Semarang (ANTARA) - Bank Indonesia terus mendorong penggunaan kode QR standar nasional atau quick response code Indonesian standard (QRIS), salah satunya dengan melakukan gelaran Angkringan Digital 2022 guna mengakselerasi digitalisasi dan membiasakan masyarakat menggunakan digitalisasi pembayaran, antara lain melalui QRIS.
Kegiatan tersebut berlangsung di Sam Poo Kong, Semarang, Minggu (3/7/2022) yang dimeriahkan dengan berbagai acara di antaranya fun run, peluncuran 15 pasar siap QRIS di Jawa Tengah, penyerahan PSBI Pasar Kliwon.
Hadir dalam kesempatan tersebut di antaranya, Anggota Komisi XI DPR Musthofa; Sekda Provinsi Jawa Tengah Sumarno; Direktur Pengawasan LJK OJK Kantor Regional 3 Heru Prasetio; Ekonom Ahli Senior Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Ryan Rizaldy; sejumlah kepala BI, dan peserta Angkringan Digital 2022.
Kepala Bank Indonesia Rahmat Dwisaputra menjelaskan digitalisasi keuangan saat ini sangat penting karena telah menjadi tren perkembangan digital marketing juga banking, sekaligus menjadikan kegiatan ekonomi menjadi lebih cepat, lebih efisien, serta memerlukan proses yang lebih singkat.
Rahmat menjelaskan digitalisasi pembayaran melalui QRIS telah diinisiasi tahun 2019 dan terbukti mampu memberikan kemudahan pada masyarakat dan UMKM untuk bertransaksi yang pada akhirnya mendorong konsumsi rumah tangga di tengah pembatasan kondisi yang diterapkan pemerintah.
Di Jawa Tengah, lanjut Rahmat, penggunaan QRIS sudah dapat ditemui pada transaksi jual-beli di toko tradisional dan modern, pembayaran transportasi umum, pembayaran pajak dan retribusi Pemda, hingga donasi sosial.
"Tercatat, terdapat 1.422.406 merchant QRIS di Jawa Tengah pada Mei 2022 atau pertumbuhan jumlah merchant per Mei 183,94 persen (ytd), dibanding akhir tahun. Di lain sisi, terjadi pertumbuhan transaksi QRIS sebesar 306,1 persen (yoy) menjadi sebesar Rp232 miliar pada Maret 2022," katanya.
Baca juga: PKL Kudus dibantu barcode QRIS untuk layani pembayaran nontunai
Pertumbuhan nominal transaksi per Maret: 59,49 persen (ytd), dibanding akhir tahun, sedangkan pertumbuhan volume transaksi per Maret 50,81 persen (ytd), dibanding akhir tahun.
"Untuk target pengguna QRIS di Jateng sebanyak 2.163.000 dan pencapaian pengguna per Mei mencapai 1.072.666," kata Rahmat.
Rahmat menambahkan untuk mencapai target tersebut, Bank Indonesia masif melakukan sosialisasi dan edukasi ke sekolah-sekolah, perbankan, tempat-tempat ibadah, dan masyarakat pelaku ekonomi.
Dalam kesempatan tersebut Sekda Pemerintah Provinsi Jateng Sumarno menegaskan pihaknya terus mendorong agar pemerintah provinsi juga pemerintah kabupaten/kota agar melakukan transaksi keuangan digital, karena digitalisasi keuangan pemerintah penting untuk good governance dan percepatan penyerapan anggaran pembangunan.
"Hal itu sesuai dengan amanat pemerintah untuk mengembangkan digitalisasi transaksi nontunai dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Untuk belanja juga jauh lebih mudah karena pembayaran melalui transfer antarbank. Digitalisasi juga dapat menekan terjadinya kebocoran. Digitalisasi penerimaan daerah baik retribusi, pajak daerah, dengan QRIS harus didorong karena menjadikan pendapatan tidak bisa dicolong dan dititili (dikurangi sedikit demi sedikit)," katanya.
Sumarno menegaskan digitalisasi diharapkan juga dilakukan oleh para pelaku UMKM karena jauh lebih efektif dan efisien karena mereka menjadi lebih aman dan nyaman, tidak perlu bawa uang kemana-mana, serta bisa terhindar dari mendapatkan uang palsu saat transaksi, serta menekan terjadinya tindakan kriminalitas seperti pencopetan dan lainnya.
