Wonosobo (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah bersama dengan Yayasan Al Maksum Jlamprang Wonosobo melakukan kerja sama dalam pengembangan seni, budaya, dan pariwisata melalui pembentukan kampung bahasa berbasis pondok pesantren.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Agus Wibowo dalam siaran pers yang diterima di Wonosobo, Jumat, menyebutkan perjanjian kerja sama tersebut telah ditandatangani oleh kedua belah pihak, yakni Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo dan Ketua Yayasan Al Maksum Wonosobo.
Ia mengungkapkan ruang lingkup kerja sama yang telah disepakati antara lain terkait dengan promosi wisata, membentuk destinasi wisata edukasi melalui kampung bahasa berbasis pondok pesantren, pengembangan SDM ponpes khususnya Yayasan Al-Maksum melalui pelatihan bahasa Arab, Inggris, dan Mandarin.
Selain itu, menjadikan sistem pembelajaran yang baik dan terintegrasi antara bidang keagamaan dan bahasa yang diyakini ke depan akan mendukung pengembangan industri pariwisata di Kabupaten Wonosobo.
Dia mengatakan Yayasan Al Maksum selama ini telah mengelola Pondok Pesantren Rohmatul Umat di Kampung Wonobungkah, Jlamprang Wonosobo. Saat ini instansinya telah mengirim tiga perwakilan santri terbaik yang sudah memiliki kemampuan dasar berbahasa Inggris, Arab, dan Mandarin.
Adapun untuk pelatihan bahasa Arab dan bahasa Inggris dilakukan di Laboratorium Bahasa Unsiq Wonosobo, sedangkan pelatihan bahasa Mandarin dilakukan di Xin Long Yogyakarta.
Ia menuturkan setelah menjalani kursus atau pelatihan, mereka agar mentransfer ilmunya kepada santri yang lain di ponpes tersebut.
"Dengan semakin luasnya kemampuan berbahasa asing di Ponpes Rohmatul Ummat dan pemanfaatan bahasa Inggris, Arab, dan Mandarin menjadi alat komunikasi di antara santri, tentu hal ini menjadi sesuatu yang menarik," katanya.
Ia berharap, para santri yang juga hidup di tengah-tengah masyarakat Kampung Wonobungkah juga akan membudayakan komunikasi dengan ketiga bahasa tersebut kepada masyarakat di sekitar ponpes sehingga nantinya akan terbentuk kampung bahasa berbasis pondok pesantren.
Agus menyampaikan jika hal ini bisa terwujud, akan menjadi daya tarik bagi orang di luar kampung, baik lokal Wonosobo maupun luar Wonosobo, yang penasaran ingin lebih mengenal kampung bahasa ini. Kampung bahasa ini tentunya akan menjadi destinasi wisata baru yang menarik untuk dikunjungi wisatawan baik yang sekadar penasaran ingin berkunjung maupun orang-orang yang sengaja datang untuk ikut belajar di kampung bahasa tersebut.
"Hal ini jelas akan merangsang tumbuhnya ekonomi baru di sekitar pondok pesantren dan kampung bahasa tersebut. Banyak orang akan datang belajar, tentu butuh penginapan dan amenitas yang lain. Kegiatan ini akan merangsang munculnya homestay, warung, rumah makan, lahan parkir, dan fasilitas lainnya," katanya.
Ketua Yayasan Ali Maksum Wonosobo Agus Wahid bersyukur apa yang telah dilakukan di pondok pesantren yang dikelola bersama pengurus yayasan selama ini membuahkan kemajuan.
Ia juga berterima kasih karena potensi para santri dan sistem edukasi di Ponpes Rohmatul Ummat didukung oleh Pemkab Wonosobo bahkan telah ditangkap oleh Disparbud Wonosobo melalui kerja sama ini dan telah diimplementasikan dengan mengirim tiga orang santri mengikuti pelatihan atau kursus bahasa Inggris, Arab, dan Mandarin.
"Dengan adanya ragam bahasa asing yang membudaya menjadi alat komunikasi di kalangan santri dan masyarakat kampung di sekitar ponpes, menjadi keunikan dan keunggulan tersendiri dan jelas akan menarik banyak wisatawan untuk datang ke kampung bahasa. Pendidikan di ponpes juga akan lebih berkembang dan kualitas SDM santri maupun pendidik di ponpes juga akan meningkat," katanya.
