Solo (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Tengah melakukan terobosan dengan membangun industri garmen di Rutan Kelas 1A Kota Surakarta untuk mengoptimalkan pembinaan warga binaannya. 

Pembangunan industri garmen dengan mengoptimalkan warga binaan di Rutan Kelas 1A Kota Surakarta menggandeng pihak ketiga, kata Kepala Rutan Kelas 1A Kota Surakarta, Urip Dharma Yoga, di Solo, Jumat.

Menurut Urip Dharma, pabrik garmen tersebut istimewanya merupakan pabrik pertama di Jawa Tengah yang dibangun di dalam lapas atau rutan.

Dia mengatakan target utamanya memberikan bekal keterampilan guna meningkatkan kualitas dan mengembangkan potensi  warga binaan pemasyarakatan (WBP) sehingga menjadi manusia yang lebih baik dan produktif. Pada saat mereka  nanti kembali, dapat diterima dan berguna di tengah-tengah masyarakat.

"Pembangunan pabrik tidak hanya sekadarnya. Namun, CV Amura Pratama sebagai mitra kerja menetapkan standar yang tinggi dalam pembangunan pabrik tersebut," katanya.  

Baca juga: Apresiasi kinerja jajarannya, Kemenkumham Jateng beri penghargaan pegawai berprestasi

Ruang bimbingan kegiatan Rutan Surakarta direnovasi dan ditata ulang sesuai standar, kriteria, dan mekanisme kerja layaknya sebuah pabrik pada umumnya. Yang pasti, semua dikelola secara profesional.

Hasilnya, semua sarana dan prasarana penunjang lengkap terpenuhi. Mulai dari instalasi listrik, kursi dan meja kerja, hingga puluhan mesin jahit. Semua dilakukan untuk menjadi mutu hasil produksi.

Menurut Urip Dharma, saat menentukan Sumber Daya Manusianya, Rutan Surakarta tidak main-main. Ratusan WBP Rutan Surakarta lebih dulu diseleksi melalui assement risiko yang dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan Kelas I Surakarta.

Untuk pembekalan skill dasar, Rutan Surakarta bekerja sama dengan Balai Diklat Industri Yogyakarta untuk memberikan pelatihan bersertifikasi kepada WBP yang telah diseleksi. Dari pelatihan tersebut WBP memperoleh keterampilan dasar operasional garmen seperti pemotongan pola bahan, menjahit melalui mesin, serta pengetahuan mengenai tata kelola sebuah pabrik garmen. 

Dia menjelaskan karena dikelola secara profesional, tidak mengherankan bila Pabrik Garmen Rutan Surakarta langsung kebanjiran pesanan. Pada Agustus ini, mereka telah menerima pesanan berupa goodie bag sebanyak 3.900 buah dari masyarakat. 

Baca juga: Pandemi, Kemenkumham Jateng tetap layani pendaftaran kekayaan intelektual

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah A. Yuspahruddin mengatakan tujuan dari pembangunan pabrik garmen itu adalah mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pembinaan WBP. 

"Untuk mengembalikan WBP ke jalan yang benar perlu dukungan penuh semua pihak," kata Yuspahruddin.
 
Menurut Yuspahruddin dibutuhkan andil dan perhatian besar masyarakat luar untuk memberikan support kepada WBP, sehingga ketika kembali ke masyarakat, mereka dapat berperan aktif dalam pembangunan, tidak mengulangi tindak pidana dan dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

Sementara itu, kesuksesan pembangunan industri garmen di Rutan Kelas 1A Surakarta tersebut mendapatkan atensi dan dukungan dari berbagai pihak. Pada prosesnya pembangunannya pabrik ini telah dikunjungi oleh Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, Anggota Komisi III DPR RI, Eva Yuliana, Deputi Pelayanan Publik Kemenpan RB, Noviana Andriana dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, A Yuspahruddin.

Selain itu, proyek pembinaan ini mendapatkan apresiasi tinggi dari Menteri Hukum dan HAM RI, Yassona H Laoly, Ketua DPD RI, La Nyalla Mattaliti, dan Mantan Sekjen Kemenkumham selaku ketua Dewan Pembina Yayasan Peduli Pemasyarakatan, Hasanuddin Massaile. 

Baca juga: Kemenkumham Jateng kembali bagikan 500 paket sembako


 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024