"Untuk pemulihan ekonomi nasional level desa, yang pertama kami genjot adalah BUMDes dan BUMDes Bersama," ujar Halim Iskandar dikutip dari siaran pers, di Jakarta, Minggu.
Salah satu BUMDes yang dikunjungi Halim Iskandar adalah BUMDes Maju Mapan, Desa Bangsri, Kecamatan Jepon. BUMDes yang mengelola berbagai jenis usaha seperti ternak lele dan konveksi ini berhasil meraih omzet hingga lebih dari Rp30 juta per bulan.
Pria yang akrab disapa Gus Menteri ini mengapresiasi kreativitas BUMDes Maju Mapan yang telah berhasil mempekerjakan sejumlah pemuda di desanya.
Menurut dia, hakikat pengembangan BUMDes adalah untuk memberikan dampak kesejahteraan untuk masyarakat setempat.
"Maka saya selalu tekankan, tidak boleh BUMDes atau BUMDes Bersama mengganggu berbagai usaha yang dilakukan masyarakat," ujarnya.
Gus Menteri mengatakan semua potensi desa yang terkait aset desa harus dikelola oleh BUMDes atau BUMDes Bersama. Ia melarang potensi yang berhubungan dengan aset desa dikelola oleh pihak swasta.
"Kalau pun dikelola swasta, harus bekerja sama dan berkoordinasi dengan BUMDes atau BUMDes Bersama," katanya lagi.
Desa lain yang dikunjungi Gus Menteri ialah Kampung Literasi Sedulur Sikep, Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong yang memiliki potensi sebagai desa wisata adat.
Selanjutnya Desa Nglobo, Kecamatan Jiken yang memiliki potensi desa wisata dan kerajinan akar pohon jati. Kemudian Desa Palon, Kecamatan Jepon yang memiliki potensi peternakan sapi.
Selain itu, Gus Menteri juga mengunjungi Pondok Pesantren Khozinatul Ulum, Kaliwangan, Blora. Di pondok pesantren ini, Gus Menteri berdialog dan memberikan motivasi kepada para santri.
Baca juga: Mendes PDTT minta BUMDes-BUMDesma ambil bagian sukseskan PON Papua
Baca juga: Mendes PDTT minta BUMDes terus inovasi tingkatkan ekonomi desa