Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan kehadiran Satgas Bencana Nasional BUMN sejak 2 tahun lalu makin memperkuat integrasi sistem bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana, dengan harapan meningkatkan peran BUMN untuk Indonesia.
Melalui Satgas Bencana Nasional BUMN, sistem penyaluran bantuan berada dalam satu komando sehingga tuntutan penanganan bencana atau korban dan pemulihan ekonomi, serta dampak sosial yang ditangani dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dengan lebih baik.
"Saya berharap kolaborasi BUMN dan kerja keras bersama Satgas Bencana Nasional BUMN dapat membantu korban bencana lebih terarah, terintegrasi, solutif, dan dengan hasil konkret. Dari semangat BUMN inilah kami bisa memposisikan tagline BUMN untuk Indonesia,” ucap Erick dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dengan demikian, BUMN harus berperan lebih besar, yaitu dengan memikirkan solusi jangka menengah dan jangka panjang saat menghadapi bencana, seperti relokasi hunian, perbaikan fasilitas umum dan sosial, rehabilitasi usaha warga dan ekonomi, serta yang tak kalah penting adalah pendidikan bagi anak-anak di lokasi bencana.
Dia mencontohkan, kuatnya integrasi BUMN dalam memberikan bantuan saat bencana yaitu saat bencana erupsi Gunung Semeru beberapa waktu yang lalu, dengan langkah cepat Satgas Bencana Nasional BUMN yang terlibat dalam membangun lima posko, membantu 3.200 pengungsi dan melibatkan 138 relawan, yang membuktikan BUMN hadir untuk rakyat.
"Selain berkomitmen membantu logistik, listrik, sanitasi, tenaga medis, trauma healing, hingga tim SAR di lokasi bencana, BUMN juga mempersiapkan kebutuhan masyarakat pasca bencana. Ini yang paling penting karena bantuan berupa makanan dan kebutuhan dasar, sering kali sudah terpenuhi dari pemda, swasta, ataupun LSM,” ujar Erick.
Dengan hadirnya Satgas Bencana Nasional BUMN di seluruh pelosok, ia menilai perusahaan-perusahaan negara tidak lelah melayani rakyat serta berhasil menyingkirkan ego sektoral, sehingga terbentuk ekosistem yang kuat dalam penanganan bencana.
Dalam struktur kepengurusan Satgas Bencana Nasional BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI ditugaskan sebagai Ketua Satgas Bencana BUMN dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sebagai Sekretaris yang membawahi Satgas Provinsi hingga Satgas Kabupaten/Kota.
Ketua Tim Satgas Bencana Nasional BUMN yang juga merupakan Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menuturkan bahwa berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 2021, Indonesia telah dilanda 3.078 bencana, baik berupa kebakaran hutan, kekeringan, banjir, tanah longsor, cuaca ekstrim, gelombang pasang hingga abrasi.
Hal itu berdampak pada korban meninggal sebanyak 665, dan delapan juta lebih korban terdampak lainnya tersebar dari Sabang sampai Merauke, sehingga partisipasi semua BUMN memudahkan koordinasi dan manajemen tanggap bencana, yang diharapkan ke depan sistem tanggap bencana BUMN bisa lebih baik lagi dan lebih terintegrasi.
Dia pun memerinci alur koordinasi Satgas Bencana Nasional BUMN selama ini, yaitu saat terjadi bencana koordinator wilayah mengkoordinasi apa yang menjadi tugas di masing-masing wilayah tersebut dan kemudian satgas di tingkat kabupaten/kota melakukan koordinasi dengan seluruh BUMN dan instansi terkait bencana di wilayah masing-masing.
“Relawan kami tanpa menunggu perintah apa pun sudah langsung turun dan itu yang tadi diapresiasi besar oleh Pak Menteri BUMN. Jadi masing-masing BUMN ternyata mempunyai relawan yang menjadi ujung tombak. Cari apa yang kita bisa tolong, apa yang bisa kita bantu, apa yang bisa kita dukung,” kata Aestika.
Alur koordinasi tersebut, lanjut dia, akan terus berlangsung pasca bencana untuk melaporkan pemetaan dampak dan tindaklanjut penanganannya.
Selain BRI, BUMN lainnya yang menjadi koordinator di 34 provinsi yaitu BNI, BTN, Bank Mandiri, Pegadaian, Pertamina, PLN, Telkom, PUSRI, Antam, Bukit Asam, Inalum, Timah, Semen Indonesia Group, Pupuk Iskandar Muda, Petrokimia Gresik, Jasa Marga, Pelindo, Angkasa Pura II, TWC, ITDC, JIEP, KAI, dan KIMA.
