Pekalongan (ANTARA) - PT (Persero) PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Pekalongan, Jawa Tengah, mencatat hingga akhir Oktober 2022 mampu menghimpun pendapatan dari penjualan tenaga listrik sebesar Rp1,39 triliun.

"Nilai pendapatan tersebut berasal dari 583.243 pelanggan dengan daya tersambung sebesar 869.070.785 VA," kata Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Pekalongan Muhammad Khadafi di Pekalongan, Kamis.

Adapun untuk Kota Pekalongan, kata dia, pihaknya menyalurkan pajak penerangan jalan (PPJ) 2022 yang dipungut oleh PLN sebagai pendapatan asli daerah hingga Oktober 2022 sebesar Rp21,57 miliar.

Hal tersebut disampaikan Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Pekalongan Muhammad Khadafi pada acara "Multi Stakeholder Forum 2022 Sinergi Untuk Pulih Lebih Cepat, Perkuat Kebangkitan Ekonomi", di Pekalongan, Kamis.

Ia mengatakan kapasitas daya PLN untuk melayani masyarakat di Kota Pekalongan sebesar 180 MVA yang disuplai dari 1 gardu induk yakni gardu induk Pekalongan dengan ketersediaan daya 101,2 MVA atau 56, 2 persen.

"Oleh karena itu, masih tersedia 79,2 MVA (43,78 persen) kapasitas daya untuk dimanfaatkan serta mendukung para investor, pelaku usaha, dan masyarakat yang membutuhkan pasokan listrik di Kota Pekalongan," katanya.

Dikatakan, pihaknya berkomitmen untuk menjaga pasokan listrik tetap andal, cukup, dan terjangkau untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, sekaligus dalam mendukung peningkatan perekonomian.

Saat ini, kata dia, PLN telah meluncurkan beberapa program di antaranya adalah layanan premium yaitu layanan yang memberikan jaminan keandalan listrik yang lebih baik, dan pelanggan akan dilayani oleh "account eksekutif" untuk mendapatkan layanan prima.

"Kami menyampaikan ucapan terima kasih pada Wali Kota Pekalongan yang telah mensupport serta mengajak instansi atau perusahaan sehingga kawasan di lingkungan pemkot hampir semuanya telah bergabung dengan layanan premium," katanya.

Khadafi mengatakan sebagai bentuk kepedulian PLN terhadap perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca, pihaknya akan mengenalkan produk sertifikat energi baru (renewable energy certificate) yang mempresentasikan setiap MWh listrik yang diproduksi dari pembangkit potensi energi baru terbarukan (EBT).

"1 unit sertifikat energi baru yang memiliki kapasitas setara 1.000 kWh dijual oleh PLN seharga Rp35 ribu," katanya.


 

Pewarta : Kutnadi
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024