Semarang (ANTARA) - Seluruh stakeholder di Provinsi Jawa Tengah terus bergerak bersama melakukan berbagai upaya menurunkan angka stunting dan menunjukkan progres positif serta telah sesuai jalur yang rencanakan..

"Jateng sudah on the track, bahkan bisa satu tahun lebih cepat dari target nasional 14 persen pada tahun 2024. Untuk Jateng paling lambat targetnya bisa tercapai tahun 2023," kata Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Widwiono menyampaikan laporannya pada kegiatan Peringatan Hari Jadi ke-72 Provinsi Jawa Tengah, Melalui Internalisasi Pengasuhan Balita Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Semarang, Selasa (20/9/2022).

BKKBN, lanjut Widwiono, mendapat mandat sebagai Ketua Pelaksana dalam Percepatan Penurunan Angka Stunting di Indonesia dari 27,79 persen menjadi 14 persen pada tahun 2024 dan saat ini angka stunting di Indonesia sebesar 24.4 persen. Sementara di Jawa Tengah sebesar 20,9 persen (data SSGI 2021). 

"Saya ucapkan terima kasih dan tepuk tangan untuk kita semua," kata Widwiono yang juga menegaskan untuk menurunkan dan mencegah stunting dapat dilakukan melalui pencegahan sejak sebelum perkawinan sampai 1.000 hari fase kehidupan.

Baca juga: Jateng targetkan angka stunting turun jadi 14 persen pada akhir 2023

Widwiono optimistis tidak ada yang tidak mungkin kalau seluruh pihak dapat bergotong royong dan berkontribusi secara aktif dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan optimistis Jawa Tengah bebas dari stunting di tahun 2024 sesuai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Apalagi dibarengi dengan beragam upaya dari berbagai pihak terkait. 

Menurut Taj Yasin upaya penurunan stunting selama tahun 2018 sampai tahun 2021 sangat bagus, terjadi penurunan yang signifikan sebesar 3,1 persen dan belajar dari hal tersebut dan minimal dapat dipertahankan atau justru ditingkatkan, maka penurunannya bisa sangat cepat.

"Ini digalakkan lagi, setelah sebelumnya tertunda karena sibuk penanganan COVID- 19. Ini momentum paling bagus, karena masyarakat tanpa disadari mereka lebih peduli terhadap kesehatan. Kami datangi kampus-kampus, sekolah, dan pondok pesantren untuk diberikan edukasi. Kami gaungkan dan Alhamdulillah saat mereka ditawari mengkonsumsi tablet tambah darah, mereka langsung meminumnya," kata Taj Yasin.

Baca juga: TNI dengan Program Bangga Kencana ikut percepat penurunan stunting
Taj Yasin menegaskan stunting tidak sekadar perlunya meminum tablet tambah darah bagi remaja, tetapi juga terkait juga 1.000 hari pertama bayi setelah lahir sampai dengan faktor lingkungan yang harus menjadi perhatian.

"Mulai jambanisasi, rumah tidak layak huni juga kami genjot, ibu-ibu hamil didatangi dan dipastikan mendapatkan pendampingan dengan Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng, Ojo Kawin Bocah, satu OPD satu desa binaan, itu semua kami masifkan lagi dan disosialisasikan mengenai penurunan stunting," kata Taj Yasin.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan penghargaan bagi para pemenang untuk kategori Pelayanan KB Terbaik Juara I diraih Kabupaten Jepara; Juara II Kabupaten Pemalang; dan Juara III Kota Tegal. Sementara untuk pemenang Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) Terbaik untuk Juara I diraih Kabupaten Pekalongan; Juara II Kota Semarang; dan Juara III Kabupaten Wonogiri.

Selain itu ada juga peluncuran Cething Ketan dan talkshow  peran TP PKK dalam pengasuhan balita sebagai upaya pencegahan stunting dengan narasumber Wakil Ketua Tim Penggerak PPK Jateng  Nawal Nur Arafah  Taj Yasin dan  Andri Putranto.

Baca juga: Penurunan stunting tidak sekadar faktor pangan
Baca juga: Percepat penurunan, BKKBN gelar Gerak Stunting tingkat kab/kota

Pewarta : KSM
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024