Semarang (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) mampu tumbuh dan sehat di tengah pandemi COVID-2019, dimana sepanjang tahun 2021, laba usaha Bank Jateng tumbuh 14,71 persen menjadi Rp1,77 triliun. 

"Kinerja Bank Jateng selama 2021 laba usaha tumbuh di atas undustri rata-rata perbankan 14,71 persen dengan mencatatkan laba usaha Rp1,77 triliun. Ini menjadi cerminan Bank Jateng dalam kondisi baik, terus tumbuh, dan sehat," kata Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno pada paparan kinerja tahun 2021 di Bank Jateng, Senin.

Supriyatno menyebutkan untuk penyaluran kredit juga tumbuh 2,78 persen (yoy) menjadi Rp52,53 Triliun; Penghimpunan Dana Pihak Ketuga (DPK) naik 10,80 persen (yoy) menjadi Rp65,35 Triliun; dan total aset Bank Jateng juga meningkat 9,76 persen menjadi Rp80,17 triliun.  
 
Pada akhir Desember 2021, kata Supriyatno, rasio keuangan Bank Jateng menunjukkan kinerja yang semakin solid, dimana Rasio dana murah (CASA) terhadap DPK meningkat dari 53,59 persen pada Desember 2020 menjadi 56,93 persen. Bank Jateng juga mampu meningkatkan pengelolaan operasional dengan semakin efisien, yang tercermin dari penurunan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi 76,42 persen.  
 
Rasio penyaluran kredit terhadap DPK atau LDR (loan to deposit ratio) meningkat dari 71,53 persen pada akhir Desember 2020 menjadi 80,38 persen yang menunjukkan semakin meningkatnya fungsi intermediasi oleh Bank Jateng untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui penyaluran kredit. 

Sementara rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) berhasil diturunkan dari 3,52 persen pada Desember 2020 menjadi 3,17 persen dan masih dibawah batasan sesuai ketentuan otoritas maksimal 5 persen.  

"Berkat kepercayaan pemegang saham dan masyarakat, termasuk pengawasan oleh OJK, Bank Jateng sejak tahun 2018 mampu mempertahankan predikat sebagai Bank Sehat," kata Supriyatno.  
 
Terkait pemulihan ekonomi nasional, katanya, Bank Jateng aktif berperan dalam mendorong kegiatan usaha produktif, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sepanjang tahun 2021 sebesar Rp4,51 triliun atau tumbuh 70,45 persen (yoy) dan keberhasilan penyaluran KUR tersebut didukung dengan keberadaan 94 unit layanan mikro (ULM) yang tersebar di seluruh Jawa Tengah.  
 
Ia menambahkan Bank Jateng juga mendapatkan kepercayaan pemerintah melalui Penempatan Uang Negara (PUN) sebesar Rp2 triliun yang telah disalurkan 45.104 nasabah dengan total outstanding lebih dari Rp7,01 triliun, serta telah menghasilkan dampak ekonomi (multiplier effect) sebesar 7,9 kali, sehingga mempercepat kegiatan pemulihan ekonomi nasional.  
 
Dukungan bagi pelaku UMKM di Jawa Tengah, juga dilakukan melalui UMKM Expo, pelatihan, dan pendamping melalui co-working space, bantuan pemasaran dan lainnya. Untuk membantu permodalan, Bank Jateng juga telah meluncurkan layanan Kredit Lapak yang menyasar para perempuan pedagang pasar tradisional, cicilan kredit yang ringan dan tanpa jaminan itu, diharapkan bisa ikut menggerakkan roda perekonomian Jawa Tengah.  
 
Sementara bagi pelaku UMKM pemula (startup), Bank Jateng telah menyalurkan KMJ Milenial dengan bunga rendah dan syarat yang mudah, sampai akhir Desember 2021 telah tersalur KMJ Milenial kepada 258 debitur senilai Rp5,3 miliar.  
 
Di era kemajuan teknologi yang sangat pesat, Bank Jateng juga telah melakukan berbagai inovasi layanan digital, di samping layanan internet banking dan Bima Mobile Banking, Bank Jateng mengembangkan layanan EDC dan digital launge yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi secara mandiri mulai dari cetak buku, rekening koran, setor dan tarik tunai, serta layanan teller.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024