Kudus (ANTARA) - Stok minyak goreng di pasar tradisional maupun penyalur minyak goreng di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tersedia dalam jumlah aman, baik minyak goreng curah maupun kemasan.
"Saat ini stok minyak goreng curah tersedia melimpah dan pembeliannya juga tidak ada pembatasan seperti sebelumnya," kata penyalur minyak goreng curah di Pasar Bitingan Muhari di Kudus, Sabtu.
Ia mengakui tidak lagi memprioritaskan pelanggan yang biasa membeli di tempatnya, karena siapapun yang hendak membeli minyak goreng curah dalam jumlah berapapun dilayani.
Hal itu, disebabkan karena pasokannya juga tidak seperti sebelumnya ada pembatasan. Saat ini pasokan lancar dan berapapun permintaan dipenuhi.
"Setiap 10 hari, saya meminta 15 drum minyak goreng atau setara 3 ton langsung diantar. Berbeda dengan sebelumnya hanya mendapatkan jatah tiga drum atau 600 liter," ujarnya.
Bedanya, imbuh dia, saat itu, tiga drum minyak goreng bisa habis dalam waktu sehari dan masih kurang, sekarang untuk bisa menghabiskan 3 ton membutuhkan waktu hingga 10 harian lebih," ujarnya.
Untuk harga jualnya masih seperti sebelumnya, yakni Rp14.500 hingga Rp15.000 per kilogramnya karena disesuaikan pembelinya. Jika dijual kembali akan mendapatkan harga lebih murah, sedangkan dipakai sendiri harga jual di pasaran.
Miki, penjaga toko yang juga penyalur minyak goreng curah di Jalan Hos Cokroaminoto Kudus membenarkan bahwa saat ini tidak ada lagi antrean membeli minyak goreng curah, karena pasokannya lancar dan mudah didapat.
"Sebelumnya memang ada antrean hingga harus dibuatkan kartu antrean, sedangkan sekarang tidak ada lagi," ujarnya.
Anik, pedagang sembako mengakui pasokan minyak goreng curah lancar dan permintaan berapapun tersedia, tidak ada pembatasan seperti sebelumnya.
"Hanya saja, sekarang permintaan sepi karena satu karton minyak goreng membutuhkan waktu hingga sepekan lebih. Berbeda dengan sebelumnya dalam waktu sehari bisa habis karena harganya masih murah, sekarang sepi karena harganya Rp24.000 per liter," ujarnya.
"Saat ini stok minyak goreng curah tersedia melimpah dan pembeliannya juga tidak ada pembatasan seperti sebelumnya," kata penyalur minyak goreng curah di Pasar Bitingan Muhari di Kudus, Sabtu.
Ia mengakui tidak lagi memprioritaskan pelanggan yang biasa membeli di tempatnya, karena siapapun yang hendak membeli minyak goreng curah dalam jumlah berapapun dilayani.
Hal itu, disebabkan karena pasokannya juga tidak seperti sebelumnya ada pembatasan. Saat ini pasokan lancar dan berapapun permintaan dipenuhi.
"Setiap 10 hari, saya meminta 15 drum minyak goreng atau setara 3 ton langsung diantar. Berbeda dengan sebelumnya hanya mendapatkan jatah tiga drum atau 600 liter," ujarnya.
Bedanya, imbuh dia, saat itu, tiga drum minyak goreng bisa habis dalam waktu sehari dan masih kurang, sekarang untuk bisa menghabiskan 3 ton membutuhkan waktu hingga 10 harian lebih," ujarnya.
Untuk harga jualnya masih seperti sebelumnya, yakni Rp14.500 hingga Rp15.000 per kilogramnya karena disesuaikan pembelinya. Jika dijual kembali akan mendapatkan harga lebih murah, sedangkan dipakai sendiri harga jual di pasaran.
Miki, penjaga toko yang juga penyalur minyak goreng curah di Jalan Hos Cokroaminoto Kudus membenarkan bahwa saat ini tidak ada lagi antrean membeli minyak goreng curah, karena pasokannya lancar dan mudah didapat.
"Sebelumnya memang ada antrean hingga harus dibuatkan kartu antrean, sedangkan sekarang tidak ada lagi," ujarnya.
Anik, pedagang sembako mengakui pasokan minyak goreng curah lancar dan permintaan berapapun tersedia, tidak ada pembatasan seperti sebelumnya.
"Hanya saja, sekarang permintaan sepi karena satu karton minyak goreng membutuhkan waktu hingga sepekan lebih. Berbeda dengan sebelumnya dalam waktu sehari bisa habis karena harganya masih murah, sekarang sepi karena harganya Rp24.000 per liter," ujarnya.