Semarang (ANTARA) - Post Summit Women20 (W20) baru saja berlangsung, 13-14 November 2022, di Nusa Dua, Bali dan pada pertemuan terakhir di Indonesia itu sekaligus menandai berakhirnya tongkat kepemimpinan W20 Indonesia pada tahun ini, sesuai dengan berakhirnya Kepresidenan Indonesia di forum G20. India yang akan memimpin G20 di tahun 2023 juga akan memimpin W20 di sepanjang tahun depan.
Dalam sambutannya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Bintang Puspayoga berharap empat isu utama terkait pemberdayaan perempuan yang telah ditetapkan selama presidensi Indonesia, dapat dilanjutkan pada W20 Presidensi India di tahun depan.
Keempat isu tersebut yakni, menolak diskriminasi dan mendorong kesetaraan gender; UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan; Respon kesehatan yang mengutamakan kesetaraan gender; dan Perempuan pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas.
Bintang Puspayoga menambahkan, pada isu pertama dan kedua, hal yang ditekankan adalah bagaimana mempromosikan kesetaraan, keamanan, dan kesejahteraan dengan menghapus kebijakan diskriminasi.
Selain itu, dijabarkan pula bagaimana mencapai inklusi ekonomi melalui dukungan terhadap UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Dibahas pula pentingnya merangkul interseksionalitas untuk mempercepat kemajuan pemberdayaan perempuan.
Sementara itu, pada isu ketiga dan keempat, W20 Indonesia lebih menekankan kepada respon kesehatan kaum marginal perempuan, khususnya mereka yang berada di daerah pedesaan dan penyadang disabilitas. Pada isu itu digambarkan bagaimana tantangan global terkait pandemi COVID-19 berdampak secara tidak proporsional terhadap perempuan. Pandemi sangat berdampak terhadap kesehatan ibu, keluarga, bahkan terhadap pelayanan bagi perempuan korban kekerasan berbasis gender. Lebih jauh, W20 ingin menyoroti respon terhadap kesehatan khususnya yang berkeadilan gender.
Baca juga: W20 gelar pertemuan keempatdi Manokwari
Chair W20 Indonesia Hadriani Uli Silalahi menyampaikan untuk benar-benar mencapai kesetaraan gender, W20 perlu menekankan pentingnya akuntabilitas. Untuk itu, fokus G20 terhadap kesetaraan gender perlu untuk terus dipantau dan dievaluasi secara berkala. W20 Indonesia pun secara konsisten terus menyerukan kepada pemimpin G20 untuk mengeluarkan deklarasi yang berfokus terhadap pentingnya kesetaraan gender.
Uli juga menyampaikan, pada pertemuan terakhir W20 tersebut, Indonesia juga memastikan terlaksananya empat agenda utama, yaitu: Mendelegasikan peran W20 kepada masyarakat luas agar dapat berkontribusi pada lingkungan sekitarnya; kedua, Memastikan Komunike W20 disampaikan dengan baik kepada pemimpin G20.
Ketiga, Mensosialisasikan rekomendasi W20 kepada pemimpin G20, sherpa, organisasi wanita, akademisi, pemangku kepentingan, dan publik sebagai fokus utama pada pemberdayaan perempuan; dan keempat, Pelaporan dan proses serah terima dari komite W20 Indonesia kepada delegasi W20 India.
"W20 menjadi working group dan engagement group pertama dari G20 presidensi Indonesia yang telah menyelesaikan post summit dengan hasil yang baik. Pencapaian ini sekaligus menunjukkan W20 presidensi Indonesia sebagai working group maupun engagement group terbaik dan terlengkap dalam menghasilkan komunike dan menyelesaikan seluruh rangkaian pertemuan sejak dimulai pada Desember 2021," kata Uli.
Dalam kesimpulan hasil post summit, Co-Chair W20 Indonesia Dian Siswarini menyebutkan Komunike W20 Indonesia berisi rekomendasi kepada para pemimpin G20 untuk memastikan bahwa kepentingan perempuan serta anak perempuan menjadi bagian signifikan dari kepresidenan G20 Indonesia.