Melalui Satgas Bencana Nasional BUMN, sistem penyaluran bantuan berada dalam satu komando sehingga tuntutan penanganan bencana atau korban dan pemulihan ekonomi, serta dampak sosial yang ditangani dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dengan lebih baik.
"Saya berharap kolaborasi BUMN dan kerja keras bersama Satgas Bencana Nasional BUMN dapat membantu korban bencana lebih terarah, terintegrasi, solutif, dan dengan hasil konkret. Dari semangat BUMN inilah kami bisa memposisikan tagline BUMN untuk Indonesia,” ucap Erick dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dengan demikian, BUMN harus berperan lebih besar, yaitu dengan memikirkan solusi jangka menengah dan jangka panjang saat menghadapi bencana, seperti relokasi hunian, perbaikan fasilitas umum dan sosial, rehabilitasi usaha warga dan ekonomi, serta yang tak kalah penting adalah pendidikan bagi anak-anak di lokasi bencana.
Dia mencontohkan, kuatnya integrasi BUMN dalam memberikan bantuan saat bencana yaitu saat bencana erupsi Gunung Semeru beberapa waktu yang lalu, dengan langkah cepat Satgas Bencana Nasional BUMN yang terlibat dalam membangun lima posko, membantu 3.200 pengungsi dan melibatkan 138 relawan, yang membuktikan BUMN hadir untuk rakyat.
"Selain berkomitmen membantu logistik, listrik, sanitasi, tenaga medis, trauma healing, hingga tim SAR di lokasi bencana, BUMN juga mempersiapkan kebutuhan masyarakat pasca bencana. Ini yang paling penting karena bantuan berupa makanan dan kebutuhan dasar, sering kali sudah terpenuhi dari pemda, swasta, ataupun LSM,” ujar Erick.
Dengan hadirnya Satgas Bencana Nasional BUMN di seluruh pelosok, ia menilai perusahaan-perusahaan negara tidak lelah melayani rakyat serta berhasil menyingkirkan ego sektoral, sehingga terbentuk ekosistem yang kuat dalam penanganan bencana.
Dalam struktur kepengurusan Satgas Bencana Nasional BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI ditugaskan sebagai Ketua Satgas Bencana BUMN dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sebagai Sekretaris yang membawahi Satgas Provinsi hingga Satgas Kabupaten/Kota.
Ketua Tim Satgas Bencana Nasional BUMN yang juga merupakan Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menuturkan bahwa berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 2021, Indonesia telah dilanda 3.078 bencana, baik berupa kebakaran hutan, kekeringan, banjir, tanah longsor, cuaca ekstrim, gelombang pasang hingga abrasi.
Hal itu berdampak pada korban meninggal sebanyak 665, dan delapan juta lebih korban terdampak lainnya tersebar dari Sabang sampai Merauke, sehingga partisipasi semua BUMN memudahkan koordinasi dan manajemen tanggap bencana, yang diharapkan ke depan sistem tanggap bencana BUMN bisa lebih baik lagi dan lebih terintegrasi.
Dia pun memerinci alur koordinasi Satgas Bencana Nasional BUMN selama ini, yaitu saat terjadi bencana koordinator wilayah mengkoordinasi apa yang menjadi tugas di masing-masing wilayah tersebut dan kemudian satgas di tingkat kabupaten/kota melakukan koordinasi dengan seluruh BUMN dan instansi terkait bencana di wilayah masing-masing.
“Relawan kami tanpa menunggu perintah apa pun sudah langsung turun dan itu yang tadi diapresiasi besar oleh Pak Menteri BUMN. Jadi masing-masing BUMN ternyata mempunyai relawan yang menjadi ujung tombak. Cari apa yang kita bisa tolong, apa yang bisa kita bantu, apa yang bisa kita dukung,” kata Aestika.
Alur koordinasi tersebut, lanjut dia, akan terus berlangsung pasca bencana untuk melaporkan pemetaan dampak dan tindaklanjut penanganannya.
Selain BRI, BUMN lainnya yang menjadi koordinator di 34 provinsi yaitu BNI, BTN, Bank Mandiri, Pegadaian, Pertamina, PLN, Telkom, PUSRI, Antam, Bukit Asam, Inalum, Timah, Semen Indonesia Group, Pupuk Iskandar Muda, Petrokimia Gresik, Jasa Marga, Pelindo, Angkasa Pura II, TWC, ITDC, JIEP, KAI, dan KIMA.