Rembang (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menyatakan apresiasi atas sinergi yang dibangun PT Semen Gresik (PTSG) dengan enam badan usaha milik desa (BUMDes) yang berada di area dekat perusahaan.
Apresiasi tersebut diberikan Menteri Desa saat mengunjungi Desa Wisata yang dikelola BUMDes Desa Kajar, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jumat (17/9).
Halim yang didampingi Bupati Rembang Abdul Hafidz serta Direktur Keuangan dan SDM PTSG Muchamad Supriyadi juga menaruh perhatian pada BUMDes Kajar dalam inovasi tata kelola Desa Wisata yang memiliki taman edukasi integrasi pertanian, perkebunan, dan peternakan.
‘’Saya belajar tentang model integrasi di sini. Ada ternak sapi, kambing, ayam arab, puyuh, lele, lalu pembuatan biogas, pupuk sampai aneka tanaman sayuran yang ujungnya untuk ketahanan pangan warga. Edupark bakal saya jadikan model dan kita replikasi ke perusahaan swasta, BUMN-BUMN lain yang berada di desa,’’ tandas Gus Menteri, sapaan akrab Halim.
Keberadaan Edupark ini, lanjut Halim, bisa menjadi prototype untuk menggagas terbentuknya integrated farming atau pertanian terpadu berskala besar yang bisa dilakukan desa-desa di Indonesia. Dia juga berpesan, agar tak mengganggu perputaran ekonomi warga desa, BUMDes harus mengambil core bussines (bisnis utama) yang belum dipilih oleh warga.
Di bagian lain, Bupati Abdul Hafidz yang hadir bersama forkopimda Dandim 0720/Rembang Letkol Kav Donan Wahyu Sejati dan Kapolres AKBP Dandy Ario Yustiawan, berharap agar BUMDes di Rembang mengembangkan program unggulan untuk memberdayakan masyarakat, serta mendukung program Pemerintah one village one product.
Ini merupakan gerakan masyarakat dengan melibatkan pemerintah untuk menggerakkan produk khas dari kreativitas masyarakat lokal di daerah bisa tingkat desa atau kabupaten.
Direktur Keuangan dan SDM PTSG Muchamad Supriyadi menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk berkontribusi positif membangun kemandirian pangan, energi dan ekonomi warga sekitar perusahaan.
‘’Edupark adalah bagian dari progam Perkebunan, Pertanian, Perikanan dan Peternakan Terpadu yang digulirkan SG. Selain sebagai transfer ilmu pengetahuan, Edupark juga menggenjot ekonomi masyarakat,’’ kata Supriyadi dalam siaran persnya, Senin (20/9).
Selain Edupark, lanjut Supriyadi, program lain untuk mendorong BUMDes sebagai pusat ekonomi kreatif adalah pengelolaan air bersih, warung binaan, Kebun Bibit Desa, pemberdayaan UMKM lewat Rumah BUMN Rembang dan mendirikan perusahaan patungan PT Sinergi Mitra Operasi Rembang (SMOR) dengan variasi unit usaha.
SMOR adalah model community development yang sahamnya 52 persen dimiliki SG dan 48 persen milik enam PT BUMDes (Desa Kajar, Timbrangan, Pasucen, Tegaldowo, Kadiwono dan Ngampel).
‘’Kami akan terus melakukan pendampingan, penguatan pelatihan kepada pengelola BUMDes agar mereka mampu dalam manajerial dan mencetuskan inovasi. Harapan kami, BUMDes ikut menjadi motor percepatan pemulihan ekonomi nasional,’’ tambahnya. ***
Apresiasi tersebut diberikan Menteri Desa saat mengunjungi Desa Wisata yang dikelola BUMDes Desa Kajar, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jumat (17/9).
Halim yang didampingi Bupati Rembang Abdul Hafidz serta Direktur Keuangan dan SDM PTSG Muchamad Supriyadi juga menaruh perhatian pada BUMDes Kajar dalam inovasi tata kelola Desa Wisata yang memiliki taman edukasi integrasi pertanian, perkebunan, dan peternakan.
‘’Saya belajar tentang model integrasi di sini. Ada ternak sapi, kambing, ayam arab, puyuh, lele, lalu pembuatan biogas, pupuk sampai aneka tanaman sayuran yang ujungnya untuk ketahanan pangan warga. Edupark bakal saya jadikan model dan kita replikasi ke perusahaan swasta, BUMN-BUMN lain yang berada di desa,’’ tandas Gus Menteri, sapaan akrab Halim.
Keberadaan Edupark ini, lanjut Halim, bisa menjadi prototype untuk menggagas terbentuknya integrated farming atau pertanian terpadu berskala besar yang bisa dilakukan desa-desa di Indonesia. Dia juga berpesan, agar tak mengganggu perputaran ekonomi warga desa, BUMDes harus mengambil core bussines (bisnis utama) yang belum dipilih oleh warga.
Di bagian lain, Bupati Abdul Hafidz yang hadir bersama forkopimda Dandim 0720/Rembang Letkol Kav Donan Wahyu Sejati dan Kapolres AKBP Dandy Ario Yustiawan, berharap agar BUMDes di Rembang mengembangkan program unggulan untuk memberdayakan masyarakat, serta mendukung program Pemerintah one village one product.
Ini merupakan gerakan masyarakat dengan melibatkan pemerintah untuk menggerakkan produk khas dari kreativitas masyarakat lokal di daerah bisa tingkat desa atau kabupaten.
Direktur Keuangan dan SDM PTSG Muchamad Supriyadi menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk berkontribusi positif membangun kemandirian pangan, energi dan ekonomi warga sekitar perusahaan.
‘’Edupark adalah bagian dari progam Perkebunan, Pertanian, Perikanan dan Peternakan Terpadu yang digulirkan SG. Selain sebagai transfer ilmu pengetahuan, Edupark juga menggenjot ekonomi masyarakat,’’ kata Supriyadi dalam siaran persnya, Senin (20/9).
Selain Edupark, lanjut Supriyadi, program lain untuk mendorong BUMDes sebagai pusat ekonomi kreatif adalah pengelolaan air bersih, warung binaan, Kebun Bibit Desa, pemberdayaan UMKM lewat Rumah BUMN Rembang dan mendirikan perusahaan patungan PT Sinergi Mitra Operasi Rembang (SMOR) dengan variasi unit usaha.
SMOR adalah model community development yang sahamnya 52 persen dimiliki SG dan 48 persen milik enam PT BUMDes (Desa Kajar, Timbrangan, Pasucen, Tegaldowo, Kadiwono dan Ngampel).
‘’Kami akan terus melakukan pendampingan, penguatan pelatihan kepada pengelola BUMDes agar mereka mampu dalam manajerial dan mencetuskan inovasi. Harapan kami, BUMDes ikut menjadi motor percepatan pemulihan ekonomi nasional,’’ tambahnya. ***