Semarang (ANTARA) - SDN Sarwadadi 03, Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap terus melakukan inovasi dalam pembelajaran salah satunya dengan metode ular tangga dengan ukuran lebih besar dari pada umumnya.

"Metode ini kami bernama Ular Tangga Pintar atau Utapi. Ukurannya sendiri 2m x 2m lengkap dengan angka warna warni layaknya permainan ular tangga, hanya dalam ukuran besar," kata Kepala Sekolah SDN Sarwadadi 03, Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap Laila, di Cilacap, Sabtu (22/7).

Laila menjelaskan Metode Utapi dipilih karena permainan ular tangga sudah sangat dikenal oleh anak-anak. Selain itu, mereka asyik dalam permainan ular tangga karena ada berbagai tantangan untuk mencapai puncak serta ada sensasi tersendiri saat harap-harap cemas akan keberuntungan mereka ketika melempar dadu.

"Kami menerapkan metode Utapi di kelas 6 pada muatan pelajaran IPA materi perkembangbiakan pada hewan dan tumbuhan," kata Laila.

Baca juga: Perlunya bermain sambil belajar

Menurut Devi, guru kelas 6 SD setempat, Metode Utapi dapat diterapkan di semua kelas dan semua muatan pelajaran, tinggal membuat kartu soal sesuai dengan materi pelajaran.

Permainan Utapi, lanjutnya, dilakukan setelah guru menyelesaikan satu topik pembahasan sebagai alternatif kegiatan evaluasi pembelajaran yang menyenangkan.

Baca juga: CEO Global Tanoto Foundation kunjungi mitra Jawa Tengah

Adapun langkah-langkah permainannya sebagai berikut : (1) Guru menyiapkan alat dan bahan seperti; papan ular tangga, dadu, pion untuk pemain, kartu soal, dan kartu hukuman.

(2) Siswa berbaris di halaman sekolah, mendengarkan arahan guru, lalu siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk menempati empat sisi papan ular tangga.

(3) Perwakilan dari empat kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan kelompok mana yang berhak menjalankan pion lebih dahulu, selanjutnya kelompok yang menang melempar dadu sehingga akan muncul angka 1-6, angka yang muncul menunjukkan berapa langkah siswa tersebut menggerakkan pion.

Baca juga: SD Bulustalan terapkan Program Bu Ria

(4) Setelah pion berhenti siswa mengambil kartu soal, jika siswa dapat menjawab pertanyaan pada kartu soal maka pion tetap di tempat, namun jika siswa gagal menjawab pertanyaan maka siswa harus mengambil kartu hukuman yang berisi mundur 1-6 langkah.

(5) Permainan dilanjutkan kelompok berikutnya dengan pola yang sama, kelompok yang berhasil mengantarkan pion sampai puncak dinyatakan sebagai pemenang, kelompok pemenang mendapatkan hadiah yang telah disiapkan oleh guru.

Di akhir permainan guru melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari, serta untuk mengetahui perasaan siswa belajar menggunakan Utapi.

"Saya senang sekali belajar dengan Utapi, pelajarannya jadi lebih asyik dan tidak membosankan,” kata Kuni, siswa kelas 6 SDN Sarwadadi 03.

Baca juga: SQUID game alternatif pembelajaran aktif

Devi mengatakan permainan Utapi diharapkan dapat memotivasi siswa agar gemar belajar, selain itu agar siswa melestarikan permainan ular tangga, karena termasuk permainan tradisional.

Laila menambahkan guru harus selalu mengembang mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

"Pembelajaran dengan cara berbeda dan penuh makna adalah salah satu solusinya. Bagaimana pembelajaran bisa melibatkan semua siswa dan meninggalkan kesan mendalam tentu akan lebih terekam oleh siswa," tutup Laila.

*Penulis: Lailatul Qodriyah
Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation

Pewarta : Lailatul Qodriyah*/Nur Istibsaroh
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024