Klaten (ANTARA) -
"Bukan tidak mungkin kelak kemudian hari kita akan membuat kegiatan yang positif kampanye antinarkoba seperti membuat video pendek, vlog kegiatan yang positif terus itu dilakukan," katanya di sela peluncuran 38 Desa Bersih Narkoba (Bersinar) di Kabupaten Klaten, Senin.
Selain itu, kampanye dan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba perlu digencarkan melalui media sosial dan dengan cara milenial.
"Mungkin pola sosialisasi-nya beragam ala anak muda menggunakan medsos, baik dengan testimoni-testimoni, itu akan lebih kena," ujarnya.
Pada kegiatan tersebut, Ganjar juga mengajak dialog salah seorang sekretaris desa yang pernah menjadi pengguna narkoba.
Orang nomor satu di Jateng itu meminta yang bersangkutan menyampaikan testimoni mengenai bahaya narkoba.
Testimoni-testimoni itu, lanjut dia, mampu mendorong untuk mengungkap latarbelakang pengguna, sistem peredaran dan lain sebagainya sehingga hal itu dapat membantu mencegah penyalahgunaan narkoba.
"Kaitannya dengan cara mereka bergerak maksudnya para penjual narkoba dan bagaimana calon konsumen-nya bisa bertemu itu perlu diceritakan, maka modus yang ada sampai ke desa, rata-rata mereka menyampaikan kalau ada anak-anak nongkrong itu didatangi sehingga kita bisa tahu, dengan berbagai alasan dan motif yang mereka akan lakukan sehingga yang nanti akan bisa turun," katanya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa kampanye antinarkoba perlu dibuat lebih menarik agar hasilnya bisa optimal dengan menyasar semua lapisan masyarakat.
"Bukan tidak mungkin kelak kemudian hari kita akan membuat kegiatan yang positif kampanye antinarkoba seperti membuat video pendek, vlog kegiatan yang positif terus itu dilakukan," katanya di sela peluncuran 38 Desa Bersih Narkoba (Bersinar) di Kabupaten Klaten, Senin.
Selain itu, kampanye dan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba perlu digencarkan melalui media sosial dan dengan cara milenial.
"Mungkin pola sosialisasi-nya beragam ala anak muda menggunakan medsos, baik dengan testimoni-testimoni, itu akan lebih kena," ujarnya.
Pada kegiatan tersebut, Ganjar juga mengajak dialog salah seorang sekretaris desa yang pernah menjadi pengguna narkoba.
Orang nomor satu di Jateng itu meminta yang bersangkutan menyampaikan testimoni mengenai bahaya narkoba.
Testimoni-testimoni itu, lanjut dia, mampu mendorong untuk mengungkap latarbelakang pengguna, sistem peredaran dan lain sebagainya sehingga hal itu dapat membantu mencegah penyalahgunaan narkoba.
"Kaitannya dengan cara mereka bergerak maksudnya para penjual narkoba dan bagaimana calon konsumen-nya bisa bertemu itu perlu diceritakan, maka modus yang ada sampai ke desa, rata-rata mereka menyampaikan kalau ada anak-anak nongkrong itu didatangi sehingga kita bisa tahu, dengan berbagai alasan dan motif yang mereka akan lakukan sehingga yang nanti akan bisa turun," katanya.