Baca juga: Wonosobo strategis bagi konservasi air
Baca juga: Bulan Dana PMI Wonosobo mencapai Rp1,4 miliar, lampaui target
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Agus Wibowo dalam siaran pers yang diterima di Wonosobo, Jumat, menyebutkan perjanjian kerja sama tersebut telah ditandatangani oleh kedua belah pihak, yakni Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo dan Ketua Yayasan Al Maksum Wonosobo.
Ia mengungkapkan ruang lingkup kerja sama yang telah disepakati antara lain terkait dengan promosi wisata, membentuk destinasi wisata edukasi melalui kampung bahasa berbasis pondok pesantren, pengembangan SDM ponpes khususnya Yayasan Al-Maksum melalui pelatihan bahasa Arab, Inggris, dan Mandarin.
Selain itu, menjadikan sistem pembelajaran yang baik dan terintegrasi antara bidang keagamaan dan bahasa yang diyakini ke depan akan mendukung pengembangan industri pariwisata di Kabupaten Wonosobo.
Dia mengatakan Yayasan Al Maksum selama ini telah mengelola Pondok Pesantren Rohmatul Umat di Kampung Wonobungkah, Jlamprang Wonosobo. Saat ini instansinya telah mengirim tiga perwakilan santri terbaik yang sudah memiliki kemampuan dasar berbahasa Inggris, Arab, dan Mandarin.
Adapun untuk pelatihan bahasa Arab dan bahasa Inggris dilakukan di Laboratorium Bahasa Unsiq Wonosobo, sedangkan pelatihan bahasa Mandarin dilakukan di Xin Long Yogyakarta.
Ia menuturkan setelah menjalani kursus atau pelatihan, mereka agar mentransfer ilmunya kepada santri yang lain di ponpes tersebut.
"Dengan semakin luasnya kemampuan berbahasa asing di Ponpes Rohmatul Ummat dan pemanfaatan bahasa Inggris, Arab, dan Mandarin menjadi alat komunikasi di antara santri, tentu hal ini menjadi sesuatu yang menarik," katanya.
Ia berharap, para santri yang juga hidup di tengah-tengah masyarakat Kampung Wonobungkah juga akan membudayakan komunikasi dengan ketiga bahasa tersebut kepada masyarakat di sekitar ponpes sehingga nantinya akan terbentuk kampung bahasa berbasis pondok pesantren.
Agus menyampaikan jika hal ini bisa terwujud, akan menjadi daya tarik bagi orang di luar kampung, baik lokal Wonosobo maupun luar Wonosobo, yang penasaran ingin lebih mengenal kampung bahasa ini. Kampung bahasa ini tentunya akan menjadi destinasi wisata baru yang menarik untuk dikunjungi wisatawan baik yang sekadar penasaran ingin berkunjung maupun orang-orang yang sengaja datang untuk ikut belajar di kampung bahasa tersebut.
"Hal ini jelas akan merangsang tumbuhnya ekonomi baru di sekitar pondok pesantren dan kampung bahasa tersebut. Banyak orang akan datang belajar, tentu butuh penginapan dan amenitas yang lain. Kegiatan ini akan merangsang munculnya homestay, warung, rumah makan, lahan parkir, dan fasilitas lainnya," katanya.
Ketua Yayasan Ali Maksum Wonosobo Agus Wahid bersyukur apa yang telah dilakukan di pondok pesantren yang dikelola bersama pengurus yayasan selama ini membuahkan kemajuan.
Ia juga berterima kasih karena potensi para santri dan sistem edukasi di Ponpes Rohmatul Ummat didukung oleh Pemkab Wonosobo bahkan telah ditangkap oleh Disparbud Wonosobo melalui kerja sama ini dan telah diimplementasikan dengan mengirim tiga orang santri mengikuti pelatihan atau kursus bahasa Inggris, Arab, dan Mandarin.
"Dengan adanya ragam bahasa asing yang membudaya menjadi alat komunikasi di kalangan santri dan masyarakat kampung di sekitar ponpes, menjadi keunikan dan keunggulan tersendiri dan jelas akan menarik banyak wisatawan untuk datang ke kampung bahasa. Pendidikan di ponpes juga akan lebih berkembang dan kualitas SDM santri maupun pendidik di ponpes juga akan meningkat," katanya.
Baca juga: Wonosobo strategis bagi konservasi air
Baca juga: Bulan Dana PMI Wonosobo mencapai Rp1,4 miliar, lampaui target