Kudus (ANTARA) - Ratusan suporter Persiku Kudus, Jawa Tengah, menggelar unjuk rasa di Alun-alun Kudus untuk menuntut bupati setempat bertanggung jawab atas tim Persiku tanpa prestasi selama beberapa musim serta gagal naik kasta karena masih di Liga 3, Jumat.
Aksi unjuk rasa para suporter yang tergabung dalam Suporter Macan Muria (SMM) Kudus itu, berharap bisa ditemui Bupati Kudus Hartopo, namun hingga aksi berakhir belum juga ditemui.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, pengunjuk rasa sempat merangsek hingga di pintu masuk halaman kantor Bupati Kudus, namun dihadang aparat kepolisian dan sempat terjadi ketegangan meski akhirnya suporter memilih mundur.
"Kami kecewa, ternyata Bupati Kudus Hartopo enggan menemui suporter," kata orator aksi unjuk rasa Ilham Akbar di Kudus.
Padahal, imbuh dia, banyak dari mereka yang rela bekerja setengah hari demi mengikuti unjuk rasa untuk kemajuan tim Persiku Kudus.
Ia mengancam akan menggelar aksi unjuk rasa dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi hingga ada jawaban dari Bupati Kudus untuk menyatakan kesanggupannya memajukan tim Persiku Kudus.
"Kami ingin tidak ada pihak yang lempar tanggung jawab, ketika terjadi kegagalan prestasi pada tahun ini. Selagi bupati masih menjabat, kami ingin ini menjadi tanggung jawabnya," ujarnya.
Tuntutan pengunjuk rasa di antaranya meminta Bupati Kudus menghidupkan dan mengembangkan kembali program pembinaan sepak bola usia dini lewat kompetisi berjenjang serta penyediaan infrastruktur yang memadai, kemudian mendesak bupati agar memperbaiki tata kelola induk olahraga di Kudus, baik Askab PSSI maupun KONI Kudus.
Pengunjuk rasa juga menuntut bupati untuk bertanggung jawab atas prestasi Persiku selama menjabat bupati serta ikut membantu mencarikan investor maupun sponsor agar Persiku tidak bergantung dengan APBD.
"Tuntutan terakhir kami, yakni menuntut bupati Kudus memberikan jaminan Persiku Kudus agar bisa naik kasta ke liga 2 karena sebelumnya berada di Divisi Utama Liga Indonesia," ujarnya. ***3***
Aksi unjuk rasa para suporter yang tergabung dalam Suporter Macan Muria (SMM) Kudus itu, berharap bisa ditemui Bupati Kudus Hartopo, namun hingga aksi berakhir belum juga ditemui.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, pengunjuk rasa sempat merangsek hingga di pintu masuk halaman kantor Bupati Kudus, namun dihadang aparat kepolisian dan sempat terjadi ketegangan meski akhirnya suporter memilih mundur.
"Kami kecewa, ternyata Bupati Kudus Hartopo enggan menemui suporter," kata orator aksi unjuk rasa Ilham Akbar di Kudus.
Padahal, imbuh dia, banyak dari mereka yang rela bekerja setengah hari demi mengikuti unjuk rasa untuk kemajuan tim Persiku Kudus.
Ia mengancam akan menggelar aksi unjuk rasa dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi hingga ada jawaban dari Bupati Kudus untuk menyatakan kesanggupannya memajukan tim Persiku Kudus.
"Kami ingin tidak ada pihak yang lempar tanggung jawab, ketika terjadi kegagalan prestasi pada tahun ini. Selagi bupati masih menjabat, kami ingin ini menjadi tanggung jawabnya," ujarnya.
Tuntutan pengunjuk rasa di antaranya meminta Bupati Kudus menghidupkan dan mengembangkan kembali program pembinaan sepak bola usia dini lewat kompetisi berjenjang serta penyediaan infrastruktur yang memadai, kemudian mendesak bupati agar memperbaiki tata kelola induk olahraga di Kudus, baik Askab PSSI maupun KONI Kudus.
Pengunjuk rasa juga menuntut bupati untuk bertanggung jawab atas prestasi Persiku selama menjabat bupati serta ikut membantu mencarikan investor maupun sponsor agar Persiku tidak bergantung dengan APBD.
"Tuntutan terakhir kami, yakni menuntut bupati Kudus memberikan jaminan Persiku Kudus agar bisa naik kasta ke liga 2 karena sebelumnya berada di Divisi Utama Liga Indonesia," ujarnya. ***3***