Baca juga: Transaksi QRIS di BNI Java Jazz Festival 2022 naik 21,9 persen
Baca juga: BI masif sosialisasikan QRIS termasuk ke pasar tradisional
Kegiatan tersebut berlangsung di Sam Poo Kong, Semarang, Minggu (3/7/2022) yang dimeriahkan dengan berbagai acara di antaranya fun run, peluncuran 15 pasar siap QRIS di Jawa Tengah, penyerahan PSBI Pasar Kliwon.
Hadir dalam kesempatan tersebut di antaranya, Anggota Komisi XI DPR Musthofa; Sekda Provinsi Jawa Tengah Sumarno; Direktur Pengawasan LJK OJK Kantor Regional 3 Heru Prasetio; Ekonom Ahli Senior Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Ryan Rizaldy; sejumlah kepala BI, dan peserta Angkringan Digital 2022.
Kepala Bank Indonesia Rahmat Dwisaputra menjelaskan digitalisasi keuangan saat ini sangat penting karena telah menjadi tren perkembangan digital marketing juga banking, sekaligus menjadikan kegiatan ekonomi menjadi lebih cepat, lebih efisien, serta memerlukan proses yang lebih singkat.
Rahmat menjelaskan digitalisasi pembayaran melalui QRIS telah diinisiasi tahun 2019 dan terbukti mampu memberikan kemudahan pada masyarakat dan UMKM untuk bertransaksi yang pada akhirnya mendorong konsumsi rumah tangga di tengah pembatasan kondisi yang diterapkan pemerintah.
Di Jawa Tengah, lanjut Rahmat, penggunaan QRIS sudah dapat ditemui pada transaksi jual-beli di toko tradisional dan modern, pembayaran transportasi umum, pembayaran pajak dan retribusi Pemda, hingga donasi sosial.
"Tercatat, terdapat 1.422.406 merchant QRIS di Jawa Tengah pada Mei 2022 atau pertumbuhan jumlah merchant per Mei 183,94 persen (ytd), dibanding akhir tahun. Di lain sisi, terjadi pertumbuhan transaksi QRIS sebesar 306,1 persen (yoy) menjadi sebesar Rp232 miliar pada Maret 2022," katanya.
Baca juga: PKL Kudus dibantu barcode QRIS untuk layani pembayaran nontunai
Pertumbuhan nominal transaksi per Maret: 59,49 persen (ytd), dibanding akhir tahun, sedangkan pertumbuhan volume transaksi per Maret 50,81 persen (ytd), dibanding akhir tahun.
"Untuk target pengguna QRIS di Jateng sebanyak 2.163.000 dan pencapaian pengguna per Mei mencapai 1.072.666," kata Rahmat.
Rahmat menambahkan untuk mencapai target tersebut, Bank Indonesia masif melakukan sosialisasi dan edukasi ke sekolah-sekolah, perbankan, tempat-tempat ibadah, dan masyarakat pelaku ekonomi.
Dalam kesempatan tersebut Sekda Pemerintah Provinsi Jateng Sumarno menegaskan pihaknya terus mendorong agar pemerintah provinsi juga pemerintah kabupaten/kota agar melakukan transaksi keuangan digital, karena digitalisasi keuangan pemerintah penting untuk good governance dan percepatan penyerapan anggaran pembangunan.
"Hal itu sesuai dengan amanat pemerintah untuk mengembangkan digitalisasi transaksi nontunai dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Untuk belanja juga jauh lebih mudah karena pembayaran melalui transfer antarbank. Digitalisasi juga dapat menekan terjadinya kebocoran. Digitalisasi penerimaan daerah baik retribusi, pajak daerah, dengan QRIS harus didorong karena menjadikan pendapatan tidak bisa dicolong dan dititili (dikurangi sedikit demi sedikit)," katanya.
Sumarno menegaskan digitalisasi diharapkan juga dilakukan oleh para pelaku UMKM karena jauh lebih efektif dan efisien karena mereka menjadi lebih aman dan nyaman, tidak perlu bawa uang kemana-mana, serta bisa terhindar dari mendapatkan uang palsu saat transaksi, serta menekan terjadinya tindakan kriminalitas seperti pencopetan dan lainnya.
Baca juga: Transaksi QRIS di BNI Java Jazz Festival 2022 naik 21,9 persen
Baca juga: BI masif sosialisasikan QRIS termasuk ke pasar tradisional