Purwokerto (ANTARA) - Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengharapkan Persatuan Pedalangan (Pepadi) Banyumas bisa menggelar festival dalang anak dan remaja tingkat nasional di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Saat ditemui usai membuka Festival Dalang Anak dan Remaja Tahun 2022 yang digelar Koordinator Wilayah Pepadi Eks Keresidenan Banyumas bekerja sama dengan Korem 0701/Wijayakusuma di Gedung Kesenian Sutedja, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu, Wabup Sadewo mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan tersebut.
"Bagus ya, dulu terakhir sebelum pandemi, tahun 2019. Ini dimulai lagi," katanya.
Oleh karena itu, dia meminta kepada Korwil Pepadi Eks Keresidenan Banyumas Bambang Barata Aji agar festival dalang anak dan remaja tersebut dapat diselenggarakan setiap tahun.
"Kemudian pada saatnya nanti, Festival Dalang Anak dan Remaja Tingkat Nasional dapat diselenggarakan di Banyumas. Ini Gedung Sutedja sudah ada, bukan hanya wayang, semua kesenian bisa diselenggarakan di sini, gratis," katanya.
Menurut dia, festival dalang anak dan remaja tersebut ditujukan untuk melestarikan budaya karena jika tidak "diuri-uri" (dilestarikan, red.) akan terkikis.
Ia mengharapkan dengan lahirnya dalang-dalang cilik atau anak-anak tersebut akan tumbuh dalang-dalang baru.
"Kan sekarang dalang sudah menjadi profesi yang menjanjikan ya. Dalang-dalang yang laris sudah melebihi artis, penghasilannya luar biasa, suatu profesi yang sangat menarik," katanya.
Kelak jika festival dalang anak dan remaja tingkat nasional dapat diselenggarakan, kata Wabup, diharapkan dapat menjual nama Banyumas yang merupakan salah satu pusat budaya di Jawa Tengah.
Salah seorang peserta Festival Dalang Anak dan Remaja Eks Keresidenan Banyumas Tahun 2022, Fahreza Adi Saputra (13) mengaku menyukai wayang sejak masih duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar.
"Ketika melihat Pakdhe 'ndalang' (memainkan wayang, red.) langsung suka," kata dia yang merupakan keponakan dalang Sikin dari Desa Cinyawang, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap.
Fahreza yang saat sekarang duduk di bangku kelas 7 SMP Negeri 1 Patimuan itu mengaku telah dua kali pentas dan dalam pementasan pertamanya memainkan lakon "Bima Suci".
Dalam festival ini, dia membawakan lakon "Semar Mbangun Kahyangan" yang menurutnya cukup sulit untuk dipelajari.
"Saya mempelajarinya selama empat hari," katanya.
Peserta lainnya, Bayu Irawan (14) mengaku tertarik terhadap seni wayang dan pedalangan sejak usai 4 tahun karena kesenian tersebut sangat menarik.
"Saya pertama kali pentas saat masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar," kata siswa kelas 8 SMP Negeri Sumbang, Kabupaten Banyumas itu.
Ia yang membawakan lakon "Brubuh Ngalengka" dalam festival tersebut mengharapkan kesenian wayang dapat dilestarikan agar tidak punah oleh perkembangan zaman.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wabup harapkan Banyumas bisa gelar festival dalang anak nasional
Saat ditemui usai membuka Festival Dalang Anak dan Remaja Tahun 2022 yang digelar Koordinator Wilayah Pepadi Eks Keresidenan Banyumas bekerja sama dengan Korem 0701/Wijayakusuma di Gedung Kesenian Sutedja, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu, Wabup Sadewo mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan tersebut.
"Bagus ya, dulu terakhir sebelum pandemi, tahun 2019. Ini dimulai lagi," katanya.
Oleh karena itu, dia meminta kepada Korwil Pepadi Eks Keresidenan Banyumas Bambang Barata Aji agar festival dalang anak dan remaja tersebut dapat diselenggarakan setiap tahun.
"Kemudian pada saatnya nanti, Festival Dalang Anak dan Remaja Tingkat Nasional dapat diselenggarakan di Banyumas. Ini Gedung Sutedja sudah ada, bukan hanya wayang, semua kesenian bisa diselenggarakan di sini, gratis," katanya.
Menurut dia, festival dalang anak dan remaja tersebut ditujukan untuk melestarikan budaya karena jika tidak "diuri-uri" (dilestarikan, red.) akan terkikis.
Ia mengharapkan dengan lahirnya dalang-dalang cilik atau anak-anak tersebut akan tumbuh dalang-dalang baru.
"Kan sekarang dalang sudah menjadi profesi yang menjanjikan ya. Dalang-dalang yang laris sudah melebihi artis, penghasilannya luar biasa, suatu profesi yang sangat menarik," katanya.
Kelak jika festival dalang anak dan remaja tingkat nasional dapat diselenggarakan, kata Wabup, diharapkan dapat menjual nama Banyumas yang merupakan salah satu pusat budaya di Jawa Tengah.
Salah seorang peserta Festival Dalang Anak dan Remaja Eks Keresidenan Banyumas Tahun 2022, Fahreza Adi Saputra (13) mengaku menyukai wayang sejak masih duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar.
"Ketika melihat Pakdhe 'ndalang' (memainkan wayang, red.) langsung suka," kata dia yang merupakan keponakan dalang Sikin dari Desa Cinyawang, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap.
Fahreza yang saat sekarang duduk di bangku kelas 7 SMP Negeri 1 Patimuan itu mengaku telah dua kali pentas dan dalam pementasan pertamanya memainkan lakon "Bima Suci".
Dalam festival ini, dia membawakan lakon "Semar Mbangun Kahyangan" yang menurutnya cukup sulit untuk dipelajari.
"Saya mempelajarinya selama empat hari," katanya.
Peserta lainnya, Bayu Irawan (14) mengaku tertarik terhadap seni wayang dan pedalangan sejak usai 4 tahun karena kesenian tersebut sangat menarik.
"Saya pertama kali pentas saat masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar," kata siswa kelas 8 SMP Negeri Sumbang, Kabupaten Banyumas itu.
Ia yang membawakan lakon "Brubuh Ngalengka" dalam festival tersebut mengharapkan kesenian wayang dapat dilestarikan agar tidak punah oleh perkembangan zaman.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wabup harapkan Banyumas bisa gelar festival dalang anak nasional