian selama 25 tahun untuk premium brand dan 12 tahun untuk tingkat satu.
Terkait dengan pemasangan panel surya, Bambang mengakui saat ini adanya pembatasan dan di Jawa Tengah untuk pendaftaran awal dibatasi sebesar 15 persen dari kapasitas listrik PLN yang terpasang.
Kendati ada pembatasan, dia mengatakan pemanfaatan listrik tenaga surya dapat menghemat penggunaan listrik PLN hingga 60 persen.
Sementara untuk pemasangan panel surya berkapasitas 1.090 watt peak (WP), kata dia, nilai investasinya sekitar Rp23 juta sudah termasuk pengurusan ke PLN.
"Dengan nilai investasi sebesar itu, akan mencapai BEP (break even point) setelah tujuh tahun penggunaan," jelasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Banyumas Wakhyono mengatakan Pemerintah Kabupaten Banyumas terus mendorong masyarakat untuk memanfaatkan energi baru terbarukan seperti yang dilakukan sejumlah desa di wilayah itu karena sangat bermanfaat dan menghemat anggaran.
Khusus untuk pemanfaatan energi surya untuk listrik, kata dia, saat ini baru dilakukan di Desa Tlaga, Kecamatan Gumelar, dengan menggandeng pihak ketiga dan dimanfaatkan oleh 10 rumah warga.
"Ini tentunya sangat membantu warga karena pemasangannya gratis dan perawatannya dilakukan oleh pihak ketiga karena memang itu kegiatan bakti sosial mereka," jelasnya.
Dia mengakui biaya investasi yang cukup tinggi menjadi kendala bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan listrik tenaga surya secara mandiri.
Kendati demikian, dia mengatakan Pemkab Banyumas sangat berharap adanya program-program untuk mendukung pemanfaatan energi baru terbarukan.
Salah seorang warga Banyumas, Jati mengaku tertarik untuk memanfaatkan listrik tenaga surya yang sangat cocok dengan kondisi iklim Indonesia.
"Hanya saja biaya investasi untuk memanfaatkan energi surya cukup memberatkan karena tergolong tinggi," katanya.
Ia mengharapkan adanya skema tertentu atau semacam subsidi agar masyarakat berpenghasilan rendah bisa memanfaatkan listrik tenaga surya dengan biaya terjangkau.
Baca juga: Petani Purworejo panen tiga kali berkat pompa tenaga surya dari Gubernur Ganjar Pranowo