Semarang (ANTARA) - Pemuda lintas agama dari sejumlah negara yang mengikuti program Asean Youth Interfeith Cam (AYIC) 2022 mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) sebagai objek wisata religi bertaraf internasional, Selasa (9/8/2022).
Peserta camping pemuda lintas agama yang merupakan perwakilan dari seluruh negara Asean itu berada di Semarang selama dua hari, yakni mulai 9-10 Agustus 2022, sedangkan kunjungan tersebut difasilitasi Kementerian Pemuda dan Olah Raga serta Kementerian Agama.
Rombongan yang terdiri atas 50 peserta itu diterima Wakil Ketua Pelaksana Pengelola MAJT Kiai Hanief Ismail, Sekretaris Kiai Muhyiddin, Wakil Sekretaris Kiai Ahmad Saifuddin, dan penerjemah bahasa Nanang Nur Kholis dan Koordinator Bidang Humas Isdiyanto Isman.
"Masjid Agung Jateng sebagai masjid terbesar di Jateng yang bereputasi sebagai destinasi wisata religi bertaraf internasional serta sebagai pusat studi keberagaman lintas agama," kata Kiai Hanief Ismail memaparkan profil MAJT terhadap rombongan AYIC.
Dengan luas areal masjid sekitar 10 hektare yang dibangun tahun 2001, arsitekturnya merupakan perpaduan antara Eropa, Timur Tengah dan Jawa. Masjid ini memiliki ratusan situs penting yang menjadi daya tarik wisatawan nusantara dan mancanegara.
Di antaranya situs ruang utama peribadatan, beduk raksasa, Alquran raksasa, Menara Al Husna setinggi 99 meter yang didukung oleh teropong hingga pengunjung dapat menyaksikan kawasan Kota Semarang hingga restoran putar.
Terdapat pula Museum Perkembangan Islam Nusantara dengan ratusan situs, Perpustakaan Cheng Hoo, Kawasan Manasik Haji hingga kawasan kebun kurma yang tumbuh subur hingga masih banyak kawasan penting lainnya.
Sekretaris PP MAJT Kiai Muhyiddin mengungkapkan kegembiraannya karena kini MAJT menuju kondisi normal yang ditandai saratnya kunjungan wisatawan.
Hal ini menunjukkan gairah berwisata masyarakat kembali tinggi, setelah pandemi makin mereda. Sebelum terjadi pandemi COVID-19, kunjungan wisatawan mancanegara relatif padat, mulai dari kalangan senator, duta besar, konsulat hingga delegasi perguruan tinggi dari Eropa, Amerika, China, Timur Tengah hingga Asean.
Tujuan utama mereka melihat aktivitas fisik MAJT yang dikenal memiliki banyak keunikan serta sebagai pusat studi keberagamaan lintas agama yang mendukung wisata religi MAJT.
Peserta camping pemuda lintas agama yang merupakan perwakilan dari seluruh negara Asean itu berada di Semarang selama dua hari, yakni mulai 9-10 Agustus 2022, sedangkan kunjungan tersebut difasilitasi Kementerian Pemuda dan Olah Raga serta Kementerian Agama.
Rombongan yang terdiri atas 50 peserta itu diterima Wakil Ketua Pelaksana Pengelola MAJT Kiai Hanief Ismail, Sekretaris Kiai Muhyiddin, Wakil Sekretaris Kiai Ahmad Saifuddin, dan penerjemah bahasa Nanang Nur Kholis dan Koordinator Bidang Humas Isdiyanto Isman.
"Masjid Agung Jateng sebagai masjid terbesar di Jateng yang bereputasi sebagai destinasi wisata religi bertaraf internasional serta sebagai pusat studi keberagaman lintas agama," kata Kiai Hanief Ismail memaparkan profil MAJT terhadap rombongan AYIC.
Dengan luas areal masjid sekitar 10 hektare yang dibangun tahun 2001, arsitekturnya merupakan perpaduan antara Eropa, Timur Tengah dan Jawa. Masjid ini memiliki ratusan situs penting yang menjadi daya tarik wisatawan nusantara dan mancanegara.
Di antaranya situs ruang utama peribadatan, beduk raksasa, Alquran raksasa, Menara Al Husna setinggi 99 meter yang didukung oleh teropong hingga pengunjung dapat menyaksikan kawasan Kota Semarang hingga restoran putar.
Terdapat pula Museum Perkembangan Islam Nusantara dengan ratusan situs, Perpustakaan Cheng Hoo, Kawasan Manasik Haji hingga kawasan kebun kurma yang tumbuh subur hingga masih banyak kawasan penting lainnya.
Sekretaris PP MAJT Kiai Muhyiddin mengungkapkan kegembiraannya karena kini MAJT menuju kondisi normal yang ditandai saratnya kunjungan wisatawan.
Hal ini menunjukkan gairah berwisata masyarakat kembali tinggi, setelah pandemi makin mereda. Sebelum terjadi pandemi COVID-19, kunjungan wisatawan mancanegara relatif padat, mulai dari kalangan senator, duta besar, konsulat hingga delegasi perguruan tinggi dari Eropa, Amerika, China, Timur Tengah hingga Asean.
Tujuan utama mereka melihat aktivitas fisik MAJT yang dikenal memiliki banyak keunikan serta sebagai pusat studi keberagamaan lintas agama yang mendukung wisata religi MAJT.