Cilacap, Jateng (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap menyiapkan bantuan berupa tandon air untuk mengantisipasi kekeringan di sejumlah desa pada musim kemarau tahun 2022.

"Pada tahun ini ada 14 unit tandon air yang akan kami kirim ke desa-desa yang betul-betul membutuhkan, masing-masing berkapasitas 2.200 liter," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Wijonardi di Cilacap, Kamis.

Wijonardi mengatakan pengadaan tandon air tersebut dilakukan karena berdasarkan evaluasi atas bencana kekeringan yang terjadi pada musim kemarau tahun-tahun sebelumnya, diketahui ada sejumlah desa yang belum siap dengan tandon sebagai tempat penampungan bantuan air bersih.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga memodifikasi armada tangki milik BPBD Kabupaten Cilacap untuk meminimalkan volume air yang terbuang saat pendistribusian bantuan air bersih.

"Saya memodifikasi tangki yang semula modelnya dikucurkan, kami buatkan keran sehingga ketika pendistribusian bantuan air bersih, masyarakat tinggal menyambungkan selang ke keran untuk mengisi tempat penampungan masing-masing. Dengan demikian, lebih efektif dan efisien dalam bekerja serta dapat meminimalkan risiko terbuangnya air saat dikucurkan dari tangki, karena setiap tetes air sangat bermanfaat bagi kehidupan," katanya.

Dengan adanya bantuan berupa tandon air dan modifikasi armada tangki tersebut, dia berharap penyaluran bantuan air bersih pada musim kemarau pada tahun 2022 dapat berjalan lebih baik.

Disinggung mengenai wilayah rawan kekeringan di Kabupaten Cilacap, Wijonardi mengatakan berdasarkan data tercatat sebanyak 73 desa yang tersebar di 19 kecamatan.

Menurut dia, jumlah tersebut termasuk desa-desa yang rawan krisis air layak konsumsi saat musim kemarau.

Dalam hal ini, air sumur warga di sejumlah desa berisiko terintrusi air laut saat musim kemarau, sehingga berasa payau dan tidak layak konsumsi.

Kendati demikian, dia mengaku heran karena selama bertahun-tahun, jumlah desa yang rawan kekeringan maupun rawan krisis air bersih relatif tetap atau tidak berkurang jumlahnya.

Wijonardi akan menanyakan sudah berapa tahun desa yang rawan kekeringan itu sampai sekarang masih 70-an.

"Masa tiap tahun tidak ada pengurangan jumlah, berarti 'kan tidak ada penanganan," kata Wijonardi yang belum genap setahun menjabat Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap.

Ia akan melihat apakah ini di BPBD yang tidak melakukan pendataan atau sudah melakukan pendataan tetapi tidak mengusulkan ke PSDA (Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, red.) untuk melakukan studi perencanaan sumber mata air karena yang punya alat di PSDA, bukan di BPBD.

Tugas BPBD, kata dia, adalah melakukan penanggulangan bencana, salah satunya menanggulangi kekeringan dengan menyalurkan bantuan air bersih, sedangkan pihak yang berhak menggunakan air tanah adalah Dinas PSDA dan Dinas Lingkungan Hidup.

"Saya hanya memberikan rekomendasi bahwa desa itu kekeringan untuk dilakukan pencarian sumber mata air supaya tidak terjadi kekeringan," katanya menambahkan.

Terkait dengan ketersediaan armada tangki penyalur bantuan air bersih, dia mengatakan pihaknya hanya memiliki tiga armada untuk melayani wilayah Kabupaten Cilacap yang sangat luas karena berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2021, Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah dengan luasan mencapai kisaran 2.124,47 kilometer persegi.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan mengajukan permohonan bantuan armada tangki air ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Di BNPB memang tidak ada unit mobilnya, adanya tangki gandengnya saja. Kami akan ajukan bantuan," katanya.

Mengenai alokasi anggaran penyaluran bantuan air bersih, ia mengatakan BPBD Kabupaten Cilacap pada tahun 2022 mendapat alokasi sekitar Rp80 juta.

Ia mengakui jika melihat jumlah wilayah rawan kekeringan yang mencapai 73 desa, alokasi anggaran tersebut tidak mencukupi kebutuhan karena biaya yang dikeluarkan setiap kali mengirimkan bantuan air bersih sekitar Rp1,5 juta per armada.

Akan tetapi, pihaknya berusaha memberikan pelayanan terbaik dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang mengalami kekeringan pada musim kemarau tahun 2022, demikian Wijonardi.

Baca juga: Sejumlah wilayah di Wonogiri mulai kekeringan ekstrem

Baca juga: Antisipasi kekeringan, BPBD Boyolali siapkan bantuan air 400 tangki

Pewarta : Sumarwoto
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024