Purwokerto (ANTARA) - Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, membuat inovasi dengan mengembangkan produk replika batu alam dari limbah abu ampas tebu dan cangkang kerang dengan nama "Rebuca".
Tim PKM-K tersebut diketuai oleh Daenah (S1 Akuntansi) dan beranggotakan Luthfiyyah (S1 Akuntansi), Haidar F.R. dan Andrean Eka (S1 Teknik Sipil), serta Anisa Permata (S1 Biologi) dengan dosen pendamping Dr. Eliada Herwiyanti, MSi, Ak.
Ketua PKM-K Daenah mengatakan gagasan pengembangan produk "Rebuca" itu dilatarbelakangi fenomena meningkatnya intensitas limbah hasil industri seperti cangkang kerang dan abu ampas tebu akibat dari pemanfaatannya yang kurang optimal.
Di sisi lain, kata dia, pembangunan infrastruktur dan hunian merupakan suatu kegiatan yang akan terus-menerus dilakukan.
"Adanya pembangunan fisik tersebut, tidak menutup kemungkinan meningkatnya eksploitasi terhadap bahan bangunan, seperti batu gunung dan pasir," katanya.
Menurut dia, pemilihan cangkang kerang sebagai substitusi pasir dikarenakan cangkang kerang memiliki kandungan silikon dioksida (SiO2) dan kalsium oksida (CaO).
"Kandungan senyawa ini ternyata bermanfaat untuk mengurangi daya serap air pada produk dan mampu menciptakan produk replika batu alam yang kuat terhadap air laut," jelasnya.
Baca juga: Tim PKM Unsoed teliti potensi "Spirulina sp" sebagai "biomarker" pada cekaman alkalinitas
Selain menggunakan cangkang kerang, kata dia, produk "Rebuca" juga memanfaatkan abu ampas tebu.
Daenah mengatakan abu ampas tebu memiliki kandungan silikon dioksida (SiO2) dan ferrit (Fe2O3) yang bermanfaat untuk mengurangi komposisi pasir dalam pembuatan replika batu alam sekaligus meningkatkan kuat tekan produk.
"Melihat adanya potensi-potensi tersebut, kami berinovasi dengan menciptakan 'Rebuca'. Produk Rebuca adalah produk replika batu alam yang ramah lingkungan sebagai bentuk dukungan terhadap upaya SGDS (pembangunan berkelanjutan) yang tengah diupayakan oleh beberapa negara di berbagai belahan dunia," katanya.
Dia mengatakan produk "Rebuca" telah melalui serangkaian uji produk yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah dan Mekanika Bahan Bangunan, Fakultas Teknik, Unsoed.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa produk "Rebuca" memiliki daya kuat tekan yang tinggi dan lebih kedap air dibandingkan dengan produk serupa.
"Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar terhadap produk 'Rebuca', kami akan membentuk komunitas untuk dapat diberdayakan sebagai tim produksi. Pembentukan tim produksi ini diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan baru," kata Daenah.
Baca juga: Ini pesan Rektor Unsoed Purwokerto saat Wisuda Ke-146
Baca juga: Pengendali hama padi berbasis drone karya tiga mahasiswa Unsoed
Tim PKM-K tersebut diketuai oleh Daenah (S1 Akuntansi) dan beranggotakan Luthfiyyah (S1 Akuntansi), Haidar F.R. dan Andrean Eka (S1 Teknik Sipil), serta Anisa Permata (S1 Biologi) dengan dosen pendamping Dr. Eliada Herwiyanti, MSi, Ak.
Ketua PKM-K Daenah mengatakan gagasan pengembangan produk "Rebuca" itu dilatarbelakangi fenomena meningkatnya intensitas limbah hasil industri seperti cangkang kerang dan abu ampas tebu akibat dari pemanfaatannya yang kurang optimal.
Di sisi lain, kata dia, pembangunan infrastruktur dan hunian merupakan suatu kegiatan yang akan terus-menerus dilakukan.
"Adanya pembangunan fisik tersebut, tidak menutup kemungkinan meningkatnya eksploitasi terhadap bahan bangunan, seperti batu gunung dan pasir," katanya.
Menurut dia, pemilihan cangkang kerang sebagai substitusi pasir dikarenakan cangkang kerang memiliki kandungan silikon dioksida (SiO2) dan kalsium oksida (CaO).
"Kandungan senyawa ini ternyata bermanfaat untuk mengurangi daya serap air pada produk dan mampu menciptakan produk replika batu alam yang kuat terhadap air laut," jelasnya.
Baca juga: Tim PKM Unsoed teliti potensi "Spirulina sp" sebagai "biomarker" pada cekaman alkalinitas
Selain menggunakan cangkang kerang, kata dia, produk "Rebuca" juga memanfaatkan abu ampas tebu.
Daenah mengatakan abu ampas tebu memiliki kandungan silikon dioksida (SiO2) dan ferrit (Fe2O3) yang bermanfaat untuk mengurangi komposisi pasir dalam pembuatan replika batu alam sekaligus meningkatkan kuat tekan produk.
"Melihat adanya potensi-potensi tersebut, kami berinovasi dengan menciptakan 'Rebuca'. Produk Rebuca adalah produk replika batu alam yang ramah lingkungan sebagai bentuk dukungan terhadap upaya SGDS (pembangunan berkelanjutan) yang tengah diupayakan oleh beberapa negara di berbagai belahan dunia," katanya.
Dia mengatakan produk "Rebuca" telah melalui serangkaian uji produk yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah dan Mekanika Bahan Bangunan, Fakultas Teknik, Unsoed.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa produk "Rebuca" memiliki daya kuat tekan yang tinggi dan lebih kedap air dibandingkan dengan produk serupa.
"Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar terhadap produk 'Rebuca', kami akan membentuk komunitas untuk dapat diberdayakan sebagai tim produksi. Pembentukan tim produksi ini diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan baru," kata Daenah.
Baca juga: Ini pesan Rektor Unsoed Purwokerto saat Wisuda Ke-146
Baca juga: Pengendali hama padi berbasis drone karya tiga mahasiswa Unsoed