Pekalongan (ANTARA) - Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, melakukan kesiapsiagaan menghadapi bencana seiring dengan intensitas hujan yang relatif tinggi melanda wilayah setempat.
Penjabat Sekretaris Kabupaten Pekalongan Budi Santosa di Pekalongan, Rabu, mengatakan pemkab telah meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana dengan menyediakan peralatan dan sumber daya manusia (SDM) tangguh bencana.
"Peralatan sistem peringatan atau deteksi dini perlu dilakukan pengadaan untuk dipasang di sejumlah titik rawan bencana. Demikian pula perlu kesiapsiagaan SDM tangguh bencana," katanya.
Beberapa titik rawan bencana di Kabupaten Pekalongan, antara lain tanah longsor, terutama di wilayah atas, seperti Kecamatan Doro, Kandangserang, Petungkriono, Lebak Barang, dan Talun, sedangkan rawan banjir di Kecematan Tirto, Wonokerto, Siwalan, serta Wiradesa.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pekalongan Hindun mengapresiasi upaya pemkab dan Polri/TNI dalam rangka mengupayakan kesiapsiagaan menghadapi bencana di daerah itu.
"Saya yakin dengan persiapan awal yang dilakukan pemkab bersama Polri dan TNI untuk menanggulangi bencana kalau itu terjadi akan lebih mudah untuk membantu warga yang dilanda musibah," katanya.
Ia menyampaikan selain kesiapsiagaan dari tingkat kabupaten, para camat dan forkompimcam juga harus ikut bersiap dan bersinergi dalam rangka memberikan rasa aman kepada masyarakat.
"Namun, kami berharap semoga pada tahun ini tidak terjadi bencana. Kami khawatir dengan kondisi cuaca yang saat ini ekstrem tidak sampai menimbulkan bencana di daerah ini," katanya.
Kepala Polres Pekalongan AKBP Arief Fajar Satria mengatakan dalam rangka kesiapsiagaan bencana, polres akan menerjunkan 205 personel untuk bergabung bersama tim kesiapsiagaan bencana pemkab.
Selain itu, kata dia, akan dibantu juga dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan para relawan yang tergabung dalam tim Penanganan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Pekalongan.
"Mereka akan 'standby' 24 jam seperti biasanya. Jadi kami akan bekerja dengan maksimal untuk mengantisipasi bencana," katanya.
Penjabat Sekretaris Kabupaten Pekalongan Budi Santosa di Pekalongan, Rabu, mengatakan pemkab telah meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana dengan menyediakan peralatan dan sumber daya manusia (SDM) tangguh bencana.
"Peralatan sistem peringatan atau deteksi dini perlu dilakukan pengadaan untuk dipasang di sejumlah titik rawan bencana. Demikian pula perlu kesiapsiagaan SDM tangguh bencana," katanya.
Beberapa titik rawan bencana di Kabupaten Pekalongan, antara lain tanah longsor, terutama di wilayah atas, seperti Kecamatan Doro, Kandangserang, Petungkriono, Lebak Barang, dan Talun, sedangkan rawan banjir di Kecematan Tirto, Wonokerto, Siwalan, serta Wiradesa.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pekalongan Hindun mengapresiasi upaya pemkab dan Polri/TNI dalam rangka mengupayakan kesiapsiagaan menghadapi bencana di daerah itu.
"Saya yakin dengan persiapan awal yang dilakukan pemkab bersama Polri dan TNI untuk menanggulangi bencana kalau itu terjadi akan lebih mudah untuk membantu warga yang dilanda musibah," katanya.
Ia menyampaikan selain kesiapsiagaan dari tingkat kabupaten, para camat dan forkompimcam juga harus ikut bersiap dan bersinergi dalam rangka memberikan rasa aman kepada masyarakat.
"Namun, kami berharap semoga pada tahun ini tidak terjadi bencana. Kami khawatir dengan kondisi cuaca yang saat ini ekstrem tidak sampai menimbulkan bencana di daerah ini," katanya.
Kepala Polres Pekalongan AKBP Arief Fajar Satria mengatakan dalam rangka kesiapsiagaan bencana, polres akan menerjunkan 205 personel untuk bergabung bersama tim kesiapsiagaan bencana pemkab.
Selain itu, kata dia, akan dibantu juga dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan para relawan yang tergabung dalam tim Penanganan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Pekalongan.
"Mereka akan 'standby' 24 jam seperti biasanya. Jadi kami akan bekerja dengan maksimal untuk mengantisipasi bencana," katanya.