Baca juga: W20 Sispreneur, aksi nyata untuk UMKM perempuan Indonesia Go Digital dan Go Global
Secara langsung, katanya, W20 Indonesia mendorong pemerintah untuk: Menindaklanjuti komitmen dalam mengimplementasikan roadmap G20 menuju dan melampaui Brisbane Goals; Membuat jaringan data gender G20 dan dasbor yang berisi hasil dari W20; dan Mengembangkan serta meningkatkan Strategi Nasional Gender Ekuitas dan Kesetaraan (NSGEE).
Dalam rangkaian post summit tersebut terdapat enam pembicara yang merupakan para delegasi W20 2022 yang berasal dari Indonesia, India, Italia, Rusia, Turki, dan Amerika Serikat. Masing-masing delegasi menjelaskan tentang 5 isu prioritas W20 yang dibahas dalam Komunike, yakni: non-discrimination and equality, women-owned and led MSMEs, gender equitable health response, rural women, dan women with disabilities.
Total tidak kurang dari 500 peserta yang merupakan delegasi dari sembilan negara turut hadir secara langsung pada W20 Post Summit di Bali tersebut. Mereka datang dari Argentina, Australia, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Rusia, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikan, Uni Eropa hingga Portugal.
Menurut Dian, kehadiran dan antusiasme dari peserta luar negeri tersebut memperlihatkan bahwa upaya yang dilakukan W20 Presidensi Indonesia selama kurang lebih 11 bulan terakhir mendapatkan perhatian dari seluruh negara anggota G20.
Sepanjang kepresidenan Indonesia, W20 telah menggelar lima pertemuan dan aneka kegiatan yang menyertainya di lokasi yang berbeda. Lokasi-lokasi terpilih tersebut merupakan tujuan utama wisata Indonesia, dengan harapan pertemuan W20 akan bisa ikut mengangkat potensi wisata setiap lokasi. Pertemuan pertama berlangsung di Likupang Sulawesi Utara. Batu, Jawa Timur, dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan sebagai lokasi pertemuan kedua dan ketiga. Lalu berlanjut ke Manokwari, Papua Barat. Kemudian, sebelum post summit di Bali, KTT W20 Indonesia sempat berlangsung di Danau Toba, Sumatera Utara.
Baca juga: Ketua W20: Perempuan Indonesia mainkan peran utama dalam UKM
Dalam sambutannya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Bintang Puspayoga berharap empat isu utama terkait pemberdayaan perempuan yang telah ditetapkan selama presidensi Indonesia, dapat dilanjutkan pada W20 Presidensi India di tahun depan.
Keempat isu tersebut yakni, menolak diskriminasi dan mendorong kesetaraan gender; UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan; Respon kesehatan yang mengutamakan kesetaraan gender; dan Perempuan pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas.
Bintang Puspayoga menambahkan, pada isu pertama dan kedua, hal yang ditekankan adalah bagaimana mempromosikan kesetaraan, keamanan, dan kesejahteraan dengan menghapus kebijakan diskriminasi.
Selain itu, dijabarkan pula bagaimana mencapai inklusi ekonomi melalui dukungan terhadap UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Dibahas pula pentingnya merangkul interseksionalitas untuk mempercepat kemajuan pemberdayaan perempuan.
Sementara itu, pada isu ketiga dan keempat, W20 Indonesia lebih menekankan kepada respon kesehatan kaum marginal perempuan, khususnya mereka yang berada di daerah pedesaan dan penyadang disabilitas. Pada isu itu digambarkan bagaimana tantangan global terkait pandemi COVID-19 berdampak secara tidak proporsional terhadap perempuan. Pandemi sangat berdampak terhadap kesehatan ibu, keluarga, bahkan terhadap pelayanan bagi perempuan korban kekerasan berbasis gender. Lebih jauh, W20 ingin menyoroti respon terhadap kesehatan khususnya yang berkeadilan gender.
