Semarang jadi tuan rumah Harganas 2024
Semarang (ANTARA) - Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah bakal menjadi tuan rumah peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-31 yang digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Kamis, mengatakan Pemerintah Kota Semarang akan bergerak cepat mempersiapkan kegiatan Harganas ke-31 yang merupakan agenda nasional.
"Alhamdulillah Kota Semarang tahun lalu sukses menjadi tuan rumah Hari Anak Nasional dari Kemen PPPA. Tahun 2024 ini didapuk dan mendapatkan amanah dari BKKBN RI untuk menjadi tuan rumah Harganas ke-31," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Menurut dia, kegiatan Harganas kali ini memerlukan integrasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat karena akan ada banyak kegiatan dalam rangkaian peringatan tersebut.
"Akan ada banyak kegiatan, berupa pameran, stan UMKM, hingga puncak kegiatan yang rencananya dihadiri Presiden RI Joko Widodo, serta ada gala dinner," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Ada pula kegiatan lain, seperti Rumah Pelita (Penanganan Stunting Lintas Sektor Bagi Baduta), Cempaka (Cegah Stunting Bersama Pengusaha di Kota Semarang), dan kegiatan untuk lanjut usai (Lansia).
"Sebelum puncak acara, akan ada kegiatan-kegiatan di beberapa kabupaten di Jateng. Setelah final dan diberikan gambaran dari deputi dan Direktur BKKBN, kami akan menyusun 'layout'," katanya.
Tentunya, lanjutnya, harus dilakukan kesiapan-kesiapan. Tak hanya di acara puncaknya tapi juga terkait ketersediaan hotel, transportasi, parkir, karena mengingat tamu yang hadir mencapai 10 ribu orang.
"Rencananya, kegiatan Harganas akan berlangsung pada tanggal 31 Juni 2024. Meski demikian, Harganas itu sebenarnya jatuh pada tanggal 29 Juni," pungkas Ita.
Sementara itu, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti menjelaskan bahwa Kota Semarang dan Provinsi Jateng dipilih karena memenuhi dua pertimbangan penting.
Pertama, Indeks Pembangunan Keluarga Provinsi Jateng dan Kota Semarang sudah di atas rata-rata nasional, yakni Kota Semarang di angka 65,95 dan Jateng di angka 58.
"Dengan skala indeks 1-100, Kota Semarang sudah di angka 59 lebih, Jateng di angka 58, sedangkan angka nasional itu 56. Jadi, sudah cukup bagus," katanya.
Kedua, lanjut dia, Kota Semarang berhasil menekan angka prevalensi stunting di 2022 menjadi 10,40 persen, atau jauh di bawah target standar nasional di angka 14 persen, sementara Jateng juga memiliki banyak program pencegahan stunting dan pernikahan dini.
"Ini apresiasi dan penghargaan pemerintah pusat kepada Kota Semarang yang sudah menorehkan prestasi luar biasa, bukan hanya dari sisi penurunan stuntingnya tapi juga mewujudkan kota yang tenteram, bahagia dan mandiri," katanya.
Dengan dipilihnya Kota Semarang sebagai tuan rumah, Nopian berharap segala kesiapan baik dalam sarana prasarana serta infrastruktur bisa terpenuhi.
"Pemkot Semarang siap, provinsi juga siap, tinggal dimatangkan persiapannya," katanya.
"Tapi yang paling penting kegiatan ini bukan hanya seremonial hari puncak dengan upacara saja. Tapi juga ada rangkaian kegiatan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Jawa Tengah. Dan gaungnya itu dari Semarang ke seluruh Indonesia," pungkasnya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Kamis, mengatakan Pemerintah Kota Semarang akan bergerak cepat mempersiapkan kegiatan Harganas ke-31 yang merupakan agenda nasional.
"Alhamdulillah Kota Semarang tahun lalu sukses menjadi tuan rumah Hari Anak Nasional dari Kemen PPPA. Tahun 2024 ini didapuk dan mendapatkan amanah dari BKKBN RI untuk menjadi tuan rumah Harganas ke-31," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Menurut dia, kegiatan Harganas kali ini memerlukan integrasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat karena akan ada banyak kegiatan dalam rangkaian peringatan tersebut.
"Akan ada banyak kegiatan, berupa pameran, stan UMKM, hingga puncak kegiatan yang rencananya dihadiri Presiden RI Joko Widodo, serta ada gala dinner," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Ada pula kegiatan lain, seperti Rumah Pelita (Penanganan Stunting Lintas Sektor Bagi Baduta), Cempaka (Cegah Stunting Bersama Pengusaha di Kota Semarang), dan kegiatan untuk lanjut usai (Lansia).
"Sebelum puncak acara, akan ada kegiatan-kegiatan di beberapa kabupaten di Jateng. Setelah final dan diberikan gambaran dari deputi dan Direktur BKKBN, kami akan menyusun 'layout'," katanya.
Tentunya, lanjutnya, harus dilakukan kesiapan-kesiapan. Tak hanya di acara puncaknya tapi juga terkait ketersediaan hotel, transportasi, parkir, karena mengingat tamu yang hadir mencapai 10 ribu orang.
"Rencananya, kegiatan Harganas akan berlangsung pada tanggal 31 Juni 2024. Meski demikian, Harganas itu sebenarnya jatuh pada tanggal 29 Juni," pungkas Ita.
Sementara itu, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti menjelaskan bahwa Kota Semarang dan Provinsi Jateng dipilih karena memenuhi dua pertimbangan penting.
Pertama, Indeks Pembangunan Keluarga Provinsi Jateng dan Kota Semarang sudah di atas rata-rata nasional, yakni Kota Semarang di angka 65,95 dan Jateng di angka 58.
"Dengan skala indeks 1-100, Kota Semarang sudah di angka 59 lebih, Jateng di angka 58, sedangkan angka nasional itu 56. Jadi, sudah cukup bagus," katanya.
Kedua, lanjut dia, Kota Semarang berhasil menekan angka prevalensi stunting di 2022 menjadi 10,40 persen, atau jauh di bawah target standar nasional di angka 14 persen, sementara Jateng juga memiliki banyak program pencegahan stunting dan pernikahan dini.
"Ini apresiasi dan penghargaan pemerintah pusat kepada Kota Semarang yang sudah menorehkan prestasi luar biasa, bukan hanya dari sisi penurunan stuntingnya tapi juga mewujudkan kota yang tenteram, bahagia dan mandiri," katanya.
Dengan dipilihnya Kota Semarang sebagai tuan rumah, Nopian berharap segala kesiapan baik dalam sarana prasarana serta infrastruktur bisa terpenuhi.
"Pemkot Semarang siap, provinsi juga siap, tinggal dimatangkan persiapannya," katanya.
"Tapi yang paling penting kegiatan ini bukan hanya seremonial hari puncak dengan upacara saja. Tapi juga ada rangkaian kegiatan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Jawa Tengah. Dan gaungnya itu dari Semarang ke seluruh Indonesia," pungkasnya.