Solo (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan sebagian perusahaan yang sempat terdampak oleh pandemi COVID-19 mulai beroperasi normal seiring dengan pemulihan ekonomi di dalam negeri.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah Sakina Rosellasari di Solo, Jumat mengatakan sejak tahun 2020 ada sebanyak 351 perusahaan yang terdampak COVID-19.
"Dari total tersebut ada 101 perusahaan yang beroperasi kembali. Awal pandemi COVID-19 kan ada perusahaan yang kesulitan 'raw material', tenaga kerja asing 'nggak' bisa masuk, kemudian terganggu ekspornya," katanya.
Ia mengatakan seiring dengan berjalannya waktu sejumlah kendala tersebut mulai memperoleh solusi sehingga produksi kembali berjalan.
"'Raw material' sudah ada, terinfo juga beberapa perusahaan kebanjiran order, terutama garmen, 'underwear' (pakaian dalam)," katanya.
Bahkan, dikatakannya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Tengah mencapai 1,210 juta orang dan pada trimester pertama 2021 turun sebanyak 90.000 menjadi 1,120 juta orang.
"Artinya ada geliat operasional perusahaan, harapannya hubungan industrial yang bagus, yang baik, perekonomian juga menggeliat," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Kota Surakarta Agus Sutrisno mengatakan TPT pada tahun 2020 meningkat drastis dibandingkan 2017-2019.
"Angkanya mencapai 7,92 persen di mana sebelumnya hanya berkisar di angka 4 persen. Dalam hal ini kami memaksimalkan 'job canvassing', tidak hanya ke perusahaan dalam kota Solo tetapi juga luar Soloraya. Kami memberikan pelatihan yang arahnya ke wirausaha, seperti pelatihan barista, jamu, dan digital marketing," katanya saat menerima kunjungan kerja Komisi IX DPR RI di Solo.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene mengatakan kondisi di Solo dan sekitarnya lebih baik dibandingkan dengan beberapa daerah lain di Indonesia.
"Kami sudah berkunjung ke beberapa daerah, tujuannya untuk mengetahui dampak COVID-19 kepada tenaga kerja. Di Solo lebih baik dibandingkan dengan daerah lain. Kalau di Solo mereka (pemerintah daerah) punya konsep ke depan," katanya.
Selain menyoroti tenaga kerja, pada kunjungannya tersebut Komisi IX DPR RI juga mendorong pemerintah mempercepat vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat.
Baca juga: Terdampak COVID-19, ribuan karyawan perusahaan di Boyolali dirumahkan
Baca juga: Pelaku UMKM di Kudus mulai bergeliat di tengah pandemi
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah Sakina Rosellasari di Solo, Jumat mengatakan sejak tahun 2020 ada sebanyak 351 perusahaan yang terdampak COVID-19.
"Dari total tersebut ada 101 perusahaan yang beroperasi kembali. Awal pandemi COVID-19 kan ada perusahaan yang kesulitan 'raw material', tenaga kerja asing 'nggak' bisa masuk, kemudian terganggu ekspornya," katanya.
Ia mengatakan seiring dengan berjalannya waktu sejumlah kendala tersebut mulai memperoleh solusi sehingga produksi kembali berjalan.
"'Raw material' sudah ada, terinfo juga beberapa perusahaan kebanjiran order, terutama garmen, 'underwear' (pakaian dalam)," katanya.
Bahkan, dikatakannya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Tengah mencapai 1,210 juta orang dan pada trimester pertama 2021 turun sebanyak 90.000 menjadi 1,120 juta orang.
"Artinya ada geliat operasional perusahaan, harapannya hubungan industrial yang bagus, yang baik, perekonomian juga menggeliat," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Kota Surakarta Agus Sutrisno mengatakan TPT pada tahun 2020 meningkat drastis dibandingkan 2017-2019.
"Angkanya mencapai 7,92 persen di mana sebelumnya hanya berkisar di angka 4 persen. Dalam hal ini kami memaksimalkan 'job canvassing', tidak hanya ke perusahaan dalam kota Solo tetapi juga luar Soloraya. Kami memberikan pelatihan yang arahnya ke wirausaha, seperti pelatihan barista, jamu, dan digital marketing," katanya saat menerima kunjungan kerja Komisi IX DPR RI di Solo.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene mengatakan kondisi di Solo dan sekitarnya lebih baik dibandingkan dengan beberapa daerah lain di Indonesia.
"Kami sudah berkunjung ke beberapa daerah, tujuannya untuk mengetahui dampak COVID-19 kepada tenaga kerja. Di Solo lebih baik dibandingkan dengan daerah lain. Kalau di Solo mereka (pemerintah daerah) punya konsep ke depan," katanya.
Selain menyoroti tenaga kerja, pada kunjungannya tersebut Komisi IX DPR RI juga mendorong pemerintah mempercepat vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat.
Baca juga: Terdampak COVID-19, ribuan karyawan perusahaan di Boyolali dirumahkan
Baca juga: Pelaku UMKM di Kudus mulai bergeliat di tengah pandemi