Baca juga: W20 gelar pertemuan keempatdi Manokwari
Chair W20 Indonesia Hadriani Uli Silalahi menyampaikan untuk benar-benar mencapai kesetaraan gender, W20 perlu menekankan pentingnya akuntabilitas. Untuk itu, fokus G20 terhadap kesetaraan gender perlu untuk terus dipantau dan dievaluasi secara berkala. W20 Indonesia pun secara konsisten terus menyerukan kepada pemimpin G20 untuk mengeluarkan deklarasi yang berfokus terhadap pentingnya kesetaraan gender.
Uli juga menyampaikan, pada pertemuan terakhir W20 tersebut, Indonesia juga memastikan terlaksananya empat agenda utama, yaitu: Mendelegasikan peran W20 kepada masyarakat luas agar dapat berkontribusi pada lingkungan sekitarnya; kedua, Memastikan Komunike W20 disampaikan dengan baik kepada pemimpin G20.
Ketiga, Mensosialisasikan rekomendasi W20 kepada pemimpin G20, sherpa, organisasi wanita, akademisi, pemangku kepentingan, dan publik sebagai fokus utama pada pemberdayaan perempuan; dan keempat, Pelaporan dan proses serah terima dari komite W20 Indonesia kepada delegasi W20 India.
"W20 menjadi working group dan engagement group pertama dari G20 presidensi Indonesia yang telah menyelesaikan post summit dengan hasil yang baik. Pencapaian ini sekaligus menunjukkan W20 presidensi Indonesia sebagai working group maupun engagement group terbaik dan terlengkap dalam menghasilkan komunike dan menyelesaikan seluruh rangkaian pertemuan sejak dimulai pada Desember 2021," kata Uli.
Dalam kesimpulan hasil post summit, Co-Chair W20 Indonesia Dian Siswarini menyebutkan Komunike W20 Indonesia berisi rekomendasi kepada para pemimpin G20 untuk memastikan bahwa kepentingan perempuan serta anak perempuan menjadi bagian signifikan dari kepresidenan G20 Indonesia.
Baca juga: W20 Sispreneur, aksi nyata untuk UMKM perempuan Indonesia Go Digital dan Go Global
Secara langsung, katanya, W20 Indonesia mendorong pemerintah untuk: Menindaklanjuti komitmen dalam mengimplementasikan roadmap G20 menuju dan melampaui Brisbane Goals; Membuat jaringan data gender G20 dan dasbor yang berisi hasil dari W20; dan Mengembangkan serta meningkatkan Strategi Nasional Gender Ekuitas dan Kesetaraan (NSGEE).
Dalam rangkaian post summit tersebut terdapat enam pembicara yang merupakan para delegasi W20 2022 yang berasal dari Indonesia, India, Italia, Rusia, Turki, dan Amerika Serikat. Masing-masing delegasi menjelaskan tentang 5 isu prioritas W20 yang dibahas dalam Komunike, yakni: non-discrimination and equality, women-owned and led MSMEs, gender equitable health response, rural women, dan women with disabilities.
Total tidak kurang dari 500 peserta yang merupakan delegasi dari sembilan negara turut hadir secara langsung pada W20 Post Summit di Bali tersebut. Mereka datang dari Argentina, Australia, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Rusia, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikan, Uni Eropa hingga Portugal.
Menurut Dian, kehadiran dan antusiasme dari peserta luar negeri tersebut memperlihatkan bahwa upaya yang dilakukan W20 Presidensi Indonesia selama kurang lebih 11 bulan terakhir mendapatkan perhatian dari seluruh negara anggota G20.
Sepanjang kepresidenan Indonesia, W20 telah menggelar lima pertemuan dan aneka kegiatan yang menyertainya di lokasi yang berbeda. Lokasi-lokasi terpilih tersebut merupakan tujuan utama wisata Indonesia, dengan harapan pertemuan W20 akan bisa ikut mengangkat potensi wisata setiap lokasi. Pertemuan pertama berlangsung di Likupang Sulawesi Utara. Batu, Jawa Timur, dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan sebagai lokasi pertemuan kedua dan ketiga. Lalu berlanjut ke Manokwari, Papua Barat. Kemudian, sebelum post summit di Bali, KTT W20 Indonesia sempat berlangsung di Danau Toba, Sumatera Utara.
Baca juga: Ketua W20: Perempuan Indonesia mainkan peran utama dalam UKM