Temanggung (ANTARA) - Bupati Temanggung M. Al Khadziq meminta para kader kesehatan menggalakkan lagi pos pelayanan terpadu (posyandu) yang selama pandemi COVID-19 tidak berjalan karena ada pembatasan pertemuan.
"Seiring membaiknya kondisi COVID-19 mari galakkan lagi posyandu untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak," katanya pada "Rembug Stunting" di Temanggung, Kamis.
Dengan beroperasinya kembali posyandu, dia berharap dapat membantu menurunkan angka tengkes (stunting) di Temanggung yang masih cukup tinggi.
Berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia tahun 2021 angka stunting di Kabupaten Temanggung mencapai 20,5 persen
Khadziq berharap para tenaga penyuluh yang selama pandemi melakukan tracking (pelacakan) dan tracing (penelusuran) dalam penanganan COVID-19, sekarang dikembalikan untuk pelacakan dan penelusuran stunting dan gizi buruk.
Ia menyampaikan bahwa untuk penyelesaian stunting di Kabupaten Temanggung berbagai hal harus dilakukan, yaitu mengerahkan semua sumber daya yang ada, baik dari APBD kabupaten, APBD provinsi, APBDes, maupun program-program dari dana alokasi khusus (DAK).
"Dengan berbagai sumber daya yang ada itu sudah ditentukan desa-desa yang menjadi target penyelesaian masalah stunting sesuai dengan data dan analisis situasi yang ada," katanya.
Selain itu, dilakukan penanganan dan pendampingan dengan menugaskan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) satu desa, semuanya di bawah koordinasi dari Dinas Kesehatan, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA), dan Bappeda.
"Dengan cara yang intensif seperti ini kami berharap stunting di Kabupaten Temanggung bisa tuntas dan kemudian tingkat kesehatan masyarakat akan menjadi lebih baik lagi," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Intan Pandawangi menuturkan berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia sebenarnya angka stunting di Kabupaten Temanggung mengalami penurunan, yakni tahun 2019 pada angka 25,79 persen dan pada 2021 pada angka 20,5 persen.
"Sebenarnya sudah turun, tetapi terhitung masih tinggi, karena target dari pemerintah pada tahun 2024 bisa mencapai 14 persen," katanya.
Baca juga: Gubernur Jateng bentuk tim percepatan penurunan tengkes
Baca juga: Pemkab Boyolali upaya turunkan angka stunting tiga persen
"Seiring membaiknya kondisi COVID-19 mari galakkan lagi posyandu untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak," katanya pada "Rembug Stunting" di Temanggung, Kamis.
Dengan beroperasinya kembali posyandu, dia berharap dapat membantu menurunkan angka tengkes (stunting) di Temanggung yang masih cukup tinggi.
Berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia tahun 2021 angka stunting di Kabupaten Temanggung mencapai 20,5 persen
Khadziq berharap para tenaga penyuluh yang selama pandemi melakukan tracking (pelacakan) dan tracing (penelusuran) dalam penanganan COVID-19, sekarang dikembalikan untuk pelacakan dan penelusuran stunting dan gizi buruk.
Ia menyampaikan bahwa untuk penyelesaian stunting di Kabupaten Temanggung berbagai hal harus dilakukan, yaitu mengerahkan semua sumber daya yang ada, baik dari APBD kabupaten, APBD provinsi, APBDes, maupun program-program dari dana alokasi khusus (DAK).
"Dengan berbagai sumber daya yang ada itu sudah ditentukan desa-desa yang menjadi target penyelesaian masalah stunting sesuai dengan data dan analisis situasi yang ada," katanya.
Selain itu, dilakukan penanganan dan pendampingan dengan menugaskan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) satu desa, semuanya di bawah koordinasi dari Dinas Kesehatan, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA), dan Bappeda.
"Dengan cara yang intensif seperti ini kami berharap stunting di Kabupaten Temanggung bisa tuntas dan kemudian tingkat kesehatan masyarakat akan menjadi lebih baik lagi," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Intan Pandawangi menuturkan berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia sebenarnya angka stunting di Kabupaten Temanggung mengalami penurunan, yakni tahun 2019 pada angka 25,79 persen dan pada 2021 pada angka 20,5 persen.
"Sebenarnya sudah turun, tetapi terhitung masih tinggi, karena target dari pemerintah pada tahun 2024 bisa mencapai 14 persen," katanya.
Baca juga: Gubernur Jateng bentuk tim percepatan penurunan tengkes
Baca juga: Pemkab Boyolali upaya turunkan angka stunting tiga persen