Solo, Jateng (ANTARA) - Sebanyak 92 Fakultas Kedokteran (FK) dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia menghadiri Forum Dekan Asosiasi Institusi Pendidikan Dokter Indonesia (AIPKI) di Solo, Jawa Tengah, pada Jumat-Minggu (27-29/1).
Dekan FK UNS, Prof Dr Reviono, dr., Sp.P(K) di Solo, Jumat mengatakan kali ini Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta akan menjadi tuan rumah. Tema yang diangkat dalam forum tersebut adalah peran AIPKI dalam menjaga kualitas lulusan pendidikan kedokteran melalui Academic Health System (AHS).
“Topik acara membahas tentang kebutuhan dokter, masalah kekurangan dokter, terutama dokter spesialis. Jadi, nanti kita bicara secara resmi tentang pandangan dan pernyataan AIPKI yang ditujukan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes),” katanya.
Selain itu, kata dia, juga akan hadir praktisi pendidikan dari Inggris dan Jerman, serta pakar hukum yang akan menyoroti Omnibus Law UU Kesehatan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua AIPKI, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG(K) mengatakan salah satu topik hangat yang akan dibahas adalah kebijakan Kementerian Kesehatan yang memiliki wacana untuk memiliki program pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit.
“Jadi sedang dibahas bahwa akan ada pendidikan spesialis yang dikelola oleh universitas dan rumah sakit. Artinya, untuk mewujudkan hal tersebut, rumah sakit harus mengubah regulasi karena dalam Undang-Undang Pendidikan Dokter Tahun 2013, penyelenggaraan pendidikan spesialis harus sesuai lembaga pendidikan,” ujarnya.
Ia berharap forum tersebut dapat menghasilkan rekomendasi bagi pemerintah dalam menyikapi pemenuhan dokter spesialis tersebut.
“Kami juga berharap pemerintah hadir karena masalah saat ini, dokter spesialis terkonsentrasi di kota-kota besar, distribusinya tidak merata. Jadi harapannya dengan jumlah yang lebih sedikit tetapi pemerataan lulusan spesialis dapat melayani. seluruh wilayah Indonesia,” demikian Budi Santoso.
Baca juga: RS UNS resmi berstatus pendidikan utama Fakultas Kedokteran
Dekan FK UNS, Prof Dr Reviono, dr., Sp.P(K) di Solo, Jumat mengatakan kali ini Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta akan menjadi tuan rumah. Tema yang diangkat dalam forum tersebut adalah peran AIPKI dalam menjaga kualitas lulusan pendidikan kedokteran melalui Academic Health System (AHS).
“Topik acara membahas tentang kebutuhan dokter, masalah kekurangan dokter, terutama dokter spesialis. Jadi, nanti kita bicara secara resmi tentang pandangan dan pernyataan AIPKI yang ditujukan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes),” katanya.
Selain itu, kata dia, juga akan hadir praktisi pendidikan dari Inggris dan Jerman, serta pakar hukum yang akan menyoroti Omnibus Law UU Kesehatan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua AIPKI, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG(K) mengatakan salah satu topik hangat yang akan dibahas adalah kebijakan Kementerian Kesehatan yang memiliki wacana untuk memiliki program pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit.
“Jadi sedang dibahas bahwa akan ada pendidikan spesialis yang dikelola oleh universitas dan rumah sakit. Artinya, untuk mewujudkan hal tersebut, rumah sakit harus mengubah regulasi karena dalam Undang-Undang Pendidikan Dokter Tahun 2013, penyelenggaraan pendidikan spesialis harus sesuai lembaga pendidikan,” ujarnya.
Ia berharap forum tersebut dapat menghasilkan rekomendasi bagi pemerintah dalam menyikapi pemenuhan dokter spesialis tersebut.
“Kami juga berharap pemerintah hadir karena masalah saat ini, dokter spesialis terkonsentrasi di kota-kota besar, distribusinya tidak merata. Jadi harapannya dengan jumlah yang lebih sedikit tetapi pemerataan lulusan spesialis dapat melayani. seluruh wilayah Indonesia,” demikian Budi Santoso.
Baca juga: RS UNS resmi berstatus pendidikan utama Fakultas Kedokteran